”Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN” (Yos. 24:15). Yosua mengakui bahwa komitmen dan kesetiaan kepada Allah adalah hal penting di dalam keluarga. Akan tetapi, tepat pada permulaan bukunya, Aku dan Seisi Rumahku, Ajith Fernando menyampaikan dengan begitu lantang bahwa ada hal yang jauh lebih penting dan mendasar dibandingkan komitmen keluarga kepada Allah, yakni komitmen Allah kepada keluarga.

Berbeda dengan kebanyakan buku keluarga lainnya, buku ini lebih menyerupai buku tafsiran Alkitab. Sebab, ketimbang banyak menyampaikan nasihat praktis tentang bagaimana mengelola keluarga Kristen, Ajith lebih banyak menggali tiap bagian Alkitab dan membukakan kebenaran firman Allah kepada pembaca. Ajith begitu konsisten dengan argumentasinya sejak awal bab bahwa Allah peduli dan berkomitmen terhadap keluarga. Sehingga tiap bab selanjutnya begitu sarat dengan firman Allah yang semakin meneguhkan keterlibatan Allah dalam setiap persoalan keluarga.

Ada tiga tema besar yang menjadi pokok pembahasan Ajith dalam buku ini. Pertama, komitmen Allah bagi keluarga Kristen yang dibahas sepanjang empat bab pertama (Allah, Menyalibkan Diri, Kasih, dan Rencana Allah yang Indah). Bagian kedua, Ajith menyoroti dinamika keluarga Kristen di dalam ikatan perkawinan (Cinta Seksual, Sukacita, Kekecewaan dan Rasa Sakit, Kesatuan, dan Perselisihan Kasih). Pada bagian ketiga, Ajith menutup dengan empat bab terakhir terkait dengan pengasuhan anak (Bersukacita Karena Anak-anak, Kegembiraan, Tradisi,  Rasa Aman Bagi Anak-anak, Mendisiplinkan Anak-anak, dan Mendidik Anak). 

Dari satu generasi berlanjut kepada generasi lainnya, Allah terus memelihara kasih dan kesetiaan-Nya dengan menetapkan keluarga sebagai mitra utama di dalam mewujudkan kerajaan-Nya di muka dunia. Namun, faktanya tidak semua keluarga sadar dan meyakini penuh akan panggilan ini. ”Boro-boro sadar akan panggilan Allah, menjaga keluarga tidak bubar di tengah jalan saja sudah bagus. Jauh dari surga dunia, keluarga lebih serupa dengan neraka dunia,” keluh banyak orang. 

Allah hadir bagi manusia berdosa, demikian juga Allah peduli bagi keluarga yang hancur. Ia tidak pernah menyuntik mati keluarga yang sudah hilang harapan. Namun, Ia mengembuskan napas kehidupan bagi keluarga yang sudah kehilangan napas panjang untuk berjuang. 

Ada begitu banyak kisah keluarga ”berantakan”yang dibagikan di dalam buku ini. Jauh dari kesempurnaan, kisah tersebut malah datang dari sosok pahlawan iman yang sering kali kita idam-idamkan. Semua fakta ini sesungguhnya berbicara jelas bahwa kesetiaan keluarga kepada Allah adalah kemustahilankarena ada begitu banyak kerikil,bahkan batu besar,yang sanggup membuat kita tidak setia lagi. 

Lain halnya dengan kesetiaan Allah yang faktanya adalah satu kepastian. Allah setia atas janji-Nya untuk memelihara keluarga kita. Kejatuhan dan kegagalan adalah keniscayaan. Namun,tangan Allah selalu setia menopang entah seberapa sering kita terjatuh.

Dan semua itu dimulai dengan sebuah pengakuan iman: ”Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!”

 

 

Family Life of Christian Leader (Aku dan Seisi Rumahku: Kehidupan Keluarga Pemimpin Kristiani)

Ajith Fernando, published by Crossway

Edisi Bahasa Indonesia

Alih Bahasa: Elvi Adelina T. Tambunan

Cetakan Pertama: 2019

ISBN: 978-602-0904-56-6