Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 8 September 2019

Di dalam Lukas 14:25-33, Tuhan Yesus berbicara tentang “harga” untuk mengikut Dia, yaitu rela memberikan totalitas hidup kepada Tuhan untuk melayani-Nya dan sesama.

Mengikut Tuhan Yesus berarti mengasihi Dia secara total. Pada saat orang banyak berduyun-duyun mengikut Dia dalam perjalanan-Nya (Luk. 14:25), sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: “Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci…., ia tidak layak menjadi murid-Ku.” (Luk. 14:26). Dilihat dari konteks ayat tersebut, kata “membenci” memiliki pengertian tidak mengasihi sesuatu lebih dari mengasihi Tuhan. Orang yang mengasihi bapanya, ibunya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, bahkan nyawanya sendiri lebih dari mengasihi Tuhan, maka ia tidak layak menjadi murid-Nya. Untuk mengikut Tuhan Yesus orang harus mengasihi Dia secara total.

Mengikut Yesus berarti rela melepaskan dirinya secara total dari segala miliknya (Luk. 14:33). Jikalau ada sesuatu yang mengikat dirinya, baik harta, kedudukan maupun kesenangan, maka ia tidak dapat mengikut Yesus. Mau mengikut Yesus berarti mau melepas diri secara total dari segala sesuatu yang mengikat dirinya, termasuk apa yang dimilikinya. Andreas, Simon, Yohanes dan Yakobus adalah contoh dari orang-orang yang rela melepaskan segala miliknya untuk mengikut Yesus. Melepaskan segalanya untuk mengikut Tuhan Yesus tampaknya bukan menjadi kesedihan bagi para murid-Nya itu, karena panggilan Tuhan dan sukacita dalam mengikuti-Nya lebih signifikan bagi mereka dari pada segala sesuatu yang mereka tinggalkan.

Mengikut Tuhan Yesus berarti mempersembahkan diri secara total untuk memikul salib. Yesus berkata: “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk. 14:27). Memikul salib dimulai dengan menyangkal diri (Mrk. 8:34), artinya mati bagi keakuan diri dan mulai hidup bagi Kristus. Sekedar menyangkal diri saja belum cukup, tetapi juga harus memikul salib. Orang yang memikul salib harus siap kehilangan nyawa karena Tuhan dan karena Injil (Mrk. 8:35). Ini adalah ujian dari iman yang sesungguhnya. Pengikut Kristus bukan hanya harus menyangkal diri dan memikul salib, tetapi juga harus menyatakan diri sebagai pengikut Yesus tanpa malu, serta sanggup bersaksi bagi-Nya sekalipun dalam situasi yang sulit (Mrk. 8:36-38).

Mengikut Yesus berarti rela memberikan totalitas hidup kepada-Nya. Dengan totalitas hidup mengasihi Tuhan Yesus, melepaskan segala miliknya, memberi diri untuk memikul salib dan mengikut Dia.

AL