Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 14 Juli 2024
Bacaan Alkitab: Amos 7:7-15; Mazmur 85:8-13; Efesus 1:3-14; Markus 6:14-29
Kebenaran kadang-kadang seperti pil pahit, yang meskipun dibutuhkan untuk kesembuhan tetapi sulit untuk ditelan. Mungkin pembaca pernah menerima beberapa kebenaran yang terdengar tidak enak di telinga atau terasa sakit di hati. Memang tidak enak, tetapi penting diingat bahwa kebenaran yang pahit pada akhirnya membawa penyembuhan dan pembangunan bagi diri kita dan orang-orang lain.
Yohanes Pembaptis suatu waktu melontarkan pil pahit kebenaran kepada Herodes Antipas. Ia menegur dengan keras perzinahan gandanya dengan Herodias. Herodias adalah keponakan Herodes Antipas (anak Aristobulus, saudaranya) dan juga iparnya (istri Filipus, saudaranya). Dalam suatu perjalanan menuju ke Roma, Herodes Antipas dan Herodias saling jatuh hati. Kemudian Herodes Antipas mendorong Herodias, keponakannya dan juga iparnya yang cantik itu, untuk menceraikan suaminya. Setelah itu ia mengambil Herodias sebagai istrinya. Hal ini jelas-jelas melanggar hukum Tuhan. Dalam Kitab Imamat dua kali dituliskan pelarangan untuk mengambil istri saudara: “Janganlah kausingkapkan aurat isteri saudaramu laki-laki, karena itu hak saudaramu laki-laki” (Im. 18:16) dan “Bila seorang laki-laki mengambil istri saudaranya, itu suatu kecemaran, karena ia melanggar hak saudaranya laki-laki, dan mereka akan tidak beranak” (Im. 20:21). Memang ada hukum lain yang membolehkan mengawini istri saudara yang telah mati (Ul. 25:5-10), tetapi pada waktu itu Filipus masih hidup. Banyak orang di sekitar mereka, termasuk para pemimpin agama Yahudi, yang mengetahui perbuatan salah Herodes, namun semuanya diam saja dan mereka hanya mau mencari aman. Yohanes Pembaptis tidak tinggal diam, ia menegur Herodes Antipas, “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!”
Pil pahit kebenaran yang dilontarkan Yohanes Pembaptis memang tidak popular dan mengandung resiko yang besar. Yohanes bersedia menanggung resiko untuk menegur Herodes Antipas, agar wali negeri itu menyadari kesalahannya dan bertobat. Selain itu, tindakan Yohanes tersebut juga dapat mencegah umat Tuhan dari melakukan perbuatan salah seperti yang dilakukan Herodes dan agar mereka tidak menganggap perbuatan yang salah itu sebagai hal yang biasa-biasa saja.
Apakah pil pahit kebenaran itu diterima oleh Herodes dan Herodias. Ternyata tidak! Teguran Yohanes tidak membuat Herodes Antipas bertobat, melainkan membuatnya marah pada Yohanes, dan ia menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya dalam penjara. Teguran Yohanes itu juga membuat Herodias dendam padanya, serta berniat untuk membunuhnya. Tetapi niat untuk membunuh Yohanes belum dapat dilakukankan, karena Herodes segan akan Yohanes, karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang benar dan suci, sehingga ia melindunginya. Akhirnya kesempatan untuk membunuh Yohanes datang bagi Herodias melalui anak perempuannya, Salome, maka iapun segera melaksanakan niatnya (Mrk. 6:22-28).
Menyampaikan pil pahit kebenaran bisa mendatangkan resiko yang besar, namun menyampaikan kebenaran yang pahit jauh lebih baik dari menyampaikan kebohongan ataupun setengah kebenaran. Yohanes Pembaptis telah memberikan teladan bagi kita untuk berani menyuarakan kebenaran, meskipun hal itu seperti pil pahit. Walaupun Herodes dan Herodias tidak menerimanya, namun kebenaran yang disampaikannya itu akhirnya memberikan dampak yang positif bagi umat Tuhan dan membawa pengaruh yang besar bagi misi Allah di dunia ini. Pil pahit kebenaran memang tidak enak, tetapi penting diingat bahwa kebenaran yang pahit pada akhirnya membawa penyembuhan dan pembangunan, baik bagi diri kita maupun orang-orang di sekitar kita.
Pdt. Andreas Loanka