Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 27 Oktober 2024
Bacaan Alkitab: Yeremia 31:7-9; Mazmur 126; Ibrani 7:23-28; Markus 10:46-52
David James Peltzer lahir di California 29 Desember 1960. David hidup dengan ibunya sebagai orang tua tunggal yang mengalami berbagai kekerasan di masa lalunya. Kesedihan dan berbagai kepahitan sang ibu terus terbawa sehingga mengalami gangguan kejiwaan dan mendidik David dengan berbagai kekerasan. Bekas luka-luka akibat kekerasan fisik membuat David kemudian diambil oleh dinas sosial dan kemudian tinggal di panti asuhan. Di panti asuhan kekerasan demi kekerasan terus di alami, karena kebanyakan anak-anak juga mengalami luka dan masa lalu yang buruk. David tidak menyerah dan terus berproses dan mengalami pemulihan hingga dia berkarir menjadi seorang pilot sekaligus menjadi penulis buku motivasi bagi banyak orang.
Banyak orang dalam perjalanan hidup pribadi dan keluarga mengalami pergumulan dan bahkan kekerasan. Pergumulan dan kekerasan bisa membuat seseorang membawa luka sepanjang perjalanan hidupnya, dan jika tidak ditolong maka ybs bisa menjadi pelaku kekerasan bagi sesamanya. Beberapa proses yang perlu dilewati agar orang mengalami pemulihan:
a. Kesadaran dan penyadaran
Hampir setiap orang punya kelemahan dan juga sisi gelap. Kelemahan dan sisi gelap itu bisa muncul saat ini dan membuat kita menghadirkan beberapa sifat dan kebiasaan buruk yang juga bisa berdampak kepada orang-orang di sekitarnya. Jika seseorang memiliki satu atau dua kebiasaan yang buruk maka ybs perlu mengalami proses penyadaran dan kesadaran. Ia perlu melihat kepada kelemahannya bahkan mungkin juga masa lalunya untuk selanjutnya berdamai dengannya.
b. Berproses untuk bersedia untuk ditolong
Tidak ada persoalan yang tidak ada solusinya. Jika kita tidak bisa menyelesaikannya Tuhan bisa. Yang perlu dilakukan adalah berani untuk meminta tolong kepada pribadi yang bisa menolong. Penolong yang terpenting dalam hidup adalah Tuhan. Dalam Markus 10:46–52 kita bisa belajar dari Bartimeus yang mengalami kebutaan. Ia berani bangkit dan berteriak. Dari sudut pandang dunia pada saat itu, barangkali mustahil untuk Bartimeus bisa sembuh. Tapi faktanya Bartimeus disembuhkan oleh Tuhan.
c. Berpulih dan memulihkan diri sendiri dan orang lain
Proses terakhir adalah berpulih. Dalam kisah Bartimeus kelemahan yang dihadapi adalah kebutaan yang merupakan kelemahan fisik. Dalam dunia nyata saat ini kelemahan tubuh tidak hanya fisik namun juga relasi dan mental. Persoalan yang hadir dalam keluarga ternyata bukan hanya soal kelemahan fisik dan materi. Lebih banyak ada komunikasi dan relasi dan retak. Untuk mengalami pemulihan salah satu yang penting adalah mengalami pengampunan. Seseorang harus berani mengampuni. Jika kita ingin dipulihkan oleh Tuhan maka kita juga harus berani memulihkan relasi kita Tuhan dan sesama. Selanjutnya pemulihan itu sebaiknya bukan hanya untuk diri pribadi tapi kita juga dipanggil untuk menghadirkan pemulihan bagi orang lain.
Pdt. Suhud Setyo Wardono (Sekum BPMS GKI)