Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 11 Maret 2012
Membangun Bait Allah dalam tiga hari? Apakah itu mungkin?
Apa yang kelihatan tidak mungkin itulah yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Ia berkata kepada orang-orang Yahudi, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (Yoh. 2:19).
Orang-orang Yahudi jadi terheran-heran dan tidak bisa percaya. Mereka berpikir apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus itu adalah suatu hal yang mustahil. Mereka berkata kepada-Nya, "Pembangunan Bait Allah ini memakan waktu empat puluh enam tahun, dan Engkau sanggup mendirikannya dalam tiga hari?"
Sebenarnya yang dimaksudkan Yesus dengan "Bait Allah" ialah tubuh-Nya sendiri (Yoh. 2:21).
Perkataan Tuhan itu punya latar belakang peristiwa Tuhan Yesus menyucikan Bait Allah. Pada waktu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus pergi ke Yerusalem. Di sana Tuhan Yesus melihat para pedagang berjualan di halaman Bait Allah. Mereka menjual sapi, domba, serta merpati untuk kurban. Juga para penukar uang duduk menghadapi meja mereka. Tuhan Yesus marah melihat keadaan itu. Bait Allah yang seharusnya menjadi tempat orang beribadah kepada Allah, sudah berubah menjadi pasar tempat orang berjualan.
Yesus membuat cambuk dari tali dan mengusir mereka ke luar. Sapi dan domba dihalau-Nya ke luar. Uang para penukar dihamburkan-Nya ke atas lantai dengan membalikkan meja mereka. Kemudian Ia pergi kepada orang-orang yang menjual merpati serta berkata kepada mereka, "Bawa ke luar semua ini! Janganlah Rumah Bapa-Ku dijadikan pasar!".
Sesudah Tuhan Yesus membersihkan Bait Allah itu, orang-orang Yahudi menantang Yesus dan mendesak-Nya untuk memberikan suatu tanda untuk membuktikan wewenang-Nya dalam berbuat demikian. Kata mereka: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?".
Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali".
Tuhan Yesus telah sungguh-sungguh memulihkan kehormatan bait Allah. Dengan membersihkan Bait Allah dari para pedagang dan penukar uang, Ia ingin kita menyadari bahwa kesucian Bait Allah harus tetap dijaga.
Lebih dari itu, Ia ingin kita menyadari bahwa kesucian Bait Allah, yang begitu ingin Ia jaga, hanyalah merupakan bayangan dari Bait Suci yang lain dan mengarahkan kita untuk memikirkan Bait Suci itu, yang wujudnya adalah Kristus (Ibr. 9:9; 2:17). Bait Suci itulah yang didirikan-Nya selama tiga hari melalui kematian dan kebangkitan-Nya.
Dalam menjelaskan ayat 21, "Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri", Matthew Henry menjelaskan:
- Seperti Bait Allah, tubuh-Nya pun dibangun langsung oleh perintah ilahi: "Engkau telah menyediakan Tubuh bagiku" (Ibr.10:5)
- Seperti Bait Allah, tubuh-Nya pun adalah bait yang kudus, yang disebut dengan yang kudus itu.
- Tubuh-Nya, seperti Bait Allah, merupakan tempat kediaman kemuliaan Allah. Di sanalah Firman yang kekal berdiam, shekinah yang sesunggguhnya. Dialah Imanuel – Allah beserta kita.
- Bait Allah merupakan tempat dan sarana hubungan antara Allah dan umat Israel. Disana Allah menyatakan diri-Nya kepada mereka, di sana mereka mempersembahkan diri dan ibadah mereka kepada-Nya. Umat yang beribadah memandang ke arah rumah itu (1 raj. 8:30,35). Jadi, kita pun harus menyembah Allah dengan mata yang tertuju kepada Kristus.
Setelah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati, barulah murid-murid-Nya teringat akan kata-kata ini dan mereka sadar, bahwa apa yang telah dikutip-Nya dari Kitab Suci, benar-benar mengenai diri-Nya dan telah digenapi. Merekapun semakin percaya akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus (Yoh. 2:22). - AL -