Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 4 Juni 2017
Hari ini kita merayakan Hari Pentakosta (Ibr: “Khamisysyim yom”; Yun: “pentakosta hemeras” yang artinya ”hari kelima puluh”). Bagi umat Isreal, hal ini menunjuk kepada jumlah hari, mulai dihitung dari persembahan berkas jelai pada permulaan hari raya Paskah hingga pada hari ke-50 yang dirayakan sebagai hari raya Pentakosta. Karena 50 hari sama dengan 7 minggu, maka hari ini juga disebut “khag syavuot” (hari raya Tujuh Minggu). Pada hari raya Tujuh Minggu itu orang-orang Israel membawa persembahan sukarela sebagai ucapan syukur kepada Tuhan (Ul. 16:10). Umat Kristen memaknai hari Pentakosta lebih mendalam dari umat Israel, karena pada hari Pentakosta itu Roh Kudus turun dan tinggal pada orang-orang percaya untuk memulihkan mereka dalam relasi dengan Allah, diri, sesama, dan alam ciptaan-Nya dan mempersatukan mereka untuk berkarya bagi kemuliaan-Nya.
Roh Kudus memulihkan dan mempersatukan orang-orang percaya untuk hidup intim dengan Allah dan memuliakan nama-Nya. Roh Kudus memimpin mereka mengenal Allah dan kebenaran-Nya, sehingga mereka mampu mengenal diri sendiri yang berdosa dan menyadari kebutuhan mereka akan anugerah Allah yang menyelamatkan. Roh Kudus menuntun mereka untuk bertobat, percaya kepada Tuhan Yesus, dan tetap tinggal di dalam Dia sehingga mereka dapat berakar, bertumbuh dan berbuah.
Roh Kudus memulihkan dan mempersatukan tubuh Kristus di dalam satu persekutuan kasih yang hangat. Ia menolong mereka untuk menghasilkan buah Roh dan mengaruniakan kepada mereka berbagai karunia Rohani. Itulah sebabnya mereka dapat memiliki persekutuan kasih yang saling memperhatikan, saling mendoakan, dan saling melayani sesuai dengan karunia mereka masing-masing.
Roh Kudus memulihkan dan mempersatukan umat Allah untuk menjadi saksi Kristus. Ia membimbing umat Allah untuk menjadi saksi Kristus melalui hidup yang diubahkan, pelayanan kasih dan pemberitaan Injil. Roh Kudus juga memulihkan dan mempersatukan orang-orang percaya untuk menjalin relasi dan kerja sama dengan sesamanya untuk kepentingan masyarakat, kesatuan bangsa, kemajuan negara, dan kelestarian alam semesta.
AL