Tingkat kehadiran jemaat gereja di Eropa dan Amerika kian hari kian menurun, sehingga banyak gereja menjadi kosong dan terpaksa harus ditutup. Ini merupakan sebuah realita yang sangat memprihatinkan. Yang terparah adalah gereja yang berada di Eropa, yang dipredikasi dalam dekade mendatang akan segera punah. Banyak gedung gereja yang telah berubah fungsi menjadi tempat hiburan atau menjadi gedung ibadah keyakinan lain.

John Howard, dalam artikel “Growth, Decline and Extinction of UK Churches” (2022), memaparkan kondisi gereja di Inggris, dengan menampilkan statistik/grafik pertumbuhan anggota gereja berbagai denominasi di Inggris antara tahun 2015–2020. Kehadiran jemaat cenderung turun 1–6%. Hanya sebagian kecil gereja yang kehadiran anggotanya meningkat antara 1–6%.

John Howard memprediksi, salah satu denominasi di Inggris, yaitu United Reformed Church, yang pada tahun 1990 masih memiliki sekitar 100.000 jemaat, akan punah pada tahun 2038. Howard juga memprediksi, jika penurunan jumlah kehadiran jemaat terus berlangsung, pada tahun 2090, gereja di Inggris akan punah.

Church Life Cycle

Dalam marketing, kita mengenal konsep product life cycle (siklus hidup produk), yang meliputi tahap introduction (perkenalan), growth (pertumbuhan), maturity (kematangan) dan decline (penurunan). Kita dapat meminjam konsep tersebut untuk menggambarkan siklus hidup gereja (church life cycle), yaitu kelahiran (birth), pertumbuhan (growth), kematangan (maturity), penurunan (decline), dan kematian (death).

Fase pertama siklus hidup gereja adalah birth (kelahiran) sebuah jemaat. Fase berikutnya adalah growth (pertumbuhan), ketika anggota gereja mengalami pertumbuhan secara kuantitas. Fase selanjutnya adalah maturity (kematangan), anggota bertumbuh secara kualitas dan kuantitas, dewasa secara rohani, dan mengalami transformasi makin serupa dengan Kristus. Ketika gereja memasuki masa decline (penurunan), ia mengalami krisis yang melibatkan berbagai konflik dan krisis iman, yang dapat memicu penurunan kehadiran jemaat. Jika pada kondisi ini gereja tidak segera melakukan revitalisasi, keberadaan gereja tidak dapat dipertahankan. Gereja akan menuju fase terakhirnya, yaitu penutupan/kematian/kepunahan.

Pada tahap decline (penurunan), jumlah kehadiran jemaat mengalami stagnasi, bahkan cenderung menurun drastis, jumlah baptisan menurun, dan jemaat merasa tidak bertumbuh dalam iman. Hal ini akan berdampak pada persembahan, yang juga akan terus menurun, sehingga memicu terjadinya krisis keuangan. Jika krisis keuangan ini tidak dapat diatasi, kegiatan operasional dan program gereja akan terganggu, sehingga pada akhirnya gereja akan bergerak menuju fase terakhirnya, yaitu death (kematian).

Berapa lama siklus hidup gereja akan berlangsung sebelum sampai fase akhirnya? Tidak bisa diprediksi. Siklus kehidupan satu gereja dengan gereja lainnya tidak sama. Ada gereja yang dari kelahiran hingga kematian terjadi dalam beberapa tahun saja, ada yang puluhan tahun, ada pula yang ratusan tahun. Apa yang menyebabkan keberadaan sebuah gereja yang sudah eksis sekian tahun akhirnya harus ditutup?

Kondisi Saat Ini

Perkembangan gereja di Amerika saat ini tidak menggembirakan. Jumlah anggota dan tingkat kehadiran di gereja semakin merosot. Russell C. Lambert menulis dalam bukunya, Why Is My Church Dying? banyak gereja yang sedang sekarat. Kurang lebih 70% gereja di Amerika dalam kondisi stagnan, banyak kehilangan anggota. Jumlah orang Kristen dan tingkat kehadiran di gereja merosot tajam. Ribuan gereja terpaksa ditutup atau punah.

Most churches today are in apathetic stupor. I can say this because seventy percent of the churches in America are either plateaued or are in decline and the percentages appear to be going even higher. … Yet, thousands of churches will close their doors this year, in other words, die! (2025, 35)

Sedangkan Mark H. Stevens menulis dalam bukunya, Why is My Church Dying? Amerika memiliki ribuan gereja. Beberapa gereja akan terus berkembang dan bertumbuh, tetapi lebih banyak lagi yang akan ditutup, mengakhiri keberadaannya.

America has thousands of churches! There are some in cathedrals, small chapels, storefronts, private homes and warehouses. Some of these churches are denominational and some are not and some are traditional and some are very unique. Finally, some are growing and unfortunately MANY are DYING (2004, 6)

Denominasi yang Menyusut

Dean M. Kelley, dalam bukunya Why Conservative Churches Are Growing, memaparkan kondisi gereja, menggunakan statistik/grafik terhadap lima denominasi Prostestan, yang berada dalam kelompok Ecumenical Movement di Amerika. Mereka terus mengalami kemerosotan jumlah anggota sejak pertengahan tahun 1960-an. Tren kemerosotan ini sulit dibendung, dan cenderung terus berlanjut.

The United Methodist Church, the Episcopal Church, the United Presbyterian Church in the USA, the Lutheran Church in America, and the United Church of Christ. All five show a significant decline in the latter half of the decade, within a year or two of each other. This may be merely a temporary lull before a new advance, or it may be the beginning of a serious and progressive deterioration. (1972, 6)

William Murchison dalam bukunya, Mortal Follies: Episcopalians and The Crisis of Mainline Christianity, menggambarkan kondisi yang sama. Gereja-gereja yang berada dalam kelompok Mainline Denomination (Arus Utama), yaitu United Methodist, Evangelical Lutheran Church, Prebysterians Church, Episcopalians, Church of Christ, dan the Congregationalists terus mengalami kemerosotan jumlah anggota dari tahun ke tahun (2009, 7).T

Sedangkan Thomas C. Reeves dalam bukunya, The Empty Church: The Suicide of Liberal Christianity, juga mendapati hal yang sama. Gereja Arus Utama atau Protestan Liberal (mainline or liberal Protestant Churches), yang terdiri dari American Baptist Churches in the USA, Christian Church (Disciples of Christ), Episcopal Church, Evangelical Lutheran Church in America, Presbyterian Church (USA), United Church of Christ, dan United Methodist Church juga mengalami kemerosotan jumlah anggota. Beberapa pengamat menduga, kepunahan gereja dalam lingkup Arus Utama ini terjadi karena gereja-gereja tersebut telah kehilangan dampak, gairah, dan makna sebagai gereja, yang disebabkan oleh stagnasi rohani.

It has been noted that mainline church membership sharply declined in recent decades. But in fact the strength of mainline churches has been eroding for the better part of this century. Some observers have predicted their eventual demise. Even friends and insiders have acknowledged that the mainline churches have lost their impact, their zeal, even their meaning. (1996, 2)

Bill Donohue menulis dalam bukunya, Secular Sabotage: How Liberals Are Destroying Religion and Culture in America, semakin liberal sebuah gereja, semakin cepat gereja tersebut akan kehilangan anggotanya. Gereja dalam kelompok Protestan Arus Utama, yaitu Episcopal, Lutheran, Methodist dan Presbyterian adalah yang paling mengalami kehilangan anggota secara drastis.

In the 1970s, somewhere between three-fifths and two-thirds of Americans were Protestants. By 2008, the figure was 51 percent. It was the mainline Protestant denominations—Episcopal, Lutheran, Methodist, and Presbyterian—that took the biggest hit. In general, the more liberal the denomination, the more devastating the loss. (2009, 201)

Dave Shiflett menyebutkan dalam bukunya, Exodus: Why Americans Are Fleeing Liberal Churches for Conservative Christianity, eksodus yang terjadi berasal dari gereja-gereja Arus Utama. Gereja Arus Utama, yang sebelumnya memiliki pengaruh, telah kehilangan pengaruhnya dan ditinggalkan anggotanya.

…is part of a significant exodus out of what are still called the mainline churches—the Episcopal, Presbyterian, United Methodist, Church of Christ, and non-Southern Baptist churches predominant among them. The Episcopal Church, whose ongoing demise … has lost a majority of its members. … Substantial decline has stuck the other denominations as well. Once populous and influential, they are increasingly beside the point, excepts as a subject for news stories about the decline of mainline Protestantism. (2005, xiii)

Glenn T. Stanton, dalam bukunya, The Myth of the Dying Church: How Christianity is Actually Thriving in America and the World, mengutip hasil riset dari Pew Research Center, yang termuat dalam Pew’s America’s Changing Landscape, menyatakan, antara tahun 2007 dan 2014, gereja Protestan Arus Utama mengalami penurunan 5 juta anggota gereja. Jika memperhitungkan margin of error, penurunan tersebut bisa mencapai 7,3 juta. Sebaliknya, gereja dalam kelompok Evangelical (Injili) terus bertumbuh.

Churches in Pew’s “evangelical” category continued to grow in absolute numbers by about 2 million between 2007 and 2014. Pew explains that with their margin of error, this number could be an increase of as many as 5 million evangelical attendees at the highest, or it could have simply remained stable at the lowest. That’s not bad news. (2019, 26).

Hasil riset Pew menyatakan dengan jelas, gereja yang terbanyak kehilangan anggotanya adalah mereka yang berada dalam afiliasi gereja Arus Utama. “So, Pew is very clear. Christianity is losing members, but nearly all of that loss is among mainline churches” (2019, p.27).

George Yancey dan Ashlee Quosigk dalam bukunya, Faith No Longer: The Transformation of Christianity in Red and Blue America, mengutip berbagai sumber yang menyoroti kemerosotan jumlah anggota gereja. Kemerosotan terbanyak disumbang oleh kelompok gereja Moderate atau Progressive Christianity, dibandingkan dengan gereja dalam kelompok Konservatif.

More than thirty years ago, data emerged indicating that mainline, or more progressive, Protestant denominations were declining at a faster rate than conservative Protestant denominations (Kelley 1986). Furthermore, churches with conservative theology are more likely to grow than churches with progressive theology (Haskell Flatt, and Burgoyne 2016; Schnabel and Bock 2017). Finally, the loss of Christian to the “nones” (those who do not identify with any religious group) tends to come from moderate or Progressive Christians more than from conservative Christians (Hudnut-Beumler and Silk 2018; Stanton 2019). (2021, 214).

Dampak Kehilangan Anggota

Kehilangan anggota gereja berdampak luas. Anggota gereja yang tersisa akan tergerus secara emosional dan spiritual, dan dapat memicu eksodus lanjutan. Pelayanan dalam gereja menjadi tidak optimal. Kehilangan anggota juga berdampak besar terhadap penurunan penerimaan persembahan. "the decline in membership have caused serious financial problem in the mainline denominations" (Reeves, 1996, 12). Persembahan yang anjlok ini jelas akan berdampak negatif pada operasional dan kelangsungan program gereja. Jika tidak dapat diatasi, jalan terakhir adalah penutupan gereja, seperti yang banyak terjadi di Eropa dan Amerika.

Harus Bagaimana?

Sebagaimana gereja Konservatif/Tradisional lakukan, gereja harus berpegang teguh pada otoritas Alkitab sebagai firman Allah, memberikan perhatian terhadap pentingnya doktrin pengajaran yang alkitabiah, dan mengintensifkan pembinaan doktrinal melalui khotbah dan sarana pembinaan lainnya, agar jemaat bertumbuh secara rohani dalam kebenaran firman Tuhan. Hanya dengan cara demikianlah gereja tidak akan mengalami krisis penurunan anggota gerejanya.

*Penulis adalah anggota GKI Gading Serpong.

Daftar Pustaka

Donohue, Bill. 2009. Secular Sabotage: How Liberals Are Destroying Religion and Culture in America. Faith Words, USA.

Howard, John. 2022. “Growth, Decline and Extinction of UK Churches”. Diakses 03-10-2025. https://churchmodel.org.uk/2022/05/15/growth-decline-and-extinction-of-uk-churches/.

Kelley, Dean M. 1972. Why Conservative Churches Are Growing: A Study in Sociology of Religion. Harper & Row, Publisher. USA.

Lambert, Russell C. 2015. Why is My Church Dying? Lulu.com. USA

Murchison, William. 2009. Mortal Follies: Episcopalians and The Crisis of Mainline Christianity. Encounter Book, USA.

Reeves, Thomas C. 1996. The Empty Church: The Suicide of Liberal Christianity. The Free Press, USA.

Shiflett, Dave. 2005. Exodus: Why American Are Fleeing Liberal Churches for Conservative Christianity. Sentinel, USA.

Stanton, Glenn.T. 2019. The Myth of the Dying Church: How Christianity is Actually Thriving in America and The World. Hachette Book Group, USA.

Stevens, Mark H. 2004. Why is My Church Dying? Revolutionary Disciple Media, USA.

Yancey, George & Quosigk, Ashlee. 2021. One Faith No Longer: The Transformation of Christianity in Red and Blue America. New York University, USA.