Sudahkah yang terbaik kuberikan

Kepada Yesus Tuhanku?

Besar pengurbanan-Nya di Kalvari

Diharap-Nya terbaik dariku

Begitu banyak

Waktu yang terluang,

Sedikit ku bri bagi-Nya,

Sebab kurang kasihku pada Yesus

Mungkinkah hancur pula hatiNya?

(NKB 199)

Sepenggal lirik lagu yang rasanya tidak asing di telinga kita. Sebuah lagu yang mengingatkan pendengarnya untuk merefleksikan kehidupan. Apakah kita sudah memberikan yang terbaik bagi Tuhan, baik waktu, tenaga, bahkan seluruh keberadaan diri, atau justru terus sibuk memikirkan diri sendiri, serta mengesampingkan Tuhan dan sesama?

Kehidupan yang kita miliki dapat bertahan hingga saat ini terjadi bukan karena kekuatan dan kehebatan kita sendiri, melainkan karena anugerah dan cinta kasih Tuhan. Tidak cukup kita hanya menikmati kasih serta anugerah tersebut, kemudian berpangku tangan dan tak mau merespons apa pun. Kita semua terpanggil untuk bertindak lebih, yakni bersama-sama merespons kasih Tuhan dengan menjadi rekan sekerja-Nya di tengah dunia ini.

Panggilan pelayanan menjadi rekan sekerja Tuhan turut disaksikan melalui peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Saat itu, para murid diingatkan untuk tidak terpaku menatap ke langit. Mereka diminta untuk mengalihkan pandangannya kembali ke bawah, menatap sekeliling karena ada tugas panggilan pelayanan yang mesti dikerjakan. Tentu nasihat tersebut bukan hanya berlaku bagi para murid di masa lampau, namun juga di masa kini. Siapakah murid di masa kini? Kita semua. Ya, kita dipanggil untuk menatap ke sekeliling dan melanjutkan karya pelayanan Tuhan di tengah dunia ini.

Hidup ini merupakan sebuah kesempatan untuk menjadi rekan sekerja Tuhan. Jadilah rekan yang melayani dengan sepenuh hati dan penuh rasa syukur. Sepenuh hati berarti memiliki hati yang tulus dan murni dalam melayani, bukan dengan keterpaksaan atau berat hati. Ketika melayani dengan sepenuh hati, maka selalu berusaha memberikan apa pun yang terbaik bagi Tuhan, tidak hitung-hitungan, dan tidak mudah menyerah, seberat apa pun tantangannya. Penuh rasa syukur atas kesempatan yang Tuhan berikan untuk menjadi rekan sekerja-Nya. Bersyukurlah, karena Tuhan melayakkan dan mempercayakan kita ambil bagian dalam karya pelayananNya di tengah dunia ini. Ketika menjadi rekan sekerja Tuhan yang melayani penuh rasa syukur, maka terpancarlah limpahan sukacita. Sukacita yang tak hanya dirasakan oleh diri kita sendiri, tetapi juga rekan-rekan lainnya.

Jadikanlah hidup kita sebagai persembahan yang hidup dan berkenan di hadapan Tuhan. Persembahkanlah segenap tubuh/ diri kita, pikiran, waktu, tenaga, kemampuan, dan talenta kita bagi kemuliaan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Roma 12:1 pun turut menegaskan demikian, “Karena itu, Saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: Itulah ibadahmu yang sejati.”