Ulat yang lama hilang, dan berubah bentuk menjadi kupu-kupu. Manusia yang lama hilang, dan berubah menjadi manusia baru
Transformed Inside Out adalah tema tahunan program kerja GKI Gading Serpong untuk pelayanan 2014-2015 dan masa pelayanan 2015-2016 yang diambil dari Roma 12:2 : “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Dalam Roma 12:1 Paulus mengajak jemaat di Roma untuk mempersembahkan tubuh mereka, persembahan tubuh yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan. Paulus mengingatkan itulah Ibadah yang sejati ketika umat Allah mempersembahkan tubuh mereka yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. (‘Hidup’ artinya serahkan hidup kita kepada Allah selayaknya kurban diserahkan atau berilah hidupmu kepada Allah seakan akan hidupmu itu kurban untukNya, ‘Kudus’ artinya yang khusus untuk Allah atau yang sepenuhnya hanya untuk Allah. Sedangkan ‘yang berkenan’ artinya yang menyenangkan Allah).
Selanjutnya Paulus menasihatkan untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Tidak mengikuti kebiasaan dunia, atau janganlah terus melakukan apa yang dilakukan orang-orang di dunia. Hidup dengan tubuh yang kudus, dan berkenan kepada Tuhan tentulah hidup yang berbeda dengan gaya hidup dunia ini. Perlu terjadi perubahan, pembaharuan budi, pembaharuan yang adalah hasil transformasi, bukan konformasi. “Do not be conformed to this world, but be transformed by the renewal of your mind...” (ESV Romans 12:2a)
Kita memahami makna transformasi seperti yang terjadi pada ulat yang menjadi kupu-kupu. Ulat yang lama hilang, dan berubah bentuk menjadi kupu-kupu. Perubahan yang dimaksud di sini bukanlah perubahan sikap luar saja, yang bisa menyesuaikan dengan rancangan kita. Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan dari jati diri kita. Terjadi perubahan bentuk dari manusia lama menjadi manusia baru. Manusia lama hilang dan berubah menjadi manusia baru, bukan perubahan eksternal.
Bagaimana caranya, kita mengalami pembaharuan budi sehingga tidak serupa dengan dunia ini. Langkahlangkah yang harus kita ambil adalah :
1. PERJUMPAAN DENGAN TUHAN
Perjumpaan dengan Tuhan hanya dapat terjadi ketika umat menjawab panggilan Tuhan dengan pengakuan percaya kepada Tuhan. Percaya atau beriman kepada Tuhan Yesus berarti mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika kita percaya kepada Tuhan maka kita pada hakekatnya telah mengalami transformasi diri dari umat yang seharusnya binasa kini mendapat keselamatan (Yohanes 3:16). Telah menjadi umat Allah yang diselamatkan.
2. PEMBAHARUAN HIDUP
Perubahan status sebagai umat dari yang seharusnya binasa menjadi diselamatkan menuntut pembaharuan hidup. Pembaharuan hidup hanya bisa terjadi jika umat mengalami pertobatan. Pertobatan berasal dari kata Metanoia. Meta artinya Perubahan yang terus menerus dan Noos (mind) yaitu pikiran. Metanoia berarti perubahan yang terus menerus dalam pikiran kita. Pikiran yang akan menuntun perubahan dalam seluruh kehidupan kita, sebab dari pikiranlah seluruh tubuh dikendalikan. Maka pembaharuan budi hanya bisa terjadi kalau pikiran kita berubah ke arah yang baik. Perubahan pikiran ini akan disertai perubahan dalam sikap, kata, tindakan dan perbuatan. Sehingga muncullah Buah Roh. (Galatia 5:22)
3. MENJADI BERKAT
Umat yang telah mengalami pembaharuan budi tidak hidup dalam dunia yang terasing, melainkan hidup dalam lingkungan internal (bersama orang-orang percaya) dan lingkungan eksternal (bersama kelompok lain). Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 12:4-5 hidup dalam satu tubuh. Itu sebabnya perubahan hidup harus memberi pengaruh dan menjadi berkat bagi komunitas. Sehingga kehadiran umat juga menjadi berkat bagi lingkungan dimana mereka hidup. Orang Kristen harus hadir berani tampil beda dengan menjadi berkat bagi orang lain.
Seperti ulat yang bermetamorfosa menjadi kupu-kupu, hendaklah kita mentransformasi diri mewarnai dunia dengan terang kasih Kristus.