Dalam perayaan Pentakosta, Minggu, 9 Juni 2019, ibadah di GKI Gading Serpong dilayani oleh Pdt. Sucianto Nugroho, dari GKKAI Jemaat Trenggilas, Mejoyo, Surabaya.  Peristiwa Pentakosta  dicatat dalam Kisah Para Rasul 2:1-21, bagaimana Roh Kudus turun, memenuhi para murid yang berkumpul di Yerusalem, kemudian para murid memberitakan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. 

Diawali dengan ilustrasi kisah Ruth Oosterman dan Eve dari Toronto, Kanada, yang mengadakan pameran “Collaboration with my Toddler”,  Ruth menghasilkan karya lukisan luar biasa dari coret-coret anaknya, Eve, yang semula tidak bermakna, Pdt. Sucianto Nugroho mengatakan bahwa Pentakosta dimulai dari kehidupan orang Kristen yang biasa-biasa saja.  Apa kunci yang membuat orang-orang Kristen itu melakukan hal yang luar biasa? Karena hidup baru.

Pentakosta adalah satu dari tiga hari raya Yahudi yang diperintahkan Allah (Imamat 23:4-21), merupakan hari pengucapan syukur bangsa Israel atas panen gandum.  Itulah sebabnya saat Pentakosta banyak orang hadir di Yerusalem.  Para murid taat mengasihi dan melayani Tuhan, menyampaikan kebaikan Allah dengan sukacita pada peristiwa itu, walaupun terlepas dari ketakjuban mereka, ada juga yang bilang bahwa para murid mabuk anggur, ditentang kesaksiannya. 

Mereka yang  dipenuhi Roh Kudus mendapatkan kuasa memberi hidup baru, yaitu:

  1. Menginsyafkan akan dosa
  2. Menginsyafkan akan kebenaran
  3. Menginsyafkan akan penghakiman

Kita jangan mendukakan Roh Kudus.  Sebagai murid Kristus yang memiliki Roh Kudus sudah seharusnya kita melakukan pelayanan misi baik secara personal maupun komunal, yang dapat dilakukan dalam 7 bidang pengaruh, yaitu : gereja;  sekolah;  rumah tangga;  media sosial;  pemerintahan dan politik; bisnis;  bidang seni, hiburan dan olahraga.

Menurut Pdt. Sucianto, jemaat yang baik adalah jemaat yang datang pada kebaktian dan acara gereja secara teratur, memberikan persembahan secara sukarela, mendukung pelayanan gereja, tidak membuat ulah.  Namun semua ini belumlah cukup, kita harus keluar untuk memuridkan.  Orang-orang harus mengenal Kristus. Karya Roh Kudus memberikan hidup baru, untuk setia dan selalu menjadi saksi-Nya, sehingga banyak jiwa dimenangkan Kristus.

Sebagai penutup khotbah, dilustrasikan kisah bunga layu.  Hidup manusia tidak ubahnya seperti bunga, jangan sampai setelah hidup kita layu, penuh dengan sakit penyakit, kita baru bersedia melayani Tuhan.

Pada ibadah Pentakosta yang dilakukan 4 kali kebaktian ini dilakukan persembahan tahunan.  Jemaat dipersilakan memberikan persembahan tahunan dalam amplop yang sudah disediakan dan maju ke depan memasukkannya dalam tempat yang sudah tersedia.

Aneka ragam buah-buahan dan sayur mayur menghias ruang ibadah memberikan nuansa panen raya jemaat yang dipersembahkan untuk Tuhan.  Pada kebaktian ke-4, jemaat dipersilakan mengambil dekorasi buah-buahan dan sayur mayur untuk dibawa pulang.

Kiranya karya Roh Kudus memancar dalam hidup kita.  Selamat panen raya.  Selamat Pentakosta.