Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 04 Maret 2012

Setiap Orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Markus 8:34)

Segala keputusan yang kita ambil ada resikonya. Ada yang resikonya kecil, ada yang resikonya besar. Ada yang resikonya sementara, ada yang resikonya lama, bahkan kekal.

Kalau kita mau mengikut Tuhan Yesus, kita harus siap untuk mengambil resikonya. Tuhan Yesus datang ke dalam dunia adalah untuk menempuh jalan penderitaan, bahkan mati di atas kayu salib, supaya umat manusia bisa diselamatkan. Mau mengikut Yesus berarti harus siap pula menempuh perjalanan penderitaan, yaitu memikul salib. Tuhan Yesus mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mrk. 8:34).
Kita bebas untuk memilih mau memikul salib atau tidak. Tidak ada yang memaksa. Tetapi kalau mau sungguh-sungguh mengikut Yesus, resiko memikul salib harus dipenuhi.

Petrus mau mengikut Yesus, tetapi ia belum siap untuk memikul salibnya. Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia ketika mendengar Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Dia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit pada hari ketiga. Tuhan Yesus mengatakan bahwa ia akan memikul salib-Nya. Tetapi Petrus belum siap menerima kenyataan itu serta konsekuensi yang harus ditanggung olehnya. Itu sebabnya Ia menegur Yesus. Petrus bukan saja tidak siap memikul salibnya sendiri, tetapi Ia malah menginginkan agar Tuhan Yesus tidak memikul salib-Nya.

Tuhan Yesus marah kepada Petrus dan menghardiknya dengan keras, “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Mrk 8:33). Lalu Tuhan Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya serta berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mrk. 8:34).

Memikul salib dimulai dengan menyangkal diri, artinya kita mati bagi keakuan kita dan mulai hidup bagi Kristus. Sekedar menyangkal diri saja belum cukup, kita juga harus memikul salib. Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus siap kehilangan nyawa karena Dia dan karena Injil (Mrk. 8:35). Ini adalah ujian dari iman kita yang sesungguhnya. Kita bukan hanya harus menyangkal diri dan memikul salib, tetapi juga harus menyatakan diri sebagai pengikut Yesus tanpa malu dan sanggup bersaksi tentang Dia sekalipun situasinya sulit (Mrk. 8:36-38).

Mau mengikut Tuhan Yesus itu memang tidak gampang. Ada perjalanan penderitaan yang harus ditempuh. Kendatipun demikian, perjalanan penderitaan itu adalah perjalanan menuju kepada kebahagiaan yang sejati. Menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia membawa kita kepada hidup yang berkemenangan. Jalan salib adalah jalan kepada hidup yang kekal dan mulia.

Orang-orang yang mau mengikut Yesus harus siap menempuh perjalanan penderitaan. Marilah kita mempersiapkan diri untuk menghadapinya. - AL -