Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
2 Korintus 3:2-3
Halo Mama Papa, apakah kalian ingat lagu “Rukun Cinta Satu Sama Lain”?
Rukun cinta satu sama lain
Itulah maunya Tuhan
Rendah hati serta ramah-tamah
Itulah maunya Tuhan
Tunjukkan, saksikan, Tuhan minta buktinya
Tunjukkan, saksikan,
Tuhan minta buktinya.
Lagu ini mengingatkan kita akan hukum yang terutama dan yang pertama menjadi murid Kristus, “… Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Lalu hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:37-40 TB). Tuhan meminta bukti kita mencintai Tuhan dengan mencintai sesama. Kita dapat menunjukkannya melalui pemikiran, perkataan, dan tingkah laku kita. Kita adalah kitab yang terbuka yang dibaca siapa pun, yang dengan melihatnya, orang akan melihat betapa Tuhan mengasihi kita. Kita juga meneladani apa yang Tuhan teladankan kepada kita.
Anak-anak sejak dini dipertemukan dengan Tuhan Yesus. Orang Tua adalah wakil Allah yang memperlihatkan bagaimana Tuhan mencintai anak-anak, dan mengajarkan mereka untuk merespons kasih Allah itu dengan tindakan nyata. Iman tanpa perbuatan tidaklah berguna. Menjadi kitab terbuka berarti kita juga melakukan perintah Allah, yakni mengabarkan Injil ke seluruh dunia, agar dunia memuliakan-Nya. Marilah menjadi saluran berkat serta saluran kuasa dan kasih Allah. Semua itu bisa dilakukan jika kita memiliki relasi yang intim dengan Tuhan. Anak bisa melakukan itu semua dengan melihat apa yang dilakukan oleh orang tua. Pemuridan terjadi pertama kali di dalam keluarga.
Orang yang pertama kali melihat kita sebagai kitab terbuka adalah keluarga kita. Marilah kita meminta Roh Kudus membimbing dan mengarahkan hidup kita, agar hidup kita berkenan di hadapan-Nya, dan terus menjadi kitab yang terbuka, yang dengan melihatnya, dunia akan memuliakan Allah.