Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 19 April 2020
Perjalanan Emaus adalah perjalanan iman murid-murid bersama Tuhan. Dua orang murid menuju Emaus (ayat 13). Pertanyaan buat kita? Kenapa meninggalkan Yerusalem menuju Emaus? Mereka ingin meninggalkan persekutuan dengan murid-murid yang lain. Kenapa? Mereka kecewa karena guru dan Tuhan mengalami kematian, kecewa karena harapan yang pudar, janji-janji menjadi hampa, tiada lagi yang dinantikan dan diharapkan. Mereka ke Emaus untuk mencari kemungkinan lain yang lebih kongkrit, yang langsung membawa hasil, atau yang memberi kekuasaan. Saat ini pusat hidup mereka menjadi kabur dan tak jelas.
Lalu mereka berjumpa dengan Yesus dalam perjalanan itu. Bagaimana perjumpaan itu bisa mengubahkan para murid? Lukas 24:15, “datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama mereka”, artinya Yesuslah yang berinisiatif menghampiri kedua murid itu ketika mereka kehilangan harapan, kecewa serta mengalami kepahitan hidup.
Lalu apa yang terjadi? Yesus mengajak mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi (ayat 14); tentang Yesus, pengadilan, penyaliban dan tentang kubur yang kosong yang diceritakan oleh perempuan-perempuan. Mereka bercakap-cakap tentang pengalaman pahit yang masih bercokol di hati ketika semua harapan sirna dan kandas karena akhirnya Yesus mengalami kematian. Mereka bukan hanya dua manusia yang kecewa tapi juga yang terluka. Akibatnya seperti tertulis dalam Lukas 24:16, “tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia”. Menyedihkan sekali! Penderitaan, kesedihan dan kedukaan menghalangi mereka mengenali kehadiran Yesus.
Selanjutnya Yesus menyatakan diri-Nya lewat tanda yang telah mereka kenal, pemecahan roti. Pemecahan roti bagi gereja adalah mengingat ulang akan kasih Tuhan, simbol bahwa Tuhan telah memberi kehidupan-Nya sehingga keraguan dan kebimbangan kita dihancurkan. Melalui peristiwa ini, kita diingatkan bahwa sebenarnya kita tidak perlu bimbang dan ragu, karena iman tidak berhenti kepada Yesus yang mati, tetapi Yesus yang bangkit. Kebangkitan Yesus bukan menghilangkan persoalan dalam hidup kita, tetapi jaminan bahwa Dia beserta kita di dalam segala keadaan. Jadi ketika persoalan itu datang, kita tidak goyah karena kita tahu ada Kristus di situ. Kuasa Yesus jauh lebih besar dari persoalan yang bagaimanapun besarnya...... (dari beberapa sumber)
SO