[ Penulis: Tjhia Yen Nie ]

Slamat, Slamat datang...Yesus, Tuhanku..

Lagu ini dinyanyikan dengan lilin kecil di tangan, sambil berjalan menuju pintu rumah yang kami kunjungi, pada acara Christmas Carol GKI Gading Serpong, di awal Desember ini. Tuan rumah dengan tersenyum menyambut kehadiran kami dan ikut menyanyi. Rintik hujan yang mengiringi kami menambah sendu suasana awal natal yang penuh damai.

Sore itu, dengan duduk di kursi roda, bapak yang kami kunjungi ikut bernyanyi bersama, walaupun suaranya terpatah-patah. Tangannya kaku. Gerakannya lemah. Sejenak dia menangis dalam nyanyinya.

Saya memandangnya penuh haru. Apakah gerangan yang ada dalam pikirannya? Tubuh yang dulu kuat menantang badai, kini lemah tak berdaya. Namun dalam kelemahan fisiknya, dengan lantang dan suaranya yang tak jelas, dia ikut menyanyikan lagu malam kudus.

Pancaran iman yang tak tergoyahkan oleh badai kehidupan, tampak nyata dalam tatapan matanya. “Dengan datangnya Sang Juru Selamat, maka segala permasalahan kita, apakah itu kelemahan tubuh, masalah keluarga, keuangan, suasana ibukota, dan yang lainnya… ada pengharapan,” renungan singkat yang dibacakan penatua itu saya catat dalam hati.

Inilah makna kedatangan Juru Selamat. Di kala kasih melingkupi hati kita tanpa memandang apapun keadaan fisik kita, sehat, sakit, kuat, lemah. Pengharapan itu tetap ada, seperti nyala lilin yang kami pegang. Dan iman terpancar nyata walaupun tanpa kata.

Rintik hujan di awal Desember, seakan turut bernyanyi bersama kami, menggemakan : “Slamat, slamat datang…”

Rintik Hujan

 

Mengenang Alm. Bp. Lie Wan Jau
Christmas Carol Desember 2016 KK Gn Madu, wilayah 6 GKI Gading Serpong