Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 21 Agustus 2011

Dr. Bill Hybels, begitulah namanya dikenal oleh semua orang di seluruh dunia. Bill Hybels adalah pendiri Willow Creek Community Church, yang terletak di bagian selatan Barrington, Illinois. Bill Hybels adalah pemimpin yang sangat berpengaruh saat ini, Presiden Barack Obama pernah mengajukan namanya sebagai salah satu caleg, namun hybels mengurungkan niatnya untuk terjun dalam dunia politik karena tetap komit untuk menjalankan tanggung jawabnya pada pelayanan rohani.

Awal pelayanan Hybels dimulai dari sebuah kerinduan untuk melayani anak-anak muda. untuk mewujudkan visinya, Hybels masuk ke sekolah Alkitab di Trinity College. Setelah tamat, di tahun 1971 ia bersama seorang rekannya, Dave Holmbo memulai pelayanan dalam sebuah kelompok kecil pemuridan yang diberi nama Son City, khusus untuk menjangkau anak remaja dan pemuda. Hybels dan Dave kemudian berupaya merancang suatu acara kebaktian yang kontekstual , tanpa meninggalkan esensi dari ibadah itu sendiri yaitu perjumpaan dengan Tuhan. Untuk itu mereka memasukkan beberapa jenis alat musik modern, menggunakan bahasa gaul, menyelingi dengan beberapa pertunjukan yang lucu dan supaya lebih menarik lagi Hybels dan Dave melibatkan peran multimedia sehingga ibadah yang diadakan setiap minggu benar-benar terasa hidup. Hasilnya, dalam waktu tiga tahun terjadi pelipatgandaan kelompok itu, dari 25 anggota menjadi 1.200 orang.

Melihat minat anak muda yang demikian antusias terhadap pelayanan rohani, Hybels dan beberapa rekannya mulai membentuk sebuah Gereja dengan format yang lebih fleksibel terhadap perkembangan zaman. ini bukan berarti model ibadah yang cenderung konservatif tidak relevan lagi, tetapi mereka merencanakan ibadah seperti itu berdasarkan penelitian terhadap komunitas yang tidak datang beribadah. dalam observasi itu ditemukan bahwa penyebab berkurangnya jemaat yang datang beribadah sebagian besar dipicu oleh ibadah-ibadah yang sangat membosankan. bahkan dalam penelitian itu banyak responden yang berkomentar bahwa Gereja hanya ingin mengambil persembahan dari jemaat, sementara pelayanan mimbar sama sekali tidak menarik. kebutuhan itulah yang mendorong Hybels mendesain format ibadah yang lebih kontekstual.

12 oktober 1975, Hybels dan beberapa rekannya berhasil merintis sebuah Gereja dengan sistem kelompok kecil dan format ibadah yang kontekstual. mulai dengan 125 orang dan dalam waktu dua tahun terjadi pelipatgandaan yang luarbiasa mencapai 2000 orang. Gereja ini pun terus berkembang secara fantastis bahkan memiliki jumlah kehadiran rata-rata 20.000 orang per minggu. kini , mereka telah memiliki 2600 kelompok kecil yang secara khusus memperhatikan kebutuhan rohani jemaat, 50 orang vocalis, 75 paduan suara, 7 jenis aliran musik, 65 group orkestra, 41 aktor di bidang multimedia, dan 200 siswa yang disiapkan untuk regenerasi pelayanan. Presiden Bill Clinton pernah beribadah di Gereja ini dan sempat memberi kesaksian bagaimana kisah ketika Tuhan memulihkan rohaninya. Saat ini ada 9000 Gereja di seluruh dunia dari berbagai denominasi yang bekerja sama dengan Wiillow Creek Comunnity. Dan Tuhan memberi kesempatan untuk Hybels dalam membagi visinya serta melatih ribuan pemimpin Gereja melalui sebuah lembaga yang didirikannya Global Leadership Summit yang kemudian memberi dampak sangat besar bagi pertumbuhan Gereja abad ini.

Beberapa hal dari balik keberhasilan Bill Hybels yang dapat kita pelajari adalah: Allah dan firmanNya selalu menjadi sumber inspirasi dan dasar segala pelayanan yang dilakukannya. Sehinggga ia benar-benar mengerjakan apa yang Tuhan mau. kepekaan itulah yang membuat kebutuhan jemaat akhirnya terlayani dengan baik melalui kelompok-kelompok kecil pemuridan dan ibadah-ibadah yang dipersiapkan dengan baik dan kreatif, dengan memanfaatkan berbagai karunia rohani yang ada dalam jemaat. selain itu, ketekunan dan kerja keras melaksanakan apa yang Allah kehendaki, juga merupakan kunci dari keberhasilannya . Bill Hybels berkata kepada para pemimpin Gereja: "Reputasi dan harga diri tidak dapat dibeli atau tidak datang dari surga dengan sendirinya. itu merupakan penghargaan yang disediakan Allah bagi siapa saja yang melayani dengan rajin." Akhirnya Hybels juga memberi teladan dalam hal pola kepemimpinan yang Alkitabiah, yaitu pemimpin yang melayani, pemimpin yang menciptakan pemimpin bukan pengikut. Dan masih banyak lagi teladan yang dapat digali dari Hybels yang telah mewujudkan visinya dan menularkan banyak berkat dari Tuhan kepada GerejaNya. Sehingga Willow Creek Community Church menjadi Gereja yang sangat berdampak di era ini.

Sementara itu banyak Gereja di berbagai belahan dunia ini justru mengalami yang sebaliknya, Terseok-seok dengan berbagai masalah. Pemimpin-pemimpin rohaninya ternyata juga haus akan kekuasaan. Tidak peduli lagi dengan pekabaran Injil demikian pula masalah-masalah sosial dalam masyarakat, Bisnis Gereja kini bukan lagi kasih dan pengampunan kepada yang berdosa, tetapi kini Gereja menjadi ajang pertarungan berbagai kepentingan yang menimbulkan perselisihan dan perpecahan, dan masih banyak lagi dampak buruk dari Gereja yang tidak setia yang bisa didaftarkan di sini,…. Jika itu yang terjadi masihkah Gereja memikirkan kebutuhan jemaat? Itulah sebabnya banyak orang yang kemudian meninggalkan Gereja, seperti yang diamati Hybels. Pdt Eka Dharma Putra pun menulis nada yang sama dalam bukunya yang berjudul Hidup Yang Bermakna, ia menggambarkan: 'Gereja ibarat pasangan kekasih yang pernah saling mencintai, namun karena dihianati sang pemuda (jemaat) kini begitu membenci, dan alergi terhadap Gereja, siapakah yang salah? ' itu sebabnya Gereja harus selalu belajar mengoreksi diri supaya tetap setia di dalam panggilannya, dan menjadikan Allah senantiasa sebagai dasar dan kepala Gereja. Bukan hanya dalam Pengakuan Iman, nyanyian atau pun dogma. Tetapi Gereja harus membuktikan jati dirinya untuk tetap setia berjalan di dalam terang dan kebenaran. Sehingga walau pun tantangannya banyak, Gereja bagaikan bahtera yang dimampukan melewati ombak dan badai dunia ini. Gereja akan dipakai oleh Tuhan untuk menolong mereka yang nyaris tenggelam. Gereja akan terus dipakai oleh Tuhan menjadi saluran berkat bagi dunia ini,…..dst. Amin. (Mat. 5:7) - RR -