Sabtu, 26 Oktober 2024, GKI Gading Serpong menggelar malam persekutuan dan pengucapan syukur, dengan tajuk “God Will Provide”, dalam rangka penggalangan dana pembangunan gedung gereja. Acara dilaksanakan di aula lantai 6 SMAK Penabur Gading Serpong, Jl. Kelapa Gading Barat, Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten. Menjelang pk. 17.00, para pendeta GKI Gading Serpong sudah duduk berjajar di baris terdepan, termasuk Pdt. Andreas Loanka, yang khusus hadir di tengah cuti sabatikalnya, sementara para penampil sudah siap di kursi masing-masing.
Tak lama kemudian, adik-adik dari Ensemble Joyous dan Genesis yang berpakaian hitam-hitam membawakan lagu instrumental PKP 154, “Setiakah Diriku pada-Mu”, yang diaransemen oleh Angga Davida, yang sekaligus bertindak sebagai dirigennya. Joyous dan Genesis sudah melatih lagu ini sejak tiga bulan sebelumnya, dan dalam sebulan terakhir melakukan latihan gabungan. Tahun ini Ensemble Joyous genap berusia 20 tahun. Ensemble Genesis pun berawal dari Joyous, yang didirikan pada September 2004, tetapi setahun kemudian, sebagian anggotanya yang sudah remaja membentuk kelompok tersendiri.
Empat orang narator (Kelly Willis, Andersen Stefanus, Naftalia Firstiani, dan Ivan Daniel) serta empat orang singer (Elia Hinarno, Seraphine Widjaja, Puan Grace, dan Christopher Batistuta) kemudian bersama-sama mengajak jemaat menyanyikan lagu “S’bab Tuhan Baik”, dengan diiringi band Youth/Komisi Dewasa Muda, dan tari pita oleh para remaja dan pemuda, serta tari bendera oleh adik-adik sekolah Minggu.
Keluarga muda Galih Nurangga dan Lia Kristianti, beserta kedua anaknya, dibantu Pnt. Fabian Chandra dan Maria Jessica membawakan role play tentang keluarga-keluarga yang sedang mencari gereja yang mempunyai pelayanan sekolah Minggu, agar anak-anaknya pun dapat mengikuti ibadah anak sendiri, tidak harus terus-menerus mengikuti orang tuanya di kebaktian umum.
Para narator membacakan kronologi berdirinya GKI Gading Serpong. Pada tahun 1996, seorang penatua GKI Perniagaan, yang juga pengurus BPK Penabur, mendorong GKI Perniagaan untuk membantu pendirian Pos Kebaktian, Pelayanan, dan Kesaksian (Pos KPK) di Gading Serpong. Tujuh jemaat, yaitu GKI Perniagaan, GKI Gunung Sahari, GKI Samanhudi, GKI Wahid Hasyim, GKI Muara Karang, GKI Sutopo, dan GKI Karet Perumnas mendukung usul pendirian pos KPK ini, dengan Pdt. RAS Pandiangan sebagai pendeta pendamping. Majelis Jemaat GKI Perniagaan mengambil peran sebagai jemaat induk. Pada 17 November 1996, dilangsungkan kebaktian pengucapan syukur atas peresmian gedung sekolah TKK BPK Penabur Gading Serpong. Atas anugerah Allah, BPK Penabur berkenan menyediakan fasilitas ruang ibadah dan kegiatan pelayanan lainnya untuk Pos KPK Gading Serpong di gedung ini.
Diselingi pujian dari lagu KJ 440, “Di Badai Topan Dunia”, narasi pun dilanjutkan. Sejak peresmian gedung TKK Penabur Gading Serpong tersebut, Pos KPK Gading Serpong mulai menyelenggarakan kebaktian umum dan sekolah Minggu. Dimulai dengan satu kali ibadah setiap hari Minggu, pk. 09.00, dengan kebaktian umum yang dihadiri oleh 25 orang dewasa, dan ibadah sekolah Minggu yang dihadiri oleh dua puluh orang anak-anak. Tuhan memberi pertumbuhan, baik dalam pengajaran maupun jumlah jemaat, sehingga Pos KPK Gading Serpong terus berkembang.
Melalui persetujuan persidangan Badan Pekerja Majelis Klasis Jakarta Utara (BPMK-JU) GKI Sinode Wilayah Jawa Barat, dan Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GKI Sinode Wilayah Jawa Barat, pada tanggal 23 Juli 1999, status GKI Perniagaan Pos KPK Gading Serpong dikembangkan menjadi GKI Perniagaan Bakal Jemaat (Bajem) Gading Serpong.
Melalui persiapan oleh majelis jemaat, perlawatan, dan persidangan di lingkup jemaat GKI Perniagaan, BPMK-JU dan BPMS GKI Sinode Wilayah Jawa Barat, pada Senin, 26 Januari 2004, di Dome Harvest Center, Karawaci, GKI Perniagaan Bajem Gading Serpong dilembagakan menjadi Jemaat GKI Gading Serpong, jemaat GKI ke-204, serta dilaksanakan peneguhan Pdt. Andreas Loanka sebagai pendeta sulung dan delapan belas penatua sulung GKI Gading Serpong. Tuhan yang memulai, Tuhan juga yang memberi pertumbuhan.
Konsisten dengan visi GKI Gading Serpong, yaitu “Berakar, Bertumbuh, dan Berbuah di dalam Tuhan,” jumlah kehadiran jemaat terus bertumbuh. Pada tahun 1999, jemaat dewasa yang menghadiri kebaktian umum sebanyak tiga ratus orang, dan anak-anak yang menghadiri ibadah sekolah Minggu sebanyak dua ratus orang. Pada tahun 2001, mulai diadakan kebaktian lansia dan remaja. Di tahun 2003, mulai diadakan kebaktian pemuda dan sudah dilaksanakan tiga kali kebaktian umum. Pertumbuhan jemaat tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2008, jumlah kehadiran rata-rata sudah mencapai seribu orang setiap minggunya, dan ibadah sekolah Minggu sudah dihadiri enam ratus anak-anak. Di tahun 2012, jemaat umum yang menghadiri ibadah sudah ada sebanyak 2500 orang, dan tujuh ratus jemaat sekolah Minggu, ditambah tiga ratus remaja dan pemuda setiap minggunya.
Jemaat kemudian diajak menyanyikan lagu “Hidup dengan Tujuan”, lagu tema program “40 Days of Purpose”, sambil ditayangkan cuplikan-cuplikan video klip lagu lawas tersebut, membangkitkan kenangan jemaat akan program yang dilaksanakan pada tahun 2009, ketika gereja membentuk kelompok-kelompok kecil, yang disambut dengan begitu antusias oleh jemaat.
Kebutuhan akan pengerja untuk menggembalakan umat-Nya pun tak terelakkan. Tuhan mengirimkan hamba-hamba-Nya untuk melayani di tempat ini, dimulai dari Phebe Tanto Wijaya, yang melayani sebelum jemaat ini didewasakan. Setelah itu disusul dengan kehadiran para pengerja, yang datang silih berganti, yaitu Eliyunus Gulo, Raffel Rohie, Irama Maduwu, Hadi Christianta, Heri Subeno, Benedictus Arya Dewanto, dan Hebron Winter Pemasela.
Saat ini, GKI Gading Serpong telah memiliki enam orang pendeta dan dua orang staf bina. Pdt. Andreas Loanka diteguhkan sebagai pendeta sulung di Bajem Gading Serpong pada tanggal 6 Mei 2002. Pdt. Andreas sebelumnya sudah memiliki sejarah pelayanan yang panjang, mulai dari GKJ Muara Karang, GKKK Pematangsiantar, GKJ Kartini, GKI Pinangsia, dan GKI Perniagaan, sejak tahun 1989-2004. Pdt. Santoni Ong, yang sebelumnya sudah melayani di GKI Pengadilan, Bogor sejak 1991 dan GKI Kavling Polri, diteguhkan di GKI Gading Serpong sejak 16 April 2012. GKI Gading Serpong mendapat kehormatan untuk mentahbiskan dua orang pendeta wanita sekaligus pada 13 Februari 2023, yaitu Pdt. Erma Primastuti Kristiyono yang semula berjemaat di GKI Rengasdengklok, dan Pdt. Devina Erlin Minerva, yang semula berjemaat di GKI Maulana Yusuf, Bandung. Pdt. Danny Purnama, yang sempat melayani selama sembilan belas tahun di GKI Citra 1, dan menjabat sebagai Sekum BPMS GKI sejak tahun 2018-2022, diteguhkan menjadi pendeta GKI Gading Serpong pada tanggal 29 Mei 2023. Pdt. Pramudya Hidayat, sebagai pendeta bungsu di GKI Gading Serpong, diteguhkan pada 26 Agustus 2024, sebelumnya sudah melayani di GKI Kuningan sejak tahun 2015. Reni Yuliastuti mulai bergabung sebagai staf bina sejak 1 Juli 2014, dan Ratna Kartika sejak 1 November 2019. Para pendeta dan staf bina yang sudah naik ke atas panggung saat disebutkan namanya, kemudian bersama-sama melantunkan pujian PKJ 177, “Aku Tuhan Semesta”, seperti yang sudah ditayangkan pada trailer acara sejak seminggu sebelumnya.
Selain menyelenggarakan ibadah untuk jemaat, GKI Gading Serpong juga memberikan pelayanan untuk masyarakat di luar gereja, di antaranya: pelayanan Klinik Anugerah, yang dilakukan oleh para dokter dan tenaga medis yang merupakan anggota jemaat; pelayanan kepada Suku Anak Dalam Mentawak, Bangko Jambi, dalam bentuk mengajarkan cara berkebun dan beternak, sehingga mereka memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga; pelayanan Tenjo, dalam bentuk bimbingan belajar bagi anak-anak sekolah. GKI Gading Serpong telah menjadi secercah sinar yang menerangi kehidupan di sekitarnya.
Paduan suara gabungan menyambut ajakan untuk tetap bersinar dengan pujian “This Little Light of Mine”, dengan diiringi Band Komisi Dewasa Muda, dengan Yani Prabowo sebagai dirigennya. Paduan suara yang tampil ceria dengan pakaian berwarna-warni ini merupakan kolaborasi hampir enam puluh orang pemuji dari VG Alpha Singers, VG Omega, VG Crisentor, VG Makarios, VG Madah Kasih, VG Narwastu, PS Sanctus, VG Soteria, VG Yadah, dan VG Vox Laudis, yang sudah menjalani latihan gabungan sejak sebulan sebelumnya, setelah didahului latihan oleh masing-masing unsur.
Tidak seperti biasanya, dalam perenungan firman Tuhan, kali ini keenam pendeta GKI Gading Serpong berdiri berjajar di atas panggung. Pdt. Santoni kemudian mempimpin doa epiklese. Pdt. Danny mengawali dengan berseloroh, bahwa ini lebih menenangkan bagi para pendeta, ketimbang harus menyanyi seperti tadi. Firman Tuhan diambil dari Kejadian 22:14, “Abraham menamai tempat itu, ‘TUHAN menyediakan’; sebagaimana dikatakan orang sampai sekarang, ‘Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.’” Manusia memiliki berbagai kebutuhan. Dalam upaya kita memenuhi kebutuhan tersebut, kita tidak pernah sendirian. Allah kita adalah Yehova Jireh, Allah yang menyediakan. Kalimat “God will provide” muncul dalam kisah Abraham yang diminta mengurbankan Ishak, anak tunggalnya, yang didapat setelah penantian yang panjang. Sebenarnya dalam kisah itu, Allah sedang menguji kesetiaan Abraham pada perjanjiannya dengan TUHAN. Melalui kisah ini, kita belajar bahwa Allah setia pada janji-Nya. Ia menyediakan apa yang kita butuhkan, tepat pada waktu-Nya. Yehova Jireh atau Providentia Dei bukan hanya selangkah, melainkan berlangkah-langkah di depan kita. Ia sudah mengetahui apa yang akan diperlukan di masa mendatang, dan menyediakannya di masa kini. Allah memelihara seluruh alam semesta menurut kuasa-Nya, maha mengetahui apa kebutuhan kita, dan maha kuasa untuk menyediakan apa kebutuhan kita. Namun, tidak berarti kita tidak perlu mengerjakan apa-apa lagi. Kita tetap bertanggung jawab untuk berkarya dan bekerja dalam hidup ini, dengan akal budi, kekuatan, dan kehendak bebas untuk memilih dan memutuskan.
Pdt. Andreas melanjutkan khotbah dengan mengajak jemaat mensyukuri anugerah Allah, yang menjawab kebutuhan umat-Nya untuk bersekutu di wilayah Tangerang. Perkekap GKI Perniagaan (semacam persekutuan wilayah) rutin mengadakan persekutuan, salah satunya di wilayah Gading Serpong. Salah seorang penatuanya, yang juga menjabat sebagai Sekum BPK Penabur, dan tinggal di Modernland, melihat adanya fasilitas TKK Penabur, maka diadakan percakapan dengan Perkekap dan Majelis Jemaat GKI Perniagaan. Majelis jemaat melihat, bahwa yang tinggal di Tangerang bukan hanya anggota GKI Perniagaan, tetapi juga anggota jemaat dari GKI-GKI lainnya, mengapa tidak diajak bersama-sama? Demikianlah, tujuh jemaat ikut mendukung rencana ini. Walaupun kebaktian perdana hanya dihadiri sedikit orang, anugerah Tuhan terus mengalir, yang dapat dilihat melalui perkembangan jemaat.
Tuhan sudah menyediakan orang-orang yang berpotensi besar di sekitar Gading Serpong ini, sehingga walaupun gereja induknya jauh, sudah ada orang-orang yang siap melayani, seperti Eliyunus Gulo, Budiman, dan Phebe Tanto Wijaya, yang semula merupakan bagian dari jemaat, kemudian dipanggil untuk melayani penuh waktu. Sejak awal, Tuhan sudah memimpin jemaat ini, dengan menempatkan orang-orang yang memiliki semangat pelayanan yang luar biasa. Gerakan 40 Days of Purpose semakin mengobarkan semangat jemaat untuk bersekutu, mempelajari firman Tuhan melalui kelompok kecil, dan melayani. Ketika gerakan ini dimulai, jumlah jemaat baru sekitar enam ratus orang. Namun, peserta gerakan ini mencapai seribu orang lebih, dan jumlah kehadiran jemaat terus berkembang setelah gerakan ini berakhir.
Anugerah Tuhan tidak berhenti hanya di jumlah kehadiran, tetapi juga melalui hamba-hamba Tuhan yang ditempatkan di sini. Ketika masih sendirian melayani sebagai pendeta, Pdt. Andreas sangat terbantu dengan kehadiran Pdt. Em. Martin Jonathan (GKI Samanhudi) dan Pdt. Em. Girihardjo Lukito (GKI Kepa Duri), yang tinggal di sekitar Gading Serpong, sehingga dapat meringankan pekerjaannya. Juga ketika Pdt. Andreas kewalahan mengurus disertasinya, Tuhan kembali mengutus Pdt. Santoni Ong untuk bersama-sama melayani di GKI Gading Serpong, dan kemudian disusul oleh keempat pendeta lainnya.
Demikian pula dalam menyediakan fasilitas ibadah, Tuhan menyediakan, mulai dari aula TKK Penabur, aula SDK Penabur, dan kemudian aula SMAK Penabur Gading Serpong. Sewaktu masih berstatus sebagai bajem, kita pun sudah rindu memiliki tempat ibadah yang tetap. Pada waktu itu kita mendapatkan penawaran sebidang tanah untuk dijadikan lokasi gereja. Ketika diputuskan untuk membelinya, Tuhan menggerakkan hati beberapa orang untuk menyumbangkan dana yang cukup besar, dan itu menggerakkan hati lebih banyak lagi anggota jemaat untuk ikut memenuhi kebutuhan dananya, bahkan ada yang bersedia memberikan dana talangan, sehingga kebutuhan dana untuk membeli tanah tersebut terpenuhi. Bahkan, di kemudian hari, sebagian orang yang memberikan dana talangan tersebut menyatakan, dana itu tidak perlu dikembalikan. Ketika kembali ditawarkan tanah di sampingnya, Tuhan kembali mencukupkan kebutuhan dananya. Memang pengurusan izin pembangunan tidak mudah, tetapi majelis jemaat terus berdoa dan berusaha, sehingga pada Desember 2023, persetujuan bangunan gedung (PBG) itu telah kita peroleh. Sebagaimana yang telah ditunjukkan-Nya di masa yang lampau, kita percaya, Tuhan pun akan menyediakan dana yang diperlukan untuk pembangunan gedung ini, melalui kita, anak-anak-Nya. Harus dimulai dari diri kita sendiri. Jika kita sendiri tidak mau mendukung, bagaimana orang lain mau mendukung?
Pdt. Erma kemudian melanjutkan dengan mengajak jemaat mensyukuri pemeliharaan-Nya. Terkadang, kita belum menyampaikan kebutuhan kita, tetapi Allah sudah memberikannya. Biarlah rasa syukur itu kita tunjukkan dengan hidup berfokus kepada Tuhan, bukan mengejar nikmat duniawi, mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Itu berarti mengabdikan hidup sepenuhnya bagi Tuhan, dan menyerahkan diri untuk melayani Tuhan dengan kesungguhan hati, mempersembahkan segala yang terbaik, segala talenta untuk memuliakan nama-Nya, dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Pdt. Pramudya Hidayat yang melanjutkannya mengundang tawa jemaat, karena memprotes sebutan sebagai pendeta bungsu GKI Gading Serpong, sebab secara usia, ia tidak lebih muda daripada kedua pendeta wanita yang ada. Tidak ada yang mau disebut anak bungsu, sebab di Alkitab, anak bungsu dikisahkan kurang ajar, berani meminta warisan ketika ayahnya masih hidup. Namun, ketika ia pulang dalam keadaan bangkrut, ayahnya mau menerimanya dengan tangan terbuka. Seperti anak bungsu, jika sudah diberi anugerah sedemikian besar, kita pun seharusnya mau taat, karena hati yang dipenuhi rasa syukur. Rasa syukur itu membangkitkan komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Menghayati kebaikan ayahnya, ia tidak hidup untuk kesenangan dan kepuasan dirinya sendiri lagi, tetapi untuk menyenangkan dan memuaskan hati ayahnya. Rumah Tuhan yang akan kita bangun adalah demi kemuliaan Tuhan dan pertumbuhan jemaat. Rasa syukur itu akan menghasilkan kepedulian, menggerakkan kita untuk membagikan segala yang kita miliki. Ini akan menginspirasi banyak orang untuk melakukan pembangunan manusia. Di gedung gereja yang baru, orang-orang akan dicetak, dibina, dipersekutukan, menjadi jemaat yang bersaksi dan melayani. Dari gedung gereja yang baru, akan lahir pemimpin-pemimpin baru, yang kelak akan berdampak di tengah-tengah masyarakat.
Pdt. Devina, yang secara usia adalah bungsu di antara keenam pendeta, mengakhiri rangkaian khotbah dengan mengingatkan, kita sudah diberikan tanggung jawab dan berkat, bukan hanya untuk membangun rumah Tuhan, tetapi juga untuk memberikan seluruh hidup kita. Gedung hanyalah sarana, bukan tujuan akhir kehidupan. Tuhan memberkati dengan sumber daya yang begitu melimpah. Karena itu, marilah kita tidak hanya membangun gedungnya, tetapi juga membangunan jemaatnya. Karakter, kasih kepada sesama, itulah gereja yang sesungguhnya. Pdt. Devina kemudian menutup rangkaian khotbah ini dengan doa.
Jemaat kemudian diajak menyanyikan lagu KK 601, “Kumulai dari Diri Sendiri”, dilanjutkan oleh Ketua Majelis Jemaat GKI Gading Serpong, Alfian Djoko Setyono, yang mempresentasikan perkembangan pembangunan gedung gereja. Proyek pembangunan gedung gereja ini sudah dimulai sejak tahun 2005. Ketika itu juga diadakan penggalangan dana untuk membeli sebidang tanah yang akan dijadikan lokasi gedung gereja, yang akhirnya terbeli pada tahun 2006. Sejak tahun 2008, proses pengajuan izin pembangunan mulai dilakukan. Berulang kali upaya yang dilakukan gagal, tetapi majelis jemaat terus berdoa dan berusaha. Pada tahun 2023, kembali dilakukan pengajuan izin, dan puji Tuhan, PBG diperoleh pada 22 Desember 2023 yang lalu.
Kemudian dipaparkan rancangan gedung gereja yang akan dibangun, beserta rincian ruangan-ruangan yang akan disediakan, timeline pembangunan, dan rincian biaya yang diperlukan untuk membangun gedung yang dapat menampung sekitar 3800 orang. Upaya untuk memenuhi kebutuhan dana yang demikian besar itu telah dimulai dengan menyediakan kantung persembahan berwarna biru yang telah dijalankan selama kurang lebih enam bulan, penjualan kartu e-money dan Flazz BCA (masih tersisa sekitar 49 kartu yang belum terjual), juga pelelangan hasil karya jemaat. Kita juga memperoleh komitmen persembahan berupa kloset dan wastafel, lampu LED, dan peredam suara untuk ruang ibadah. Dari kebutuhan dana yang sedemikian besar, hingga September 2024 baru diperoleh tiga puluh persennya. Presentasi diakhiri dengan pantun, “Bunga Melati di tepi jalan harum semerbak di tengah taman. Mari berdonasi dengan keikhlasan dan kerelaan hati kita, sebagai ucapan syukur kita. Mari bersama kita wujudkan harapan, rumah Tuhan di tempat ini.”
Paduan suara gabungan yang berbusana serba hitam dan dasi berwarna kuning, kolaborasi dari PS Ekklesia, PS Nafiri, PS Proskuneo, dan VG Calvary melanjutkan dengan pujian “Grace Alone”, dengan Novi Engelin sebagai dirigen, diiringi oleh Farrel Jordan Octavian. Mereka pun sudah melakukan latihan gabungan selama satu bulan terakhir, setelah sebelumnya berlatih di unsur masing-masing.
Pdt. Santoni, yang tadi tidak ikut berkhotbah, memimpin puncak malam persekutuan dan pengucapan syukur ini. Mengutip Yohanes 3:16, Tuhan sedemikian mengasihi dunia yang telah rusak ini. Kasih-Nya adalah kasih yang memberi, yang ditunjukkan dengan kerelaan untuk memberikan nyawa-Nya demi keselamatan manusia. Pdt. Santoni juga mengutip percakapan antara John Piper yang menanyai Rick Warren, tentang apa yang ditanyakan Tuhan ketika kita kembali kepada-Nya. Menurut Rick Warren, Tuhan akan menanyakan dua hal, yaitu apa yang sudah kita lakukan untuk Anak-Nya, dan apa yang sudah kita lakukan dengan apa yang sudah diberikan-Nya kepada kita. Dalam perjalanannya di padang pasir, bangsa Israel sempat berdosa dengan membuat patung anak lembu emas. Musa menangisi dosa bangsa Israel tersebut di hadapan Tuhan. Karena perjumpaan dengan Tuhan di atas Gunung Sinai itu, wajahnya bercahaya, sebagai tanda Allah berkenan mengampuni dosa bangsanya. Setelah itu, TUHAN memerintahkan bangsa itu untuk membawa persembahan untuk pembangunan Kemah Suci. Maka, datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, membawa persembahan berupa benda-benda berharga kepada Allah. Persembahan itu begitu melimpah, hingga pada satu titik, Musa perlu mengumumkan agar bangsa itu berhenti membawa persembahan, karena bahan yang mereka peroleh telah cukup, bahkan berlebih. Mengapa persembahan mereka berlimpah ruah? Itu karena mereka merespons kasih Tuhan yang sudah menunjukkan kasih setia dan kesabaran-Nya. Mereka sadar, seharusnya mereka dibinasakan, tetapi Tuhan mengampuni segala dosa dan pelanggaran mereka, dan dengan setia menjaga dan memenuhi kebutuhan mereka.
Delapan tahun yang lalu, ada seorang ibu, yang dipanggil Oma Titin yang hidup sendirian, ingin tinggal di panti werdha. Gereja kemudian mencarikan panti werdha untuknya, dan rumahnya disewakan. Ketika mendengar ada rencana pembangunan gedung gereja ini, Oma Titin tergerak untuk menjual rumahnya, dan separuh hasil penjualannya diberikan untuk pembangunan gedung gereja. Separuhnya lagi disimpan untuk memenuhi kebutuhannya hingga akhir hidupnya nanti. Ada kelegaan dan sukacita setelah ia dapat memberikan hasil penjualan rumah tersebut untuk pembangunan gereja, karena meyakini uang yang diberikannya itu tidak akan sia-sia, dan dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi jemaat-Nya, ketimbang disimpannya sendiri.
Malam ini, jemaat diajak untuk membawa persembahan syukurnya, dengan cara mengisi formulir janji syukur, yang dibagikan kepada jemaat. Jemaat diberi kesempatan untuk menyampaikan rasa syukurnya dengan memberikan persembahan syukur secara sekaligus ataupun secara periodik (bulanan, triwulanan, atau setiap jangka waktu tertentu), atau memberikan dana talangan. Jemaat yang belum dapat memutuskan dapat mencentang kotak, bahwa mereka bersedia dihubungi panita dalam beberapa waktu ke depan. Setelah diisi, formulir dimasukkan ke kantung cokelat, dan dikumpulkan oleh panitia. Jemaat yang tidak hadir juga dapat ikut mengambil komitmen memberikan janji syukur dengan mengambil formulir janji syukur ini dan mengembalikannya ke meja sekretariat setiap kali sesuai kebaktian umum.
Di akhir acara, Pdt. Andreas Loanka menutup dengan doa. Jemaat diajak menyanyikan lagu “Kasih Tuhan Mengiringimu”, sebagai doa berkat, dan seluruh pengisi acara diajak naik ke atas panggung, dan bersama-sama seluruh jemaat yang hadir menyanyikan lagu “Marilah Kita Membangun Rumah”, sebagai tanda kerinduan bersama untuk memiliki sebuah rumah ibadah. Ini adalah pekerjaan yang besar. Tuhan sudah membukakan jalan. Mari satukan hati dan tenaga untuk menggarapnya bersama-sama!
Klik link ini untuk melihat foto-foto lainnya: https://gkigadingserpong.org/gallery/gallery-photo/foto-dari-acara-god-will-provide-2