Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 22 January 2012
Setiap orang percaya dipanggil untuk bersaksi bagi Tuhan. Bukan hanya pendeta dan penatua, tetapi semua orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dipanggil untuk bersaksi.
Bersaksi dapat dilakukan dengan bermacam cara. Kesaksian dapat dilakukan melalui kehidupan yang baik, pelayanan kasih, dan pemberitaan Injil.
Untuk bersaksi bagi Tuhan Yesus, kehadiran orang-orang Kristen melalui kehidupan yang berpadanan dengan Injil Kristus (presensi) itu sangat penting (Mat. 5:13-16). Pelayanan kasih dan kepedulian kepada orang-orang disekitarnya (charity) pun merupakan kesaksian yang tidak kalah pentingnya (Mat. 22:37-40; 25:34-40). Namun kedua hal itu tidak dapat menggantikan kesaksian yang berupa proklamasi, yaitu memberitakan Injil kepada orang lain (Mat. 28:18-20; Kis. 1:8).
Ada kalanya orang percaya enggan untuk memberitakan Injil kepada orang lain. Hal ini mungkin dikarenakan kesibukan sehari-hari dan merasa jenuh dengan kehidupan Kristen. Mungkin pula karena merasa tidak siap menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan kepadanya. Atau mungkin juga ia tidak menyukai orang-orang yang diperhadapkan kepadanya. Tetapi Alkitab menyatakan, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya" (2 Tim. 4:2a).
Setiap orang percaya hendaklah menyadari panggilan Tuhan (2 Tim. 4:1). Memberitakan Injil adalah tugas panggilan dari Tuhan sendiri, walaupun dalam kenyataan sehari-hari Ia memakai hamba-hamba-Nya untuk mengingatkan orang-orang percaya akan panggilan-Nya itu. Paulus berpesan kepada Timotius untuk memberitakan Injil atas dasar pernyataan Allah dan demi kerajaan Allah. Pesan itu disampaikan Paulus kepada Timotius di hadapan Allah dan Yesus Kristus yang menghakimi orang yang hidup dan dan mati, untuk mengingatkan Timotius bahwa panggilan itu berasal dari Allah sendiri.
Ketaatan pada panggilan Tuhan harus diwujudkan dengan mempersiapkan diri dengan baik, sehingga dalam waktu yang baik atau tidak baik dia tetap dapat dipakai Tuhan untuk memberitakan firman (2 Tim. 4:2a). Persiapkan diri dengan mempelajari firman Tuhan dan persiapkan hati dengan kerelaan untuk memberitakan Injil. Sangat dibutuhkan kerelaan hati untuk memberitakan Injil dan kesiapan diri untuk melakukannya. Dalam Efesus 6:15 juga diingatkan agar orang-orang percaya "berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtra".
Ketaatan pada panggilan Tuhan harus diwujudkan dengan kesetiaan dalam memberitakan Firman-Nya (2 Tim. 4:2-4). Ingat, yang diberitakan adalah firman Tuhan, bukan keinginan sendiri. Firman Tuhan itu punya kuasa untuk menyatakan apa yang salah dan menasehati orang untuk hidup dalam kebenaran (2 Tim. 4:2b). Ya, semua yang tertulis dalam Alkitab diilhami oleh Allah dan berguna untuk mengajarkan yang benar, untuk menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk mengajar manusia supaya hidup menurut kehendak Allah. (2 Tim. 3:16). Tugas memberitakan Injil memang tidak mudah, karena pada zaman akhir kebanyakan orang tidak mau menerima ajaran yang sehat, dan lebih suka kepada berita yang memuaskan keinginan telinganya (2 Tim. 4:3). Mereka memalingkan telinga mereka dari kebenaran, dan membukanya bagi dongeng (2 Tim. 4:4). Dalam keadaan yang sulit pada akhir zaman ini, orang-orang percaya harus tetap setia memberitakan firman Tuhan.
Ketaatan pada panggilan Tuhan harus diwujudkan dengan sikap menguasai diri dan menyerahkan diri, Sikap itu adalah :
1. Menguasai diri dalam segala hal.
2. Sabar dalam penderitaan.
3. Setia melakukan pekerjaan pemberitaan Injil dan menunaikan tugas pelayanan (2 Tim. 4:5).
4. Rela berkorban (2 Tim. 4:6).
5. Ingin mengakhiri pertandingan dengan baik (2 Tim. 4:7-8).
Tuhan sudah memanggil kita. Marilah kita meresponi panggilan Tuhan dengan ketaatan. Biarlah setiap kita dapat berkata: "Tuhan memanggil, maka aku taat!" AL