Listrik merupakan bentuk energi yang sangat berperan penting dan bermanfaat dalam kelangsungan kehidupan manusia. Penerangan, perabotan rumah tangga seperti rice cooker, kulkas, mesin cuci, pompa air, pendingin ruangan (AC), komputer, telepon genggam, mainan anak-anak, senter, jam dinding, semuanya tidak dapat berfungsi tanpa terhubung dengan aliran listrik.
Apa itu listrik? Listrik atau yang dikenal sebagai electric dalam bahasa Inggris, berasal dari kata electron (bahasa Yunani), yang artinya adalah partikel subatom bermuatan negatif. Elektron mengalir dari kutub negatif ke positif, namun arus listrik secara konvensional mengalir dari kutub positif ke negatif. Arus listrik adalah aliran partikel bermuatan positif melalui penghantar (conductor) dari titik potensial tinggi ke titik potensial rendah, apabila kedua titik tersebut terhubung dalam suatu rangkaian tertutup. Aliran partikel bermuatan ini dapat menghasilkan energi listrik.
Listrik dinamis adalah listrik yang bergerak secara searah (direct current/DC) maupun bolak-balik (alternating current/AC). Arus listrik searah terjadi ketika elektron mengalir hanya dalam satu arah, sedangkan arus bolak-balik terjadi ketika elektron bergerak bolak-balik, dalam arah maupun besarnya. Sumber listrik rumah tangga dapat memanfaatkan sistem AC maupun DC.
Listrik rumah tangga pada umumnya menggunakan sumber PLN dengan tegangan 220 V (satu fase) atau 380 V (tiga fase). Lampu penerangan dan perabotan rumah tangga pada umumnya menggunakan arus bolak-balik, dengan sumber tegangan 220 V, sedangkan komputer, telepon genggam, mainan anak-anak, senter, dan jam dinding menggunakan arus searah, dengan sumber tegangan bervariasi antara 3 VDC, 6 VDC, 9 VDC, atau 12 VDC.
Selain manfaatnya yang luas, arus listrik sering menimbulkan bahaya, sebagai akibat dari ketidak sesuaian intalasi, gangguan, dan kesalahan pemakaian, yakni dapat menimbulkan sengatan listrik, kebakaran, ledakan, dan korsleting.
Sengatan listrik terjadi jika tubuh manusia menyentuh penghantar listrik yang terhubung dengan sumber daya listrik, menyebabkan aliran arus listrik melalui tubuh atau bagian tubuh. Dampak langsung sengatan listrik bervariasi, tergantung kuat arus listrik (mA) yang mengalir lewat tubuh manusia, mulai dari sensasi kesemutan, detak jantung tidak teratur, kejang, penurunan kesadaran, sakit kepala, luka bakar, bahkan kematian. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan pengaruh kuat arus listrik (mA) terhadap tubuh manusia.
Tabel 1. Dampak Kuat Arus Listrik (mA) Terhadap Tubuh Manusia (www.dsoelectric.com/electric-shock-safety)
Risiko sengatan listrik dapat diminimalkan dengan cara penggunakan peralatan listrik yang benar, menghindari sentuhan langsung dengan penghantar listrik, menggunakan sandal kering dan sarung tangan, menghindari penggunaan listrik di lantai basah, dan menggunakan instalasi listrik yang telah memenuhi standar.
Berikut adalah sembilan tip menggunakan listrik rumah dengan aman. Pertama, merencanakan instalasi listrik yang memenuhi standar atau bersertifikat, yang diakui oleh badan nasional, misalnya SNI atau KAN. Material dan peralatan berkualitas tinggi dapat menjamin pemakaian jangka panjang dan jaminan keamanan, sedangkan material dan peralatan listrik berkualitas rendah dapat menyebabkan panas berlebih, bahkan kebakaran.
Kedua, menggunakan pembatas arus (MCB) sesuai beban listrik. Gunakan MCB sesuai rating beban, dan pastikan kemampuan kabel instalasi lebih besar dari arus nominal beban, yakni dengan safety factor 110 – 120 %.
Ketiga, sebaiknya kita segera melepas atau mematikan peralatan listrik setelah selesai digunakan. Salah satu penyebab terjadinya kebakaran adalah tidak mematikan atau tidak mencabut peralatan dari stopkontak setelah selesai dipakai. Contohnya, penggunaan setrika.
Keempat, membiasakan anggota keluarga menggunakan dan menyediakan peralatan listrik yang aman. Contohnya, menggunakan stopkontak CP (child protection), yakni stopkontak tertutup, agar aman terhadap sentuhan tak sengaja dari anak-anak terhadap penghantar listrik. Demikian juga dengan menggunakan karpet kering sebagai alas di area bermain anak-anak.
Gambar 1. Stopkontak dengan Child Protection
Gambar 2. Stopkontak Non-Child Protection
Gambar 3. Salah
Gambar 4. Benar
Gambar 5. Bahaya tegangan 220 V
Gambar 6. Bahaya sengatan listrik
Kelima, semua peralatan yang memiliki potensi bahaya tinggi, seperti mesin cuci, pompa air, setrika, dipasang dan ditempatkan secara aman. Jika perlu, berilah tanda atau catatan peringatan yang sesuai.
Gambar 7. Contoh cara pengisian peralatan elektronik yang salah
Gambar 8. Contoh penggunaan peralatan melebihi kapasitas stopkontak
Gambar 9. Grounding (protective earth/PE)
Gambar 10. RCCB (Residual Current Circuit Breaker)
Keenam, menghindari pengisian (charging) peralatan elektronik, seperti handphone, laptop, di atas tempat tidur atau bahan yang mudah terbakar. Peralatan elektronik dapat menghasilkan percikan api ketika mengalami gangguan dan panas berlebih, salah satu pemicu kebakaran rumah.
Ketujuh, menghindari penggunaan jumlah peralatan melebihi kapasitas stopkontak, untuk meminimalkan terjadinya overheating maupun korsleting.
Kedelapan, seluruh perangkat listrik harus menggunakan pentanahan (grounding). Grounding (protective earth/PE) merupakan kabel instalasi listrik pada sebuah bangunan yang ditanam ke dalam tanah, dengan kabel berwarna hijau kuning. Grounding mutlak diperlukan untuk mencegah gangguan pada sistem kelistrikan, terutama ketika ada sambaran petir, sehingga menurunkan tingkat kerusakan peralatan elektronik; mencegah timbulnya kebocoran listrik pada peralatan listrik di rumah; mengalirkan arus listrik yang timbul akibat kebocoran atau hubungan singkat; dan mencegah terjadinya bahaya sengatan listrik bagi penghuni rumah.
Kesembilan, menggunakan RCD (Residual Current Device). RCD adalah perangkat proteksi hubung singkat, berfungsi untuk mendeteksi arus yang melalui jalur yang tidak normal, seperti sentuhan orang secara tidak sengaja. RCD akan memutus aliran listrik secara otomatis, sehingga mengurangi risiko korsleting dan bahaya sengatan listrik. RCCB, salah satu RCD dapat dipilih berdasarkan sensitivitas, mulai dari 5mA, 10mA, 30mA, 100mA, 300mA, dan 500mA. Penggunaan RCD merupakan hal utama untuk keselamatan dan keamanan manusia, hewan, maupun harta benda terhadap sengatan listrik, korsleting, kebakaran, ledakan, maupun berbagai gangguan arus lainnya.
*Penulis adalah tenaga ahli dan pelatih bersertifikat internasional dalam pemeliharaan dan pengujian peralatan listrik bertegangan tinggi maupun rendah, dengan pengalaman lebih dari dua puluh tahun di industri pembangkitan daya dan berbagai industri lainnya.