Martin Luther King pernah mengatakan, “Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani. Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan, jiwa yang digerakkan oleh kasih.” Saya sangat sependapat dengan hal ini.

Dalam Filipi 2:1-11, Paulus mengirim surat ke jemaat Filipi yang sedang mengalami perselisihan. Perselisihan bisa mengakibatkan perpecahan. Paulus ingin agar perselisihan diselesaikan dengan mengutamakan kasih dan teladan Yesus, karena jemaat sering kali lebih mengutamakan emosi, egoisme dan kepentingan-kepentingan pribadi. Bagi Paulus, hanya dengan kerendahan hatilah perselisihan dapat diselesaikan. Dengan kerendahan hati, kasih, dan teladan Kristus, maka jemaat akan bisa saling menerima segala perbedaan yang ada. Ada dua pokok masalah yang dibahas oleh Paulus dalam bagian ini:

1. Penyebab perselisihan (Filipi 2:3a-4)

a. Memperhatikan kepentingan sendiri Kepentingan sendiri tidak lain adalah keuntungan atau kesenangan sendiri yang diperoleh dengan tidak memperhatikan orang lain, ingin agar semua pendapat dan kemauaannya diterima dan dipenuhi, tidak peduli apakah itu menyakiti atau merugikan orang lain. Jika mau kepentingannya didahulukan dan mengabaikan yang lain, pasti akan terjadi perselisihan.

b. Mengharapkan puji-pujian yang sia-sia (ayat 3b) Jika seseorang mengharapkan puji-pujian yang sia sia, berarti orang itu selalu ingin dikagumi, dihormati, mendapatkan kursi kehormatan, dipandang bijaksana, terkenal, menjadi orang yang perkataannya selalu didengar. Berarti ia ingin memamerkan kehebatan diri.

2. Nasihat Paulus untuk mencegah perselisihan (ay 3b-8)

Menurut Paulus, perselisihan dalam jemaat Filipi dapat dicegah dan diselesaikan, jika masing-masing sehati sepikir dan berpikir seperti Kristus. Bagaimana caranya agar kita bisa berpikir seperti Kristus?

a. Sehati sepikir (ayat 2) Paulus minta agar jemaat “… sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,” apa artinya? Yang dimaksud dengan “berpikir” adalah menetapkan, memfokuskan, memusatkan pikiran pada sesuatu. Paulus menyatakan, bahwa “sehati sepikir” seperti yang tertulis dalam Filipi 2:5 berarti memusatkan, memfokuskan, dan menetapkan pikiran pada pikiran atau sikap Kristus. Sikap Kristus yang dimaksud di sini adalah kesediaan untuk mengosongkan diri-Nya, bahkan taat sampai mati di kayu salib (kasih agape).

b. Tidak mencari kepentingan sendiri dan puji-pujian yang sia-sia (ay 3a). Artinya kita tidak memiliki sikap yang egois, selalu ingin menang sendiri, harus selalu diikuti kemauannya, selalu menganggap pendapatnya yang benar dan harus diikuti. Semua ini disebabkan dirinya merasa yang paling hebat, yang utama, dan sombong, merasa tidak membutuhkan orang lain. Paulus mengajak jemaat Filipi untuk membuang ambisi-ambisi yang mementingkan diri sendiri, dan membuang segala keangkuhan dan kesombongan.

c. Memiliki kerendahan hati dan menganggap orang lain lebih baik dari diri kita sendiri (Filipi 1:3b). Dalam dunia Yunani pada zaman Paulus, kerendahan hati dipandang rendah, dianggap sebagai tanda kelemahan. "Kerendahan hati" berarti hati yang tulus, yang benar-benar menganggap orang lain lebih baik daripada diri sendiri. Kerendahan hati pun ada yang berkonotasi negatif, berupa mencela diri sendiri dan ketidakmampuan untuk menerima pujian. Kerendahan hati Kristen yang sejati tidak ditemukan dalam sikap mencela diri sendiri.

Demikian juga dalam Filipi 3:4b-14, Paulus menggambarkan siapa dirinya sesungguhnya. Pribadinya di mata orang Yahudi adalah suatu kebanggan yang tak terkira. Tetapi perjumpaan dengan Kristus mengubah secara total pandangan Paulus dan sikap hidup pelayanannya. Ia terus belajar meneladani penderitaan Kristus.

Dengan digerakkan oleh kasih dan tidak mencari kepentingan diri ataupun puji-pujian yang sia-sia, kita dapat melayani dengan sepenuh hati. Kuasa melayani sepenuh hati bisa membuat seseorang menjadi hebat, dan kehebatan itu pun bukan untuk memuliakan diri sendiri, melainkan hanya demi kemuliaan Tuhan yang kita layani.