Penulis: Poppie Larasati Adisurja.  Editor: Tjhia Yen Nie

 

…Semua kar’na anug’rah-Nya
Dib’rikan-Nya pada kita
Semua anug’rah-Nya bagi kita
Bila kita dipakai-Nya …

 

Setahun sekali , kami, karyawan dan guru TKK PENABUR Gading Serpong, mempersembahkan pujian di GKI Gading Serpong dalam rangka merayakan ulang tahun Yayasan PENABUR.  Setiap kali momen ini berulang, saya merasakan panggilan Tuhan bergema kembali di hati, seperti memperbaharui suatu janji yang baru di hadapan Tuhan dan jemaat-Nya.  Janji untuk melayani-Nya melalui pembelajaran di kelas, dan untuk membawa jiwa-jiwa baru dalam keselamatan yang besar.

24 tahun saya melayani Tuhan di bidang pendidikan, 18 tahun lalu Tuhan yang menempatkan saya dalam keluarga besar Yayasan PENABUR Jakarta.  Semua saya yakini bukanlah suatu kebetulan.  Padahal, pada saat saya menyelesaikan studi , dengan semangat muda yang menggebu-gebu untuk melayani Tuhan, saya berusaha untuk bisa bekerja sebagai pegawai negeri dengan tekad untuk menjadi saksi Kristus dengan melaksanakan tugas dengan baik, tidak mau menjadi pegawai negeri yang pada saat itu punya image kurang baik, suka memanfaatkan waktu bagi kepentingan pribadi, kurang bertanggungjawab, dan hal-hal negatif lainnya. Saya yakin sekali saat itu, kalau saya bisa jadi pegawai negeri, saya akan melakukan tugas saya dengan penuh tanggungjawab.

Apa mau dikata, ‘takdir’ membawa saya semakin jauh dari pilihan hidup saya, malah Tuhan tempatkan saya selalu di lingkungan kerja yang ‘kristiani’. Namun, dalam kasih-Nya yang besar, Tuhan menempa hidup saya dan memperlihatkan bahwa saudara-saudara seiman yang sama-sama Kristen pun perlu dilayani. Bahkan tanggungjawab untuk menjadi saksi-Nya makin besar karena ada ‘K’ dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Lebih berat lagi karena terkadang tantangan yang dihadapi diukur dengan ukuran dosa dan tidak dosa…

Pekerjaan pertama di lingkungan Yayasan Katholik, sebagai staf peneliti di suatu pertanian organik, membawa saya untuk berjuang bersama teman-teman memulai suatu persekutuan doa di lingkungan kami bekerja. Kemudian saat mulai masuk dunia pendidikan di suatu Yayasan Pendidikan Kristen di Jakarta, panggilan untuk memenangkan jiwa murid-murid saya dilakukan dengan cara mengorbankan setiap hari Minggu menjemput mereka pergi ke Sekolah Minggu. Membuat rumah saya di Salatiga menjadi ‘base camp’ bagi murid-murid saya, sampai pada akhirnya dalam pekerjaan terakhir sebagai guru di lingkungan sekolah PENABUR. Semuanya membawa saya menjauh dari pilihan hidup saya mula-mula. 

Hari ini, Tuhan ingatkan bahwa kalau sampai hari ini saya masih bisa melayani-Nya, bukan saya yang memilih jalan hidup saya, tetapi Tuhanlah yang memilih saya untuk menjadi alat-Nya, dan itu bukan karena kepandaian atau kemampuan saya, semuanya adalah anugerah Tuhan. Berani berubah, semakin peduli dan berbagi dengan sesama.

 

Selamat ulang tahun PENABUR…

 

- Gading Serpong -
21 Juli 2019

 

 

Foto: dokumentasi Ms. Desty Wulansari