Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 15 Juli 2018
Menyuarakan kebenaran itu penting. Allah tidak saja menginginkan kita melakukan kehendak-Nya dan hidup dalam kebenaran, tetapi juga mampu dan mau menyuarakan kebenaran. Bila orang yang mengetahui kebenaran tidak mau menyampaikannya, maka orang-orang yang ada di sekitarnya tidak akan mendengar suara kebenaran dan akan tetap hidup di dalam dosa.
Menyuarakan kebenaran butuh keberanian. Di dunia yang dipenuhi dengan dosa, pelanggaran dan kemunafikan ini, diperlukan orang-orang yang berani menyuarakan kebenaran. Orang-orang Kristen jangan hanya berdiam diri ketika melihat ketidak-benaran merajalela. Sikap Yohanes Pembaptis dapat menjadi contoh. Ia tidak takut menyuarakan kebenaran serta menegor raja Herodes yang telah berbuat salah: “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!” (Mrk. 6:18). Tujuannya adalah agar raja Herodes bisa menjadi insaf dan berbalik ke jalan yang benar.
Menyuarakan kebenaran mengandung resiko. Tidak semua orang suka mendengar suara kebenaran, bahkan ada yang dapat menjadi marah ketika mendengarkannya. Herodias, “istri haram” Herodes, menjadi marah dan menaruh dendam kepada Yohanes yang menyuarakan kebenaran perihal hubungan haram mereka, bahkan ia bermaksud untuk membunuhnya (Mrk. 6:19). Pada waktu kesempatan yang baik datang bagi Herodias, maka ia pun menggunakannya dengan menyuruh anaknya agar meminta kepala Yohanes Pembaptis dipenggal (Mrk. 6:21-28). Menyuarakan kebenaran memang mengandung resiko, tetapi orang-orang Kristen tidak boleh takut untuk melakukannya. Ingatlah perkataan Tuhan Yesus: “Jika dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu” (Yoh. 15:18).
Menyuarakan kebenaran perlu kesabaran. Orang-orang Kristen pada satu sisi harus berani menyuarakan kebenaran, tetapi di sisi lain juga harus memiliki kesabaran untuk melakukannya. Sabar artinya selalu siap sedia dan tahu menggunakan waktu yang tepat, serta tidak gampang menyerah. Camkanlah firman Tuhan: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (2Tim. 4:2).
AL