Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 7 Januari 2024
Bacaan Alkitab: Kejadian 1:1-5; Mazmur 29; Kisah Para Rasul 19:1-7; Markus 1:4-11
Hari ini kita merayakan Minggu Pembaptisan Yesus. Minggu Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis merupakan minggu penutup masa Natal dan pembuka aktifitas Yesus sebagai Mesias yang berkeliling mewartakan Kabar Baik (Injil) kepada umat manusia.
Mungkin ada yang bertanya di dalam hati: “Mengapa Yesus perlu dibaptis? Apakah Yesus orang berdosa juga?” Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus mengetahui dua hal, yaitu: Pertama, Yesus tidaklah berdosa. Tentang Dia Alkitab mengatakan: “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya” (1Ptr. 2:22); “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibr. 4:15). Kedua, baptisan Yesus adalah bagian dari identifikasi diri-Nya pada orang-orang berdosa yang akan memuncak pada peristiwa salib saat Ia merengkuh maut. Yesus tidak berdosa dan tidak membutuhkan baptisan untuk pertobatan dan pengampunan dosa. Itu sebabnya, pada saat Yesus datang dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya, ia mencegah Dia dan berkata: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, tetapi Engkau yang datang kepadaku?" (Mat. 3:13-14). Lalu jawab Yesus kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi sekarang, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Mat. 3:15). Jadi, Yesus yang tidak berdosa sesungguhnya tidak perlu dibaptis, namun Ia mau dibaptis. Hal itu dilakukan-Nya demi manusia yang berdosa. Karena itulah dalam 2 Korintus 5:21 dikatakan: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus menidentifikasikan diri-Nya dengan kita di dalam baptisan-Nya sehingga Ia dapat mewakili kita di dalam pengorbanan-Nya di salib, yaitu untuk menebus kita dari dosa, memperdamaikan kita dengan Allah, dan memberikan pada kita hidup baru sebagai orang yang dikasihi dan berkenan kepada Allah.
Segera sesudah keluar dari air, Yesus melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan" (Mrk. 1:10-11). Yesus adalah Anak Allah, Anak yang dikasihi-Nya, namun Ia rela datang ke dunia demi kita. Pernyataan Allah kepada Yesus tersebut juga ditujukan kepada kita, setiap orang percaya yang baginya Yesus telah datang, dibaptis, mati dan bangkit tembali. Di dalam Yesus Kristus kita menjadi orang-orang yang dikasihi Allah dan berkenan kepada-Nya.
Pdt. Andreas Loanka