Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 21 September 2025
Bacaan Alkitab: Matius 11:25-30
Perikop yang menjadi bacaan Alkitab minggu ini merupakan bagian dari satu kisah besar: - Mat. 11:20-24: kisah orang-orang yang dikutuk atau dihukum - ”the condemned” - Mat. 11:25-30: kisah orang-orang yang diterima Allah - ”the accepted”.
Salah satu yang diterima oleh Tuhan adalah mereka yang letih lesu dan berbeban berat. Mat. 11:28 menyatakan,”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Ini adalah semacam undangan Yesus bagi setiap orang untuk memasuki kehidupan bersama-sama dengan Dia. Kata ”marilah ...” tentunya mengandung ajakan yang bersahabat bagi orang yang merasa takut, ragu, bimbang, dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan di tengah tekanan hidup atau beban yang berat. Yang Yesus undang bukanlah orang yang bijak dan pandai seperti yang disebutkan dalam ayat 25, tapi orang yang letih lesu dan berbeban berat supaya mereka mengalami kelegaan.
Di ayat 29 dimunculkan istilah ”kuk”, mengacu pada gandar/kuk yang biasa dipasang pada leher keledai atau lembu agar dapat menarik kereta ataupun dipakai untuk membajak. Kalau kuk lain dipasang untuk menyusahkan dan membebani yang dipasangi kuk itu, maka kuk yang Yesus tawarkan justru beda: Yesus bukan mau menyusahkan dan membebani pengikut-Nya, tapi Ia mau mengundang kita untuk menyerahkan diri kepada-Nya, untuk dituntun dan diarahkan oleh Yesus.
Selain itu, Yesus mengatakan bahwa kuk-Nya enak. Sebuah kuk untuk binatang harus dibentuk agar cocok atau pas dengan leher binatang itu agar jangan menyakitinya. Kalau ”kuk” atau beban yang harus ditanggung para pengikut Yesus adalah kuk yang enak, itu artinya: Yesus tahu persis beban yang ditanggung adalah beban yang pas dengan kekuatan kita dan tidak akan melampaui kekuatan kita untuk menanggungnya. Kita juga tidak menanggung beban itu sendirian, tapi Ia ikut menanggungnya.
Hari ini dalam rangkaian kegiatan Bulan Misi, tema ibadah Minggu ini adalah ”Memperjumpakan yang Letih Lesu dengan Kristus”. Menjadi tugas gereja untuk menyambut dan menopang mereka yang datang ke gereja dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Sebagian dari anggota gereja mengalami keletihan karena pergumulan yang berat dalam hidup pribadi dan keluarga mereka. Sebagian lagi mengalami kelesuan dalam relasi dengan Tuhan dan pelayanan. Sementara yang lain membawa beban berat kesulitan-kesulitan hidup saat ini. Menjadi tugas gereja dan orang-orang percaya untuk memperjumpakan rekan-rekan yang sedang dalam keadaan letih, lesu, dan berbeban berat dengan Tuhan, agar mereka tetap mengalami dan merasakan tuntunan Tuhan dalam keadaan terberat mereka sekalipun. Supaya apa? Supaya mereka mengalami kelegaan. Mengalami lagi shalom dan sukacita sebagai umat Tuhan.