Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 21 Juni 2020

Matius 10 : 37 - 39 berbicara soal harga yang harus dibayar untuk mengikut Yesus atau menjadi murid Yesus, apa saja itu?

Pertama, kasih yang total : “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku” (Matius 10:37). Menjadi murid-Nya maka harus memiliki kasih yang total. Yesus tidak melarang murid untuk mengasihi keluarga, bahkan murid yang tidak mengasihi keluarga bukanlah murid Yesus bahkan bukan manusia lagi, tapi kasih kepada keluarga jangan sekali-kali menjadi penghalang untuk mengikuti Dia sebab mengikut Yesus lebih penting dari segala ikatan yang dijalin seorang dengan keluarganya.

Kedua, menjadi murid Yesus memikul salib dan mengikut Aku : “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Matius 10:38). Memikul salib dalam Matius 10 ini dengan latar belakang : Orang-orang Romawi menyalibkan seseorang untuk mempermalukan orang itu di hadapan umum, untuk menunjukkan bahwa manusia yang disalib sungguh-sungguh tidak berharga, sampah busuk dan harus disingkirkan, itu yang dialami Yesus. Murid Yesus juga akan mengalami hal yang sama. Apa artinya bagi kita? Yesus minta kepada murid-Nya untuk rela memikul salib, bukan hanya salib diri sendiri atau menjalani penderitaan sendiri, tetapi juga menjalani penderitaan orang lain. Yesus sendiri menderita dan mati disalib bukan karena Ia menikmati penderitaan sendiri, tetapi demi umat berdosa.

Ketiga, ada harga yang harus dibayar : pengorbanan yang paling berharga, “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 10:39). Murid harus siap menerima konsekuensi mengikut Yesus sampai kehilangan nyawa. Nyawa adalah sesuatu yang berharga, mulia, dan agung. Jadi Tuhan menuntut berkorban bahkan kehilangan yang berharga, mulia dan agung.

SO