Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 20 Maret 2016
Hukuman salib adalah suatu bentuk hukuman bangsa Romawi yang sangat mengengerikan. Orang yang tersalib mengalami rasa sakit yang sangat menyiksa dan berkepanjangan. Kematian datang dengan perlahan-lahan.
Suara apakah yang selalu terdengar dari mulut orang-orang yang tersiksa di kayu salib di Golgota? Biasanya yang terdengar adalah caci maki, sumpah serapah, tangisan yang memilukan, atau jeritan meremangkan bulu kuduk. Namun sejarah mencatat suatu kekecualian, yaitu pada waktu Yesus Kristus disalib.
Tidak ada caci maki atau pun sumpah serapah yang keluar dari mulut-Nya. Di atas kayu salib itu, Tuhan Yesus justru mengucapkan tujuh perkataan yang agung, yaitu:
1. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23:34)
2. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk 23:43)
3. “Ibu, inilah, anakmu!”…. “Inilah ibumu!” (Yoh 19:26-27)
4. “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mrk 15:34)
5. “Aku haus!” (Yoh 19:28)
6. “Sudah selesai.” (Yoh 19:30)
7. “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Luk 23:46)
Perhatikanlah, ketujuh perkataan Tuhan Yesus di atas kayu salib itu. Diawali dengan doa (1), di tengah-tengahnya berisi doa (4), dan diakhiri dengan doa (7). Di antaranya Ia menunjukkan kepedulian-Nya, yaitu kepedulian kepada orang yang tersalib bersama dengan-Nya (2), dan kepedulian kepada ibu yang dikasihi-Nya (3). Ia juga mengungkapkan derita-Nya (5) dan bahwa karya keselamatan yang diemban-Nya sudah selesai (6).
Menjelang hari Jumat Agung, biarlah kita dapat menyediakan waktu untuk merenungkan perkataan-perkataan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Hal itu sungguh berguna untuk semakin menyelami kasih-Nya dan semakin mempertumbuhkan kasih kita kepada-Nya dan sesama.
AL