Kebaktian Akhir Tahun 2024 GKI Gading Serpong dilaksanakan hanya satu kali secara onsite, pada hari Selasa, 31 Desember 2024, pukul 17.00, bertempat di aula SMAK Penabur lantai 6, Jl. Kelapa Gading Barat, Pakulonan Barat, kecamatan Kelapa Dua, kabupaten Tangerang, dan juga dapat diikuti secara online melalui YouTube GKI Gading Serpong.
Lonceng dibunyikan 15 menit sebelum ibadah dimulai. Tampak jemaat berdatangan dan mempersiapkan diri dalam doa pribadi. Tim multimedia menayangkan warta jemaat (GKI GS News), berisi informasi kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat. Lalu, dengan iringan musik instrumental yang dimainkan oleh Adrian Santoso, jemaat diberi waktu untuk mengambil saat teduh. Tak lama kemudian, lonceng panggilan beribadah berbunyi. Jemaat dengan khidmat bersiap memasuki prosesi ibadah.
Pnt. Natania Felicia Tanuadmodjo, yang melayani sebagai liturgos, membuka ibadah dengan serta mengajak jemaat menyanyikan pujian dari PKJ 244:1, “Sejenak Aku Menoleh”, dengan dipandu oleh kantoria dari tim panitia. Selanjutnya, jemaat diundang untuk berdiri dan menyanyikan lagu “Terpujilah Allah”, dari NKB 003:1,2. Saat pujian dinaikkan, Pdt. Danny Purnama bersama penatua pendamping berjalan menuju mimbar. Kemudian, votum dan salam dilayankan oleh pendeta.
Refleksi akhir tahun dibawakan oleh Andersen Stefanus, yang menyatakan bahwa kehidupan ini ibarat dua sisi mata uang, ada suka dan duka yang tidak dapat dipisahkan, ada kegembiraan, ada pula kegelisahan, ada kelahiran, juga kehilangan. Namun, yang perlu direnungkan adalah apakah kita selalu mau melihat terang-Nya dalam setiap musim kehidupan. Melalui pujian dari PKJ 172, “Di Heningnya Malam Ini”, jemaat diingatkan akan pertolongan Tuhan yang sudah dirasakan di sepanjang tahun 2024.
Bersama terang Tuhan yang senantiasa menyinari perjalanan kehidupan, meskipun kadang terasa berat dan gelap, kita tetap percaya satu hal, yakni Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, dan kasih setia-Nya sungguh nyata dalam setiap pengalaman hidup, seperti pujian dari PKJ 138:1-3, “Setia-Mu, Tuhanku, Tiada Bertara”. Pdt. Danny Purnama mengawali pelayanan firman dengan doa epiklese. Adapun bacaan yang menjadi dasar khotbah akhir tahun diambil dari 1Raja-raja 3:5-14 dan Injil Yohanes 8:12-19. Tema yang diusung adalah “Mengakhiri Tahun dalam Hikmat dan Terang Tuhan”.
Dalam khotbahnya, Pdt. Danny Purnama menjelaskan adanya banyak tradisi bangsa-bangsa dalam mengakhiri tahun. Secara khusus di Indonesia, biasanya orang lebih suka berkeliling kota sambil meniup terompet kertas, juga menyalakan petasan dan kembang api. Ternyata, kebiasaan ini mirip dengan tradisi kuno Tiongkok yang percaya, pada malam pergantian tahun, banyak roh jahat mendatangi rumah penduduk di desa-desa maupun kota. Apabila roh jahat itu dibiarkan, dikhawatirkan akan membawa celaka, dan bisa menjadi malapetaka di tahun yang baru. Untuk itu, petasan dan kembang api dinyalakan, supaya roh jahat takut dan tidak masuk ke rumah penduduk. Akan tetapi, Pdt. Andar Ismail dalam bukunya “Selamat Panjang Umur”, mengatakan bahwa sebenarnya yang diusir oleh orang-orang yang menyalakan petasan dan kembang api, itu bukan roh jahat, melainkan perasaan tidak pasti ketika menatap tahun yang akan datang. Di masa sekarang, malam pergantian tahun tidak ada sangkut pautnya dengan pengusiran roh jahat, tetapi keramaian tetap ada di berbagai tempat. Tanpa disadari, itu dilakukan untuk mengusir rasa galau, karena tidak tahu pasti apa yang akan terjadi dan dialami di tahun yang baru.
Bersumber dari dua bacaan yang mendasari khotbah akhir tahun, ada dua hal yang dapat dipelajari dan menjadi pengingat bagi kita. Pertama, kita dapat belajar dari Salomo yang diberi hak istimewa oleh Tuhan untuk meminta apa saja yang diinginkan. Namun, Salomo justru meminta hati yang penuh pengertian, hati yang paham untuk menimbang perkara (understanding/listening heart), supaya ia dapat memimpin bangsa Israel. Meneladani sikap Salomo, ketika akan mengakhiri tahun, mintalah hikmat dan hati yang penuh pengertian, serta yang paham menimbang, sehingga saat menengok ke belakang, kita mengerti apa pun yang terjadi, baik atau buruk, semuanya ada dalam tuntunan Tuhan. Kedua, Pdt. Danny mengingatkan jemaat untuk terus memancarkan terang hidup. Apa pun peristiwa yang dialami, jangan kabur, jangan lari, jangan berhenti, tetapi teruslah hidup dan berjalan dalam terang yang sejati, yakni terang Tuhan yang tidak pernah padam sinar dan kasih-Nya. Pada saat kita mampu melaluinya, perjalanan hidup kita dapat menjadi kesaksian bagi orang lain.
Sebagai gereja, kita mengalami berbagai kegembiraan di tahun 2024, seperti dimulainya proses pembangunan gedung gereja dengan peletakan batu pertama, dan pemasangan tiang pancang. Kemudian bergabungnya Pdt. Pramudya Hidayat untuk memperkuat pelayanan gereja, serta bergabungnya aktivis dan jemaat baru. Di sisi lain, ada kepedihan dan kehilangan dengan berpulangnya anggota jemaat ke rumah Bapa. Selain itu, bagi beberapa anggota jemaat, pelayanan gereja dirasakan masih jauh dari memuaskan, bahkan ada yang menganggapnya gagal. Hal ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita perbaiki di tahun depan, supaya pelayanan kita semakin berdampak, dan membuat kehadiran kita itu dirasakan, dialami, sehingga suasana bergereja makin kondusif dan kita merasa menjadi satu keluarga.
Sebagai penutup khotbah, Pdt. Danny menyampaikan bahwa momen akhir tahun bisa menjadi momen untuk merayakan cinta Tuhan, sekaligus instrospeksi diri. Bahkan, peralihan tahun seharusnya menjadi momen untuk menumbuhkan harapan dan tekad baru, momen untuk memaafkan kegagalan, serta momen untuk mengawali sesuatu yang segar dan baru, dalam merajut rencana dan mimpi kita mulai esok hari. Yang perlu disadari, peralihan tahun bukan sekedar kronos, yang artinya pergantian hari biasa, melainkan kairos, yaitu ada makna, ada kesempatan yang sekali lagi Tuhan berikan untuk kita jalani dalam kehidupan bersama keluarga, gereja, dan masyarakat. Untuk itu, hendaknya kita meminta hikmat dari Tuhan dan memohon Tuhan terus menerangi kehidupan kita di tahun mendatang. Setelah khotbah selesai, jemaat memasuki saat hening dan dilanjutkan doa syafaat. Pelayanan persembahan didasari firman Tuhan dari Mazmur 52:11, dan pujian dari NKB 134:1-4, “Trima Kasih, Ya Tuhanku”, mengiringi kantong persembahan diedarkan.
Sebagai penutup ibadah akhir tahun, jemaat menyanyikan pujian dari NKB 049:1-3 “Tuhan yang Pegang”, dan diakhiri pelayanan berkat. Sesudah itu, jemaat saling berjabat tangan seraya mengucapkan selamat menyongsong tahun baru 2025. Tentunya dengan harapan, kiranya kita senantiasa dimampukan untuk terus berjalan dalam hikmat dan terang Tuhan.
Silakan klik tautan ini untuk melihat foto-foto kebaktian akhir tahun 2024: https://gkigadingserpong.org/gallery/gallery-photo/kebaktian-akhir-tahun-2024