Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 19 Juli 2020

Tuhan Yesus mau peduli dan berbagi. Ia tahu bahwa orang banyak yang telah tiga hari mengikuti-Nya sudah kehabisan makanan. Ia peduli kepada mereka. Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan, karena mereka tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan dalam perjalanan pulang, padahal ada sebagian dari mereka yang berasal dari tempat yang jauh (Mrk. 8:2-3). Ia tidak hanya peduli pada mereka, tapi mau berbagi dengan mereka. Ia tidak lepas tangan dan angkat tangan terhadap persoalan yang mereka hadapi, tetapi Ia mau campur tangan dan turun tangan untuk menolong mereka.

Tuhan Yesus mulai dari apa yang ada pada mereka. Ia bertanya kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” Jawab mereka: “Tujuh.” (Mrk. 8:5). Lalu Ia menyuruh orang banyak duduk di tanah (Mrk. 8:6a). Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikan kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan (Mrk. 8:6b). Mereka taat pada-Nya dan memberikan roti-roti itu kepada orang banyak (Mrk. 8:6c). Kemudian Ia mengambil beberapa ikan, sesudah mengucapkan berkat atasnya, ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan (Mrk. 8:7). Perintah-Nya mereka lakukan dengan baik. Hasilnya, mereka mengalami suatu mujizat yang menakjubkan! Mereka semua makan sampai kenyang, dan sisa roti terkumpul 7 bakul, padahal mereka yang berada di situ ada kira-kira empat ribu orang (Mrk. 8:8-9).

Marilah kita belajar dari Tuhan Yesus yang mau peduli dan berbagi kepada sesama. Ia bukan hanya peduli dengan kata-kata belaka, tetapi juga mau berbagi dengan tindakan yang nyata. Ia mulai dengan apa yang ada pada mereka, dan memberkatinya untuk dapat dibagikan kepada orang banyak. Marilah kita belajar untuk mau peduli dan berbagi, dengan memulainya dari apa yang kita punya, bukan dari apa yang kita tidak punya.

Pada saat kita mau memberikan apa yang kita miliki untuk diberkati Tuhan dan dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, maka kita akan melihat hasil yang sangat indah. Meskipun apa yang kita punya tidak banyak, namun bila kita memberikannya dengan tulus hati dan penuh percaya kepada-Nya, maka Ia akan memberkatinya sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Kita akan semakin memahami dan mengalami, bahwa mau peduli dan berbagi berkenan kepada-Nya dan berguna bagi sesama.

AL