Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 19 Agustus 2012

Seorang hamba Tuhan, Larry Lea, bertanya kepada orang-orang percaya:  “Apa yang paling Anda butuhkan dalam hidup ini?”    

Ada yang menjawab: “Saya membutuhkan kemantapan dalam segi keuangan!” Maka dia berkata, “Bukan, Anda membutuhkan hikmat bijaksana untuk mengetahui cara mencapai kemantapan dalam segi keuangan.”

Ada beberapa orang yang menjawab: “Saya membutuhkan ketaatan anak-anak saya terhadap diri saya. Rumah tangga saya sangat guncang dan kacau. Keadaannya akan sempurna kalau saja anak-anak saya mau patuh.” Larry berkata, “Bukan! Bukan itu yang sesungguhnya Anda butuhkan. Anda membutuhkan hikmat bijaksana untuk mengetahui bagaimana cara menjadi orang tua yang baik dan untuk mengetahui bagaimana cara membimbing keluarga Anda.”

Ada yang berkata: “Saya perlu agar pasangan saya mulai mencintai saya.” Dia menjawab orang itu: “Yang sesungguhnya Anda butuhkan adalah hikmat untuk mengetahui cara menjadi pasangan yang baik itu sendiri.”

Ada yang berujar: “Saya membutuhkan seorang teman, seorang yang dapat diajak bicara.” Tanggapannya, “Bukan. Anda membutuhkan hikmat bijaksana untuk mengetahui cara menjadi teman yang baik terhadap seseorang terlebih dahulu.”

Memang benar apa yang dikatakan oleh Larry Lea. Kita membutuhkan hikmat dalam menjalani kehidupan ini, yaitu hikmat di dalam Kristus. Hikmat atau kebijaksanaan di dalam Kristus sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kebijaksanaan manusia tidak dapat hidup dengan baik.  Kalau tidak ada hikmat manusia bisa salah jalan.

Alkitab mengajarkan bahwa Tuhanlah yang memberi hikmat (Ams. 2:6). Dalam Amsal 9:10 dinyatakan bahwa “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.”

Kita harus datang kepada Tuhan untuk memperoleh hikmat. Dengan takut akan Tuhan kita berjalan dalam kebijaksanaan. Memperoleh hikmat di dalam Tuhan harus dilanjutkan hidup bijaksana di dalam Dia.

Hikmat dari Tuhan itu menolong kita untuk dapat senantiasa memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup. Alkitab mengatakan: “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” (Ef. 5:15).  

Dengan hikmat di dalam Kristus kita memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup. Baik di hadapan Allah, di tengah keluarga, maupun kepada sesama. Apakah sudah baik, kurang baik, atau tidak baik?  Memperhatikan hidup dengan seksama dapat dipahami sebagai suatu evaluasi terhadap hidup yang telah dilalui, memperbaiki hidup saat ini, dan meningkatkan kwalitas hidup di waktu yang akan datang.

Hikmat dari Tuhan menolong kita untuk dapat mempergunakan waktu dengan baik.  Alkitab mengatakan: “Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” (Ef. 5:16).

Rasul Paulus mempergunakan kata “kairos” untuk “waktu”. Sebenarnya ada kata lain yang menunjukkan konsep waktu, yaitu “kronos”.  Kata kronos berarti rentang waktu, yang ditandai dengan tahun, bulan, hari, jam, menit dan seterusnya. Sedangkan kata kairos merupakan suatu bagian dari waktu dalam kehidupan, yang ditandai dengan terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang penting. Itu sebab  kairos disebut juga sebagai moment atau kesempatan. Jadi, orang-orang percaya harus menggunakan setiap kesempatan dengan baik untuk sesuatu yang berarti.  

Gunakanlah waktumu untuk dapat semakin berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Tuhan (Kol. 2:6-7). Pergunakanlah kesempatan yang ada untuk melayani sesuai dengan karunia yang dianugerahkan Roh Kudus (Rm. 12:6-8), berbuat baik kepada semua orang (Gal. 6:10), serta bersaksi bagi Kristus (Kis. 1:8).

Hikmat dari Tuhan menolong kita untuk dapat memahami kehendak Tuhan dan berjalan dalam kehendak-Nya. Alkitab mengatakan: “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”              (Ef. 5:17).

Orang bijaksana akan berusaha mengerti kehendak Tuhan dan melaksanakannya.  Kehendak Tuhan adalah yang terbaik dan terindah bagi manusia. Dengan hikmat bijaksana dari Tuhan kita berusaha supaya mengerti kehendak Tuhan untuk kita terapkan dalam kehidupan kita.

Hikmat bijaksana itu bukan hanya untuk surga. Itu dibutuhkan sekarang, di bumi.  Kearifan bukan sekedar untuk diketahui, tetapi untuk diaplikasikan dalam kehidupan kita di dunia ini.

Kita membutuhkan hikmat untuk menjalani hidup di dunia ini. Berusahalah untuk memperoleh hikmat di dalam Kristus, dan jalani kehidupan dengan hikmat-Nya.  

AL