Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 14 Mei 2017
Alkitab menjelaskan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, dan keselamatan itu kita terima melalui iman (Ef. 2:8-9). Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik, tetapi kita diselamatkan untuk melakukan perbuatan baik. Alkitab menyatakan bahwa orang-orang percaya diciptakan baru dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik (Ef. 2:10). Sebab barang siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru (2Kor. 5:17) dan Roh Kudus menolongnya untuk menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23). Bukan perbuatan baik yang menyelamatkan, tetapi perbuatan baik itu merupakan salah satu tanda dari orang yang telah diselamatkan.
Seorang murid menyatakan imannya yang hidup dalam Kristus melalui perbuatan-perbuatannya. Alkitab menyatakan bahwa “jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak. 2:17); “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak. 2:26). Firman Tuhan menyatakan bahwa iman menjadi sempurna apabila iman disertai dengan perbuatan-perbuatan: “Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” (Yakobus 2:22)
Seorang murid menyatakan imannya yang hidup dalam Kristus dengan bersandar pada anugrah Allah. Allah, di dalam Kristus, telah mengaruniakan Roh Kudus untuk menolong dan membimbing orang-orang percaya. Allah, melalui Roh Kudus, juga sudah mengaruniakan firman-Nya untuk mengajar dan mendidik mereka hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Seorang murid menyatakan imannya yang hidup dalam Kristus dengan melakukan firman-Nya. Firman Tuhan adalah sarana yang dipakai Roh Kudus “untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” 1(2Tim. 3:16). Agar iman dan perbuatan dapat terintegrasi dengan baik, maka seorang murid Kristus hendaklah menjadi pelaku firman, dan tidak menjadi pendengar firman saja. Firman Tuhan bukan hanya untuk didengar lalu dilupakannya, melainkan untuk dihayati dan dilakukannya (Yak. 1:21-25; 2:17).
AL