Melayani adalah panggilan setiap orang percaya. Bahkan Tuhan Yesus memberi teladan langsung bagaimana melayani sesama. Dalam Matius 20:28, Yesus berfirman, “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Demikianlah juga kita harus melayani Allah.”

Bagaimana caranya? Mulailah dari lingkup yang terkecil, yakni di tengah keluarga. Orang tua melayani anak-anak, dan sebaliknya anak-anak melayani orang tua. Suami-istri dan sesama saudara pun saling melayani. Lebih luas dari lingkup keluarga kecil, kita bisa juga melayani kakek, nenek, om, tante, dan seluruh keluarga besar kita.

Melayani di tengah keluarga dapat diwujudkan dengan hati yang penuh kasih. Kasih yang tulus dan murni ini hanya bisa kita berikan bila kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, Sang Sumber Kasih. Mengikis keegoisan, merendahkan hati kita, dan terus mau berkorban. Bukan suatu hal yang mudah melakukan kasih, banyak tantangan yang akan dialami. Semakin erat hubungan kita, akan semakin sering kita bersinggungan, dan semakin banyak hal yang bisa membuat kita hilang kendali, bergesekan, bahkan berbenturan. Namun Firman Tuhan mengatakan dalam Mazmur 133:1, bahwa “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.”

Contoh sederhana dalam melayani orang tua misalnya menghibur hati orang tua yang sedih, memberi semangat, mendoakan, membantu pekerjaan rumah, peduli pada kebutuhannya; memberi diri, waktu, tenaga, dan kasih kepada mereka, bersikap rendah hati, berlapang dada, dan terus mengasihi. Ada peribahasa “Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.” Kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tidak ada batasan, sedangkan kasih sayang seorang anak kepada ibunya terbatas. Namun biarlah kita sebagai anak berusaha senantiasa untuk terus mengasihi orang tua kita dengan segenap hati dan kemampuan kita yang terbatas ini.

Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang saling melayani. Sama seperti Tuhan Yesus melayani kita, mari kita saling melayani di tengah keluarga. Tuhan Yesus memberkati.

Melayani anak misalnya memberi semangat pada anak, hadir pada saat yang dibutuhkan, mendidik dan menuntun anak; mengasihi mereka seperti Tuhan mengasihi kita. Kita juga perlu bertindak dan berucap dengan benar, sehingga tidak menyebabkan kepahitan dan kemarahan di hati anak, dan menimbulkan luka batin. Jika perlu, kita dapat menegur dan menasihati anak dengan kasih, hikmat dan bijaksana. Hendaknya kita menghargai anak, melindungi, serta menyokong kelemahan anak, sehingga ia mampu menjadi pribadi yang utuh. Orang tua harus memberi teladan yang baik dan benar, sesuai dengan teladan Yesus Kristus, membimbing dan mengarahkan anak ke jalan Allah, melayani anak seperti Tuhan Yesus melayani kita. Ada dua lagu yang indah untuk menutup pembahasan kita mengenai melayani di tengah keluarga:

Kucinta keluarga Tuhan

Kucinta keluarga Tuhan

Terjalin mesra sekali

Semua saling mengasihi

Betapa s'nang kumenjadi

Keluarga-Nya Tuhan

 

Melayani, Melayani Lebih Sungguh

Melayani, melayani lebih sungguh

Melayani, melayani lebih sungguh

Tuhan lebih dulu melayani kepadaku

Melayani, melayani lebih sungguh

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh

Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh