Oleh: Nanik Handayani

Pada 31 Januari 2016, Komisi Dewasa Pasutri mengadakan seminar yang membahas satu topik hangat dan tidak akan pernah bosan untuk dikupas, yaitu “Intimacy in Marriage” dijabarkan dengan illustrasi Segitiga Kasih.

 

20160526Pasutri2

 

20160526Pasutri1Passion/gairah adalah komponen motivasi yang mendorong individu bersangkutan ke arah keinginan pemenuhan badaniah. Tanpa adanya passion dalam pernikahan, maka yang terjadi hanyalah upacara pernikahan. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. (1 Kor7 : 4)

Komitmen adalah komponen rasional yang mengambil keputusan untuk mencintai dan memelihara hubungan cinta dalam pernikahan. Apa yang sudah dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan oleh manusia.

Intimacy/keintiman adalah komponen emosi yang menentukan terjadinya keterlibatan antara emosi, rasa dekat, dan komunikasi dialogis. Keintiman ini menentukan komponen relasi sehat. Mereka keduanya telanjang dan tidak malu.

True intimacy:

  • “IN-TO-ME-SEE” (mengenal lebih dalam pada pasangan)
  • MORE THAN SEX (sex bukan pelampiasan)
  • Membuat orang MERASA DIKENAL
  • Mulai dengan DIRI ANDA (kenali dan terima diri sendiri
  • Dimungkinkan SETELAH mengenal/mengalami Tuhan secara pribadi

True Intimacy bisa berjalan dengan baik, namun ada kalanya tidak baik. Perlu anugerah Tuhan membangunb keintiman, karena keintiman diciptakan oleh Tuhan. Jika ada masalah, harus mau mengosongkan diri. True intimacy adalah sesuatu yang harus dan perlu dibangun bersama pasangan. Dalam buku Secret Marriage dikatakan bahwa membangun keintiman harus dilakukan dihadapan Tuhan.

Keintiman bisa raib ketika ada dosa di dalamnya (Kej 3), masalah yang sering terjadi dalam pernikahan, true intimacy terjadi bukan dengan pasangannya.

 

Penyebab raibnya keintiman:

  1. Kesibukan (mencari uang, pelayanan, aktualitas diri)
  2. Stress dan kelelahan mental (menyebabkan disability)
  3. Anak-anak (jam tidur, privasi bisa terganggu) : anak-anak penting dalam hidup berkeluarga, tetapi hidup kita pada akhirnya adalah bersama dengan pasangan
  4. Beda perspektif (kurang adanya passion)
  5. Konflik yang tidak selesai (kemarahan memerlukan pengampunan)

 

Fungsi Sex:

  • Design Allah: “Pro-creation” (Kej 1 : 28)& “Re-creation” (Kid 4: 10-12, Ams 5: 18-19), merupakan ungkapan kasih dalam ikatan bertanggungjawab.
  • Menguatkan identitas gender baik maskulin maupun feminim.
  • Pencegahan asusila (1 Kor 7), suami dan istri harus peka terhadap kebutuhan pasangan. Jika tidak akan berakibat sang pria melakukan hubungan di luar pernikahan, dan sang wanita suka membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas.

Hambatan hubungan sex:

  • Adanya dendam/ganjalan yang belum selesai
  • Faktor-faktor psikologis, misalnya : latar belakang keluarga yang terlalu konservatif, atau konsep rohani yang keliru sehingga menganggap sex sebagai hal yang tabu.
  • Kurangnya pengetahuan tentang sex itu sendiri, misalnya : tentang orgasme.
    • Pendidikan sex bukanlah pornografi
    • Pengertian sex pada pria berbeda dengan pengertian sex pada wanita (seks seketika vs seks sehari) 

 

Proses perjalanan cinta : dari kagum, tertawan, rasa sayang dan menghargai, sampai akhirnya membuat pribadi pasangan menjadi lebih utuh.

20160526Pasutri3

Dan hal yang perlu suami istri lakukan agar makin intim dan sayang, adalah:

  • Memperbaiki komunikasi.
  • Saling memperhatikan.
  • Meningkatkan kebersamaan.