Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 13 Oktober 2024
Bacaan Alkitab: Amos 5:6-7, 10-15; Mazmur 90:12-17; Ibrani 4:12-16; Markus 10:17-31
Tujuan: (1) Umat menyadari bahwa manusia memiliki kecenderungan menjadi egosentris dan mengejar keuntungan bagi diri sendiri, sehingga sulit melepaskan diri dari kemelekatan dan berbagi kehidupan. (2) Umat mengerti ajaran dan meneladani laku kehidupan Tuhan Yesus agar dapat menolak segala macam bentuk egosentris dan menghindarkan diri dari rupa-rupa kejahatan akibat egosentris.
Setiap manusia, memiliki kecenderungan alami untuk menjadi egosentris, lebih memilih untuk mementingkan diri sendiri dibandingkan orang lain, termasuk di dalam lingkup keluarga. Keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang nyaman, aman, dan mudah, sering kali membuat kita lupa dengan keberadaan orang lain, termasuk anggota keluarga terdekat kita.
Egosentrisme ini juga sering kali membuat kita sulit untuk melepaskan diri dari kemelekatan—baik itu pada harta, posisi, atau bahkan pada rasa benar sendiri. Sama seperti pemuda kaya dalam Bacaan Injil kita di dalam Markus 10:17-31 yang ingin mengikuti Yesus tetapi terikat pada kekayaannya, kita juga sering terjebak dalam ketakutan kehilangan apa yang kita miliki.
Bacaan pertama kita, di dalam Amos 5:6-7, memberikan teguran keras kepada orang-orang yang hanya mencari kepentingan diri sendiri. Mereka menolak keadilan, memperdagangkan integritas, bahkan mereka melupakan panggilan Allah agar mereka dapat hidup di dalam kebenaran. Oleh karena itu, Pemazmur dalam Mazmur 90:12-17, mengajak kita untuk menghitung hari dengan bijaksana, menyadari bahwa hidup ini singkat dan dipenuhi dengan tantangan.
Keluarga yang menolak egosentrisme merupakan keluarga yang menjadikan kasih Kristus sebagai dasar relasi. Mereka adalah keluarga yang tidak hanya mementingkan kenyamanan dan kebahagiaan pribadi, tetapi juga peduli pada kesejahteraan anggota lainnya. Dalam keluarga seperti ini, setiap anggota merasa dihargai dan diperhatikan, tidak ada yang merasa diabaikan atau diutamakan di atas yang lain. Mereka belajar untuk hidup dalam keseimbangan antara memberikan dan menerima, antara mencintai dan dicintai.
Dengan menolak sikap egosentris, kita menciptakan ruang untuk keadilan dan kasih bertumbuh di dalam rumah kita. Sebagaimana diserukan oleh Amos 5:14, “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup.” kita diajak untuk mengusahakan kebaikan dalam keluarga, menghindari sikap yang mementingkan diri sendiri, dan menciptakan suasana di mana kasih dan kebaikan Tuhan mengalir dalam setiap tindakan kita.
Pdt. Devina Erlin Minerva