Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 17 September 2017
Ibadah bukan hanya suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, tetapi juga suatu perayaan yang dapat dinikmati. Ibadah bukan sekedar menjalankan rutinitas seremonial keagamaan, melainkan suatu kesempatan untuk menyembah Allah, mendengarkan-Nya dan menikmati persekutuan dengan-Nya.
Nehemia 8:1-13 memaparkan suatu ibadah yang diikuti umat dengan penuh antusias dan sukacita. Kendatipun waktu ibadah agak panjang, yaitu dari pagi sampai tengah hari (Neh. 8:4), tetapi mereka dapat mengikuti dan menikmati ibadah itu. Apa rahasianya?
1. Menyiapkan diri sebelum ibadah. Menikmati ibadah diawali dengan persiapan diri yang baik. Segala persoalan dengan sesama dapat mereka atasi, sehingga mereka bisa ”serentak” berkumpul di depan pintu gerbang Air (Neh. 8:2a). Hati mereka telah siap untuk berbakti kepada Allah dan mendengar firman-Nya. Karena itu mereka tidak datang terlambat, tetapi pagi-pagi benar mereka sudah hadir untuk beribadah (Neh. 8:2,4).
2. Menghormati Allah dalam ibadah. Umat Israel menghormati Allah di dalam ibadah. Rasa hormat itu yang membuat mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah (Neh. 8:7b). Hormat akan Allah juga yang membuat mereka bangkit berdiri pada saat firman Allah dibuka dan dibacakan (Neh. 8:6). Hanya orang-orang yang hatinya menghormati Allah yang dapat menikmati ibadah.
3. Mengikuti seluruh acara ibadah dengan sepenuh hati. Umat Israel mengikuti seluruh acara ibadah dengan sepenuh hati. Mereka ikut memuji Tuhan dengan hati yang mengamini apa yang dinyanyikan (Neh. 8:7a). Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan firman Tuhan (Neh. 8:4b). Dengan antusias mereka mendengarkan penjelasan Firman Tuhan (Neh. 8:8-9).
4. Berusaha memahami Firman Tuhan yang diuraikan dalam ibadah. Umat Israel berusaha mengerti firman Tuhan. Mereka rindu mendengarkan firman Tuhan (Neh. 1:2), mendengarkan pembacaan firman Tuhan dengan baik (Neh. 8:4), dan berusaha memahami saat firman Tuhan yang diuraikan (Neh. 8:8-9). Firman Tuhan itu mula-mula membuat mereka bertobat dan menangis (Neh. 8:10). Tetapi kemudian membuat mereka bersukacita, karena mereka mengerti segala firman yang disampaikan kepada mereka (Neh. 8: 10-13).
AL