Rangkaian terakhir dalam Tri Hari Suci adalah Sabtu Sunyi, yang diperingati oleh jemaat GKI Gading Serpong dalam ibadah yang dilaksanakan pada Sabtu, 19 April 2025. Ibadah dilaksanakan pada pukul 07.00, dengan konsep ibadah yang mengalir, berisi pembacaan narasi, nyanyian jemaat, pembacaan pokok-pokok doa syafaat, dan khotbah.

Sebanyak 242 jemaat hadir beribadah di Aula lantai 6 SMAK Penabur Gading Serpong, Jalan Kelapa Gading Barat, Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Jemaat larut dalam suasana hening yang dibangun sejak awal ibadah, baik melalui pembacaan narasi maupun nyanyian, seperti KJ 174, “Ku Heran Jurus’lamatku”; NKB 173, “Ku Tak Dapat Maju Sendiri”; NKB 141, “Kasihku PadaMu Tambahkanlah”; dan “In Christ Alone”.

Pemberitaan firman Tuhan didasari kitab Ratapan pasal ketiga. Dalam khotbahnya, Pdt. Pramudya Hidayat mengingatkan kita semua, dalam konteks hidup masa kini, kesunyian yang terjadi di hari antara kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus adalah ibarat kesedihan yang Ia izinkan untuk dialami oleh setiap umat manusia. Kesedihan yang kita alami dapat melahirkan simpati, kepekaan, dan keberanian untuk tetap berkarya. Bukan karena kita kuat, tetapi karena ketaatan kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, kesedihan bukanlah sesuatu yang harus kita hindari dan abaikan, karena dari hal itu kita belajar tentang pengharapan kepada Tuhan Yesus Kristus. Dalam masa-masa “sunyi”, kita masih dapat berkarya dengan mendengarkan, mendoakan, menulis, maupun saling menggenggam, untuk saling menguatkan satu dengan lainnya.

Ibadah diakhiri dengan doa penutup, ucapan berkat, dan nyanyian “Bapa T’rima Kasih”. Setelah itu, jemaat diingatkan untuk meninggalkan ruangan ibadah dengan hening.

*Penulis adalah penatua GKI Gading Serpong untuk tahun pelayanan 2024-2027.