Ibadah Paskah sore, Minggu, 20 April 2025 berlangsung khidmat dan penuh sukacita. Jemaat dari berbagai generasi bersatu dalam perayaan Paskah, yang bermakna kemenangan Kristus atas maut. Dilaksanakan pada pukul 17.00, ibadah dihadiri 549 orang, dan diawali dengan lagu KJ 387, “Ku Heran Allah Mau Memb'ri”, yang dibawakan dengan bersemangat oleh para pelayan ibadah gabungan Dewasa Muda dan Youth & Teens.

Sambutan meriah “Selamat Paskah!” disampaikan Pnt. Edo Pasaribu dan Pnt. Cynthia Muljadi, yang menjadi liturgos pada kesempatan ini. Sebagai pembuka, pertanyaan singkat diberikan kepada beberapa orang, tentang apa arti Paskah. “Kebangkitan Tuhan Yesus!” jawab salah seorang anak sekolah Minggu. Kemudian, salah seorang jemaat dewasa juga menyahut, “Kebangkitan Tuhan Yesus dari maut!” Pnt. Fabrian Chandra menambahkan satu lagi satu arti Paskah, yaitu hari kemenangan, ketika Tuhan menunjukkan cinta-Nya yang begitu besar kepada kita. Panggilan beribadah dari kebaktian yang bertema “Kehadiran yang Meneguhkan” dilanjutkan dengan menyanyikan KJ 188, “Kristus Bangkit Soraklah” dan KJ 383, “Sungguh Indah Kabar Mulia”, sebelum firman Tuhan yang akan dibawakan oleh Pdt. Devina Erlin Minerva.

Pdt. Devina bertanya kepada seluruh generasi yang hadir, “Ada yang suka berjalan-jalan?”. Berjalan-jalan memang membuat hati gembira, terlebih lagi jika dilakukan bersama orang terdekat, tetapi mungkin lain halnya jika kita berjalan sendiri. Yang dirasakan mungkin kesedihan, kesepian, sakit, dan lainnya, sama seperti yang diceritakan dalam bacaan Injil dari Lukas 24:13-49, tentang dua murid Yesus yang berjalan dari Yerusalem ke Emaus. Mereka berjalan perlahan-lahan dengan lemas dan wajah yang tertunduk muram. Kesedihan meliputi hati mereka, karena menyaksikan Yesus telah mati di kayu salib. Mereka telah kehilangan harapan dan arah, tak tahu siapa lagi yang harus mereka ikuti dan percayai. Namun, mereka ragu ketika pada akhirnya Yesus menampakkan diri di hadapan mereka. Yesus tidak marah, melainkan menemani mereka berjalan, sambil bercerita layaknya sahabat. Kedua murid itu pun perlahan terbuka hatinya. Saat tiba di rumah, mereka melakukan perjamuan bersama Yesus. Dia mengambil roti dan memecah-mecahkannya. Momen ini menyadarkan kedua murid, bahwa yang ada di hadapan mereka adalah Yesus sendiri, Sang Juru Selamat yang hidup.

Sama seperti itu, sekarang pun Yesus hidup, terus menemani, dan mendengarkan doa kita. Dia hadir melalui pelukan orang tua, orang terdekat yang selalu setia menyayangi kita, lagu-lagu sekolah Minggu yang menyenangkan, dan lainnya. Ia hadir melalui firman yang relevan dengan masalah hidup, melalui doa-doa yang menguatkan kita. Demikian pula bagi generasi tua atau lansia, Yesus hadir memberikan kekuatan dan penghiburan dengan kuasa-Nya.

Bacaan Alkitab diambil dari 1Yesaya 25:6-9, 1Korintus 5:6b-8, dan Lukas 24:13-49. Mazmur 114 yang dinyanyikan sebelum khotbah mengingatkan, Tuhan yang menyertai umat-Nya keluar dari tanah Mesir adalah Tuhan yang sama dengan yang menyertai kita kini dan selamanya. Pdt. Devina menutup khotbahnya dengan mengingatkan setiap jemaat, Yesus bukanlah Tuhan yang jauh. Dia hadir di jalan yang sepi, rumah yang sunyi, dan hati yang terluka. Dia menghibur dan memperbarui kita. Paskah adalah ajakan untuk membuka hati kita, dan membiarkan Yesus masuk menemani, menghapus air mata, dan memberi hidup baru.

Ibadah dilanjutkan dengan persembahan pujian dari sekolah Minggu, “Yesus Sahabatku”, disambung sesi persembahan yang diiringi KJ 432, “Jika Padaku Ditanyakan”. Ditutup dengan versi bahasa Inggris PKJ 178, “Allah Mengutus”.  

*Penulis adalah pengurus Komisi Dewasa Muda GKI Gading Serpong untuk tahun pelayanan 2024-2026.