[ Penulis: Benedictus Leonardus. Editor: Carlo Santoso ]
Sering kita bertanya apa peran Roh Kudus dalam kehidupan jemaat? Gereja mula-mula meyakini bahwa Roh Kudus berperan di dalam penyusunan Alkitab. Demikian pula Gereja Kristen Indonesia meyakini hal yang sama. Hal ini tercantum di dalam Tata Gereja dan Tata Laksana, GKI, Pegangan Ajaran Mengenai Alkitab, Lampiran 5.6, hal 346, yang menyatakan Alkitab ditulis dan disusun dengan kuasa dan bimbingan Roh Kudus, yang menyertai dan mengilhami para penulis dan penyusunnya.
Roh Kudus tidak saja menyertai dan mengilhami para penulis dan penyusunannya, tetapi Roh Kudus juga berperan membimbing kita untuk memahami isi Alkitab secara benar. Pemahaman yang benar mengenai isi Alkitab serta penghayatannya terjadi dengan bimbingan Roh Kudus (Yoh 16:15; II Pet 1:20-21) . . . Di dalamnya kita percaya Roh Kudus bekerja, bukan saja secara ajaib tetapi juga secara wajar (Pengangan Ajaran Mengenai Alkitab, Lampiran 5.10, hal 348).
Bimbingan Roh Kudus inilah yang membuat kita memahami isi Alkitab dengan benar sehingga kita percaya Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat Dunia. Pdt. Eka Darmaputera menegaskan, “Tanpa Roh Kudus, orang tak mungkin percaya kepada Kristus.” (2004: 34).
Roh Kudus pula yang membimbing pemimpin GKI dalam menyusun Pengakuan Iman GKI yang terdapat pada Tata Gereja, Tata Dasar, Pasal 3 yang berbunyi demikian:
- GKI mengaku imannya bahwa Yesus Kristus adalah:
- Tuhan dan Juru Selamat dunia, Sumber kebenaran dan hidup
- Kepala Gereja, yang mendirikan gereja dan yang memanggil gereja untuk hidup dalam iman dan misinya.
- GKI mengaku imannya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah, yang menjadi dasar dan norma satu-satunya bagi kehidupan gereja.
Pengakuan Iman yang menempatkan Yesus Kristus sebagai sentralitas keyakinan iman GKI dan Alkitab sebagai Firman Tuhan tidak terlepas dari peran Roh Kudus. Bagaimana kita mengerti bimbingan Roh Kudus atau sekedar pikiran kita? Roh Kudus dapat berbicara kepada kita dengan menggunakan berbagai sarana. Roh Kudus berasal dari luar, namun bekerja dari dalam diri kita (Darmaputera, 2004: 37). Kita tidak dapat membatasi cara kerja Roh Kudus, seringkali Roh Kudus berbicara melalui suara hati kita. God’s Spirit may work suddenly on the soul or secretly and silently. We must not suppose that one or the other way is the only legitimate way of God’s working (Chan, 1998: 216).
Setiap minggu dalam Pengakuan Iman Rasuli, kita mengikrarkan, “Aku percaya Roh Kudus.” Roh Kudus adalah Pribadi ketiga dalam Allah Tritunggal. Roh Kudus adalah Allah yang berdaulat, yang berkuasa atas hidup kita. Kita tak dapat menentukan bagaimana Roh Kudus bekerja. Roh Kudus itulah yang menentukan apa yang mesti kita kerjakan (Darmaputera, 2004: 37).
Jika kita sungguh percaya Roh Kudus, akankah kita memberikan ruang kepada Roh Kudus untuk menguasai dan mengatur kita dan kita menaati apa yang dikehendaki Roh Kudus?
Kalau kita benar-benar percaya bahwa Roh Kudus itu diutus oleh Tuhan sendiri, bahwa Roh Kudus itu adalah Tuhan sendiri, bahwa Roh Kudus itu adalah Roh Allah, maka tidak dapat lain Roh Kudus itulah yang harus menguasai kita. Bukan kita yang mengatur Roh Kudus tetapi Roh Kudus itu yang mengatur kita. Bukan Roh Kudus yang harus mematuhi kehendak dan keinginan kita, tetapi kitalah yang harus menaati apa yang dikehendaki oleh Roh Kudus (Darmaputera, 2005: 10)
Seringkali pemimpin gereja mengambil alih peran Roh Kudus dengan menerbitkan berbagai keputusan mengenai pembatasan yang berlebihan terhadap pembicara, institusi pendidikan teologi, dll. Apakah pembatasan ini memang kehendak Roh Kudus? Pemimpin gereja sering memasung Roh Kudus dengan berbagai peraturan yang ketat, ketakutan yang berlebihan menandakan ketidakpercayaan terhadap Roh Kudus.
Pemimpin gereja lupa bahwa yang membimbing jemaat untuk memahami Alkitab secara benar adalah Roh Kudus. Pembicara atau institusi pendidikan teologi tidak lebih sebagai sarana yang bisa atau tidak dipakai oleh Roh Kudus. Roh Kudus dapat menggunakan sarana lain di dalam membimbing jemaat untuk percaya dan memahami Alkitab secara benar. Yang pasti Roh Kudus menyatakan kebenaran Firman Tuhan kepada kita dan memimpin kita menuju jalan kebenaran.
Roh Kudus masih berkarya pada masa kini. Roh Kudus yang meyakinkan kita bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang melaluinya kita mengetahui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Roh Kudus yang membawa manusia kepada keselamatan di dalam Kristus. Roh Kudus pulalah yang meyakinkan kita bahwa Alkitab masih relevan hingga saat ini.
Berdasarkan Pegangan Ajaran GKI Mengenai Alkitab, selain kita yakin Roh Kudus menuntun kita kepada pemahaman yang benar tentang Alkitab. Roh Kudus tidak akan mengajarkan apapun yang tidak berdasarkan Alkitab. Roh Kudus tidak mengungkapkan kebenaran lain dari apa yang sudah diilhamkan dalam Alkitab.
Apa yang harus kita lakukan untuk mendengar suara Roh Kudus? Untuk mengetahui suara Roh Kudus kita harus akrab dengan Firman Tuhan. Memahami Firman Tuhan akan membantu kita mengetahui apakah keinginan kita berasal dari Roh Kudus. Kita harus memperhatikan apakah keinginan kita sejalan dengan Alkitab karena Roh Kudus tidak akan mendorong kita melakukan hal yang bertentangan dengan Alkitab. Jika bertentangan, tentu bukan berasal dari Roh Kudus dan kita harus abaikan.
Disamping itu tanpa pemahaman yang benar terhadap Alkitab kita akan mengalami kesulitan untuk menilai berbagai doktrin yang dicetuskan oleh teolog modern, apakah doktrin tersebut sejalan dengan Firman Tuhan?
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Tim. 3:16)
Daftar Pustaka
- BPMS GKI. 2009. Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Indonesia. PT. Adhitya Andrebina Agung, Jakarta.
- Darmaputera, Eka. 2005. Spirtualias Siap Juang. PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta.
- Darmaputera, Eka. 2004. Tanpa Plus, Tanpa Minus. Gloria Graffa, Yogayakarta.\
- Chan, Simon, 1998. Spritual Theology: A Systematic Study of The Chritian Life, Inter Varsaty Press, USA.