“Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” Lukas 2: 52

Masa remaja merupakan masa perpindahan tahap kehidupan, dari anak-anak menjadi dewasa. Tidak mudah tentunya menjalani tahap sepenting itu, perkembangan hormon, kapasitas intelektual, lingkup sosial, pencarian jati diri, penentuan sikap iman, yang sedang remaja alami, dapat diumpamakan seperti gelombang pasang atau kobaran api yang menyala-nyala, tetapi dapat pula diumpamakan seperti kebun bunga yang semarak dengan warna-warni berbagai jenis bunga yang kelopaknya baru mulai membuka. Dan remaja adalah calon orang dewasa di masa datang yang seharusnya siap untuk menghadapi kehidupan nyata.

Masa remaja sesungguhnya dilihat sebagai momentum yang indah, melalui pertumbuhan jasmani, sosial, psikis/mental, moral, dan spiritual, orangtua pun sesungguhnya memperoleh kesempatan sangat berharga untuk bertumbuh bersama. Pertumbuhan iman menjadi serupa dengan Kristus (Luk. 2: 52 & Ef. 4: 15) dan kesempurnaan Bapa (Mat. 5: 48) adalah panggilan yang sesungguhnya diarungi bukan saja oleh remaja tetapi oleh setiap orang Kristen, termasuk orangtua Kristen.

Kekuatan untuk bertumbuh tidak terletak pada otot, otak, hormon, gen, atau lingkungan kita, tetapi di dalam anugerah demi anugerah-Nya. Anugerah-Nya sajalah yang memungkinkan masa remaja dialami dan ditanggapi sebagai momentum yang indah, baik oleh remaja maupun orangtua. Tugas dan panggilan keduanya bukan untuk berkonfrontasi, tetapi untuk menghayati kehidupan masing-masing dan bersama berjalan dengan Kristus, menjadi pribadi-pribadi sebagai anak-anak Allah.

Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk membina remaja menjadi remaja yang bertumbuh dalam Kristus, baik itu oleh orangtua maupun pembina remaja di gereja, yang harus melingkupi hal-hal sebagai berikut:

Utamakan Pribadi Remaja, bukan Metode/Program

Bagaimana berusaha mengenal para remaja lebih dekat. Membuat remaja merasa dirinya bernilai di mata Tuhan dan orangtua. Mendengarkan, memperdulikan, dan mengasihi segala keberadaan remaja. Kalau unsur-unsur ini ada, maka pertumbuhan iman remaja itu akan semakin kondusif.

Jika yang diutamakan adalah metode/program, betapa pun baiknya itu, para remaja cenderung untuk kehilangan minat. Salah satu penyebabnya ialah karena para remaja telah menghabiskan banyak waktu dan energi untuk kegiatan belajar di sekolah. Kegiatan gereja mungkin kurang menarik dibandingkan aktivitas sekolah atau aktivitas luar lainnya. Maka kalau ada pembinaan untuk pertumbuhan iman remaja di gereja yang tidak menawarkan sesuatu yang berbeda, para remaja itu akan memilih yang di luar gereja.

Utamakan Kristus

Yesus Kristus adalah pribadi yang paling menarik, yang pernah hidup di dunia ini. Dalam usia remaja pun orang dapat memberi respons kepada Kristus. Para remaja dapat mengalami, bahwa hidup bagi Kristus sungguh berharga.

Seringkali pelayanan remaja di gereja bertujuan agar para remaja itu kelak menjadi anggota gereja tersebut. Keanggotaan gereja memang penting, tetapi kalau ini yang menjadi tujuan pelayanan remaja, kebanyakan remaja menjadi tidak tertarik.

Dari mula, perbedaan antara kedua hal di atas harus sudah dinyatakan dengan jelas, secara langsung maupun tidak langsung: “pelayanan remaja bertujuan untuk menjadikan Kristus Tuhan atas kehidupan - hidup, nilai-nilai, dan gaya hidup.”

Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) 

Kelompok Kecil yang mempedulikan dan memberi dukungan kepada para remaja yang telah menyerahkan dirinya kepada Kristus, menjadi wadah pembelajaran, juga kepada para remaja yang baru mulai tertarik untuk percaya.

BinaRemaja

Seperti halnya orang dewasa, para remaja pun perlu memiliki perasaan menyatu dengan ktb/kelompok kecilnya. Dalam tahun-tahun itu tekanan dari teman-teman sebaya sangat besar, bahkan hampir tak tertahankan. Dan umumnya, tekanan itu menjurus pada hal-hal yang negatif. Karena itu pelayanan remaja dalam hal pertumbuhan imannya harus menawarkan suatu kelompok “tandingan”, suatu “keluarga besar” (kelompok tumbuh bersama), di mana para remaja benar-benar merasakan diterima dan dikasihi dengan penuh kasih karunia dan kebenaran Kristus.

Prioritas yang Jelas

Di tengah arus kesibukan dan waktu yang sempit, mudah sekali pelayanan remaja kehilangan arah tanpa disadari. Mempunyai prioritas dan langkah-langkah praktis yang jelas seperti berikut ini, akan membantu para pembina maupun orangtua.

  1. Pertumbuhan rohani dan saling mendukung satu sama lain.
    Ini berarti seminggu sekali para Pembina bertemu untuk saling berdoa-memperhatikan-berbagi suka & duka, kebutuhan dan pertumbuhan iman bersama.
  2. Pertemuan dengan para remaja seminggu sekali, untuk membagi peran tanggungjawab bagi pelaksanaan suatu metode/program pelayanan dalam pertumbuhan iman.
  3. Menyediakan waktu untuk bergaul dengan anggota-anggota kelompok kecil remaja. Bila ada acara-acara khusus, hadirlah di sana. Dan dukunglah para remaja kita dalam acara-acara lain juga, misalnya dalam pertandingan sekolahnya atau pertunjukan kesenian yang dimainkannya.

Hal ini baik untuk dilaksanakan kalau Pembina kelompok remaja ada beberapa orang bahkan melibatkan para orangtua. Dalam suatu pertunjukan yang dimainkan oleh remaja kita, salah seorang Pembina dapat hadir untuk memberi semangat. Dalam acara yang lain, seorang Pembina lainnya hadir sebagai suporter. Kehadiran kita seakan-akan mengatakan kepada para remaja : “Kami memperhatikan engkau .... Engkau penting bagi kami ....Apa yang kaulakukan itu bernilai/berharga.”

Para Pembina remaja maupun orangtua hendaknya memiliki komitmen, konsisten, dan konsekuen untuk “menyediakan waktu” bagi para remaja yang dilayani seperti pelayanan Kristus.

 

Penulis: Bp. Hadi, S.Si.Teol.
Editor: Tjhia Yen Nie
Sumber rujukan:
• Coleman & Rydberg, “ 6 Training Sessions for Your Youth Worker Team”
• Peterson, Eugene H. “Like Dew Your Youth: Growing Up with Your Teenager” (Downers Grove: IVP, edisi 1994)