Pagi yang cerah, matahari bersinar terang. Rabu, 16 Juli 2025 pukul 9.45 WIB, pengurus, petugas persekutuan, Pdt. Erma Primastuti Kristiyono sebagai pembawa firman Tuhan, Hermien Widjajati sebagai pemimpin pujian, dan Rini Rahardjo sebagai pembawa doa berkumpul dan berdoa, agar persekutuan berjalan lancar dengan penyertaan Tuhan. Meskipun pagi ini banyak pengurus yang berhalangan hadir, pengurus dan petugas persekutuan yang hadir tetap bersemangat melayani.
Aula Kana, Griya Kasih, jalan Kelapa Gading Barat Blok AD15 nomor 16, Kelapa Dua, Pakulonan Barat, Tangerang sudah dipenuhi oleh 125 jemaat usindah yang hadir. Sebagian jemaat yang duduk di bagian depan berbusana merah, membuat suasana semakin ceria.
Tepat pukul 10.00, pemimpin pujian memulai persekutuan yang berjalan dengan khidmat. Setelah menyanyikan lagu “Mars Usindah” dengan bersemangat, persekutuan dibuka dengan doa dan puji-pujian untuk memuliakan nama Tuhan. Selanjutnya, grup angklung Simeon mengisi ruang kesaksian dengan membawakan tiga lagu yang dimainkan secara medley, yaitu lagu “Agunglah Kasih Allahku”, “Thank you Lord”, dan “Yesus Kawan yang Sejati”. Semua jemaat sangat menikmati permainan angklung, karena dimainkan dengan bagus dan santai, tanpa partitur.
Firman Tuhan dengan tema “Tuhan Selalu Menolongku” diambil dari 1Raja-Raja 17: 8–16. Dalam Alkitab diceritakan, Tuhan selalu menolong nabi Elia saat terjadi kekeringan di Israel. Tuhan memerintahkan Elia untuk menuju sungai Kerit. Di sana, seekor burung gagak memberi Elia sepotong roti dan daging setiap hari. Saat sungai Kerit menjadi kering, Tuhan memerintahkan Elia menuju Sarfat, menemui seorang janda yang akan memberinya makanan. Elia pun taat. Dari pengalaman hidup Elia, terbukti Tuhan selalu menolong kita yang mau mengikuti perintah-Nya.
Sesampainya di Sarfat, Elia bertemu dengan seorang janda miskin yang hanya mempunyai segenggam tepung dan sedikit minyak, yang hanya cukup untuk makan malam bagi diri dan anaknya, dan sesudah itu mereka akan mati, karena tidak ada lagi yang bisa dimakan. Namun, Elia menyampaikan firman Tuhan kepadanya, “… Buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari tepung itu dan bawalah kepadaku … Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.” Janda itu menurut dan memercayai perkataan Elia. Tuhan memakai seorang janda miskin sebagai perpanjangan tangan kasih-Nya untuk menolong Elia, dan Elia dijadikan perpanjangan tangan Tuhan untuk menolong sang janda miskin, dengan mukjizat yang membuat tepung dan minyak janda tersebut tidak habis-habis dimakan. Mukjizat dan pertolongan Tuhan akan terjadi bila kita taat dan menuruti perintah-Nya. Seandainya janda tersebut tidak percaya dan menuruti perkataan Elia, mukjizat itu tidak akan terjadi.
Demikian juga dengan kehidupan kita, Tuhan menolong setiap orang yang percaya dan taat kepada-Nya, sebagaimana Tuhan menolong Elia dan janda di Sarfat. Bila menengok ke belakang, pertolongan Tuhan nyata dalam hidup kita, baik dengan cara yang spektakuler, misalnya sembuh dari suatu penyakit, atau ketika tak punya uang untuk membeli makanan, tiba-tiba ada yang memberi uang atau makanan. Pertolongan Tuhan pun bisa hadir dalam cara yang sederhana, misalnya dengan memberi kita kesehatan hingga dapat hadir di persekutuan, bisa beraktivitas, bertemu dengan teman-teman. Pertolongan Tuhan juga bisa hadir dalam bentuk orang-orang yang ada di sekitar kita.
Jadi, panggilan hidup kita adalah saling menolong, saling menopang, berbagi roti dengan orang-orang di sekitar kita, seperti Elia dan janda di Sarfat. Jangan menjadi orang egois, yang menyimpan pertolongan Tuhan untuk dirinya sendiri, dan jangan lupa untuk selalu mengucap syukur atas kebaikan dan pertolongan Tuhan.
Persekutuan ditutup dengan menaikkan pujian dari PKJ 178, “Allah Mengutus” dan doa berkat oleh Pdt. Erma, dilanjutkan dengan acara MMA, yaitu Mempelajari dan Memahami Alkitab berdasarkan firman Tuhan yang kita terima dari persekutuan hari ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
*Penulis telah melayani sebagai pengurus Komisi Usindah GKI Gading Serpong sejak tahun 2009, dan masih menjabat hingga tahun 2026.