Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 1 Maret 2020

Alkitab menerangkan bahwa Adam dan Hawa telah dicobai Iblis untuk berbuat dosa dan melanggar perintah Allah. Iblis, mahkluk yang terlebih dulu telah jatuh sebelum manusia diciptakan itu, berusaha menjatuhkan manusia dengan segala kelicikannya. Iblis yang pintar menyamar itu memakai wujud seekor ular untuk mencobai manusia (Kej. 3:1a). Mula-mula ia mempertanyakan firman Allah untuk menimbulkan keraguan pada manusia (Kej. 3:1b). Langkah berikutnya, iblis menyangkal firman Allah (Kej. 3:4) dan menancapkan kebohongannya untuk memperdaya manusia (Kej. 3:5).

Pencobaan dilakukan Iblis terhadap Hawa melalui tiga aspek. Pertama, aspek keinginan daging (tubuh). Hawa melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan (Kej. 3:6a). Kedua, aspek hati dan pikirannya (jiwa). Hawa merasa pohon itu menarik hati dan memberi pengertian (Kej. 3:6b). Ketiga, aspek rohani (roh), yaitu tidak tunduk pada Allah dan mau menjadi seperti Allah. Hawa mendengarkan perkataan Iblis: “bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kej.3:5). Iblis terlebih dahulu membuat Hawa jatuh ke dalam dosa. Kemudian dengan perantaraan Hawa Iblis mencobai Adam, sehingga kedua manusia itu melanggar perintah Allah dan jatuh ke dalam dosa (Kej. 3:6c).

Pencobaan memang datang dari Iblis, tetapi keputusan untuk tidak mentaati Allah dan berbuat dosa ada di tangan manusia. Kejatuhan manusia ke dalam dosa merupakan tanggung jawab mereka sendiri, dan akibat dosa harus ditanggung mereka juga.

Dosa bukan berasal dari Allah, melainkan karena manusia melanggar perintah-Nya dan meleceng dari kehendak-Nya. Ibarat gelap muncul pada saat lampu (terang) itu dipadamkan, demikian juga dosa hadir ketika kebenaran dilanggar. Dosa masuk ke dalam kehidupan manusia pada saat manusia tidak taat kepada Allah dan melanggar perintah-Nya. Dosa (hamartia) adalah meleset dari sasaran, di mana manusia gagal menjadi sebagaimana mereka seharusnya di hadapan Allah. Manusia melakukan pelanggaran (paraptoma), yaitu mengikuti jalan yang salah dan dengan sengaja menyimpang dari kebenaran yang telah diketahui.

AL