Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 15 September 2019
Pada suatu hari Tuhan Yesus diprotes oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka (Luk. 15:1-2). Mereka beranggapan bahwa orang terhormat seperti Yesus tidak sepantasnya makan bersama dengan orang-orang berdosa. Menurut pandangan mereka, orang-orang berdosa itu seharusnya dihukum, dijauhi dan dikucilkan.
Tuhan Yesus menggunakan kesempatan itu untuk menjelaskan tentang kasih Allah terhadap yang terhilang. Ia tidak langsung menghukum orang-orang berdosa, apalagi menjauhi dan mengucilkan mereka. Ia justru datang, melalui Putra Tunggal-Nya, untuk mencari dan menyelamatkan mereka. Ia menggunakan perumpamaan tentang domba yang hilang (Luk. 15:3-7) dan dirham yang hilang (Luk. 15:8-10) untuk mengajarkan kebenaran yang penting itu.
Tuhan Yesus mengatakan: "Andaikata seorang dari kalian mempunyai seratus ekor domba, lalu ia kehilangan seekor -- apakah yang akan dibuatnya? Pasti ia akan meninggalkan domba yang sembilan puluh sembilan ekor itu di padang rumput, dan pergi mencari yang hilang itu sampai dapat. Dan kalau ia menemukan kembali domba itu, ia begitu gembira sehingga dipikulnya domba itu di bahunya, lalu membawanya pulang. Kemudian ia memanggil kawan-kawan dan tetangga-tetangganya, dan berkata, 'Mari kita bergembira. Dombaku yang hilang sudah kutemukan kembali!' Nah, begitulah juga di surga ada kegembiraan yang lebih besar atas satu orang berdosa yang bertobat, daripada atas sembilan puluh sembilan orang yang sudah baik dan tidak perlu bertobat." (Luk. 15:4-7, BIS).
Tuhan Yesus melanjutkan lagi: "Atau andaikata seorang wanita mempunyai sepuluh uang perak, lalu kehilangan sebuah -- apakah yang akan dibuatnya? Ia akan menyalakan lampu dan menyapu rumahnya serta mencari di mana-mana sampai ditemukannya uang itu. Pada waktu ia menemukan uang itu, ia memanggil teman-teman serta tetangga-tetangganya, lalu berkata, 'Aku senang sekali sudah menemukan kembali uangku yang hilang. Mari kita bergembira!' Begitulah juga malaikat Allah gembira kalau ada satu orang jahat bertobat dari dosa-dosanya. Percayalah!" (Luk. 15:8-10, BIS).
Tuhan mengasihi orang-orang yang terhilang. Orang-orang yang tersesat dan jatuh ke dalam dosa tetap dikasihi-Nya. Ia menghendaki agar mereka bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Kasih Allah kepada manusia membuat-Nya mengutus Putra Tunggal-Nya ke dalam dunia untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang berdosa.
AL