Bagi sebagian orang, istilah “Monkey See, Monkey Do” merupakan sebuah istilah yang tidak asing. Istilah ini populer di tahun 1900, di mana perkataan ini berarti belajar sesuatu dengan cara menirukannya. Hal ini sering kali dikaitkan juga dengan anak, maka pernyataan ini sering dilanjutkan dengan “Monkey See, Monkey Do: Children See, Children Do.” Bukan untuk membandingkan antara manusia dan hewan, tapi ingin memberikan sebuah pelajaran yang sangat penting, bahwa sering kali anak-anak tanpa disadari meniru apa yang dia lihat, entah itu di rumah, di lingkungannya, atau di mana pun dia berada. Hal-hal yang dapat dilihat dan ditiru seseorang itu bisa berupa perilaku, cara berbicara, berjalan, makan, minum, tidur, dan bahkan juga iman. 

Alkitab menyatakan bahwa iman itu bisa ditiru. Hal ini dengan sangat jelas dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 11:1, “Be Imitators of me, as I am of Christ” (Jadilah peniruku, sebagaimana aku meniru Kristus). Paulus meminta kepada jemaat yang ia layani untuk melihat dan mengimitasi seluruh kehidupannya, dari cara dia hidup, berkata-kata, bertindak, berdoa, membaca Firman, dan bertumbuh dalam iman. Maka dari itu, salah satu bentuk pemuridan dan penginjilan yang terbaik adalah dengan menunjukkan “display” terbaik dari bagaimana seharusnya seorang murid Kristus itu.
 
Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, penelitian di Amerika menunjukkan, bahwa 66% anak muda meninggalkan gereja.1 Yang menyedihkan, 32% penyebabnya adalah karena anggota gereja penuh penghakiman dan juga kemunafikan. Anak muda tidak melihat “display” yang sejati dari seorang Kristen, sehingga terpikir di dalam hatinya, untuk apa jadi Kristen, jika memiliki kehidupan yang tidak baik seperti itu. Hal senada juga pernah diungkapkan oleh Mahatma Gandhi, tokoh dunia yang sangat mengagumi Kristus, tetapi tidak suka dengan pengikut Kristus. Gandhi pernah berkata, “I like your Christ, but I do not like your Christians. Your Christians are so unlike your Christ” (aku suka Kristusmu, tetapi aku tidak menyukai pengikut Kristus, karena pengikut Kristus tidak seperti Kristus). Bagaimana kekristenan dapat bertumbuh dan penginjilan dapat berkembang, jika “display” yang ditunjukkan orang Kristen justru membuat seseorang pergi meninggalkan kekristenan? Hal ini bertentangan sekali dengan kehidupan jemaat mula-mula, di mana Alkitab menyaksikan, bahwa “mereka disukai semua orang dan Allah menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (Kis. 2:47). Realita hari ini anak muda meninggalkan gereja, tetapi di jemaat mula-mula, gereja berkembang sangat pesat. Apa yang menjadi “gap” di antaranya?
 
Sesungguhnya Alkitab memberikan jawaban terkait perbedaan antara realita hari ini dan perkembangan gereja mula-mula. Kis. 2:41-47 membahas tentang cara hidup jemaat mula-mula, yang membuat mereka berkembang dan disukai banyak orang. Ada satu kata di dalam Kis.2:41 yang menjadi kunci pembeda antara apa yang Firman Tuhan sampaikan dan realita hari ini: “Orang-orang yang menerima perkataan itu, memberi diri dibaptis”. Kata baptis ini menjadi kata kunci. Baptisan adalah sebuah tanda dari seseorang yang telah menyatakan dirinya meninggalkan hidup lama yang penuh dosa, dan berkomitmen untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Baptisan bukan hanya berbicara tentang sakramen, tetapi terkait esensi yang mendalam. Jemaat mula-mula sungguh-sungguh memahami esensi dari baptisan, dan mereka menunjukkan itu dengan hidup benar di hadapan Tuhan. Mereka bertumbuh dalam firman, doa, mengasihi sesama, memuji Allah, dan saling memperhatikan. Hal inilah yang menjadi keunikan jemaat mula-mula. Permasalahannya adalah, hari-hari ini banyak orang yang sudah dibaptis tetapi tidak menghidupi baptisannya dengan baik. Mereka hanya menganggap baptisan sebagai ritual rohani semata, tanpa sungguh-sungguh menghidupinya. Mereka tidak sungguh-sungguh meninggalkan dosa dan belajar berjalan di dalam terang Firman Tuhan. Dampaknya, yang terlihat jelas adalah bukan iman yang bertumbuh, melainkan iman yang bobrok. Memang benar kita semua adalah orang berdosa, tetapi ada perbedaan antara orang yang tinggal di dalam dosa dan orang yang berusaha meninggalkan dosa. Seharusnya orang Kristen sejati sungguh-sungguh hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
 
Alkitab menyatakan, bahwa hidup kita adalah kitab terbuka yang bisa dibaca dan dilihat orang (2 Kor. 3:2). Berbicara tentang memberikan dampak dan juga penginjilan, harus dimulai dari menunjukkan bagaimana Kristus hidup di dalam diri kita. Orang akan lebih mudah untuk merasakan Kristus jika kita tidak hanya membicarakannya, tetapi juga menghidupinya. Orang akan lebih jauh tertarik melihat bukti, bukan janji. Bayangkan jika seluruh orang Kristen hidup sesuai dengan apa yang Tuhan nyatakan dan menyerupai Kristus. Dampak yang diberikan pasti seperti yang tertulis di dalam Kis. 2:47, yaitu bahwa kita akan disukai banyak orang, dan Tuhan akan menambahkan jumlah orang yang diselamatkan. Mahatma Gandhi pun pernah berkata “If Christians would really live according to the teachings of Christ, as found in the Bible, all of India would be Christian today” (Jika pengikut Kristus hidup sebagaimana yang Kristus ajarkan di dalam kitab suci, seluruh India akan menjadi pengikut Kristus hari ini). Kiranya hidup kita sungguh-sungguh mencerminkan Kristus, sehingga penginjilan yang kita lakukan akan jauh lebih efektif. Ingat, Monkey See, Monkey Do: People See, People Do. Biarlah kita dapat menjadi murid Kristus yang sejati, sehingga hidup kita yang dibaca orang dapat memberikan kesaksian yang indah, bahwa Kristus hidup di dalam kita. Amin.