[ Penulis: Benedictus Leonardus. Editor: David Tobing. ]

Kita baru saja merayakan Natal? Adakah makna kehadiran Kristus dalam diri kita? Yesus Kristus adalah figur yang sentral dalam kehidupan orang Kristen. Sedemikian pentingnya figur Kristus, Gereja Kristen Indonesia memberikan posisi sentral kepada Kristus dalam Pengakuan Iman. Tata Dasar GKI, Pasal 3, Pengakuan Iman, berbunyi:

  1. GKI mengaku imannya bahwa Yesus Kristus adalah:
    1. Tuhan dan Juru Selamat dunia, Sumber kebenaran dan hidup
    2. Kepala Gereja, yang mendirikan gereja dan yang memanggil gereja untuk hidup dalam iman dan misinya.

Bagaimana kita mengenal Yesus Kristus secara benar? Hanya melalui Alkitab yang adalah Firman allah bukan sumber lain diluar Alkitab. Segala sesuatu harus dapat dipertanggung-jawabkan secara alkitabiah yang merupakan kepercayaan GKI, demikian dinyatakan Pdt. Eka Darmaputera. Pengakuan Iman GKI, pasal 3, butir 2, mengatakan,

  1. GKI mengaku imannya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah, yang menjadi dasar dan norma satu-satunya bagi kehidupan gereja.

Pernyataan tersebut sangat penting bagi kita karena secara spesiifk menunjukkan identitas GKI berpusat pada Kristus (Kristosentris) yang disaksikan oleh Alkitab. Selain itu pengakuan Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah juga merupakan keyakinan iman yang menyatukan kita dengan orang Kristen segala abad. Layak tidak layaknya kita disebut orang Kristen tergantung kepada keyakinan kita terhadap hal ini. GKI harus berdiri di atas kepercayaan mutlak ini. Pdt. Eka Darmaputera menulis:

“Pernyataan diatas hendak menegaskan, bahwa kepercayaan akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat Dunia, merupakan harga mati, harga pas. Sampai kapan pun selama GKI adalah GKI, kepercayaan itu harus dipertahankan. Kita harus berdiri di atas kepercayaan itu” (Hodos, 2004, 25).

Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia yang kita perlukan setelah Adam jatuh dalam dosa. Dengan kata lain, jika Adam tidak jatuh dalam dosa, tidak diperlukan karya penebusan melalui Kristus. Yesus Kristus adalah sumber kebenaran dan sumber hidup. Melalui Yesus Kristus kita dapat mengenal Allah Bapa karena Yesus adalah anak Allah yang mengenal dekat Bapa-Nya. Allah Bapa menyatakan diri-Nya melalui Kristus. Jika kita haus terhadap kebenaran maka kita harus mencarinya melalui Yesus Kristus yang merupakan sumber kebenaran itu sendiri. Prinsip kebenaran ini adalah harga mati (non-negotiable).

Allah Bapa memperkenalkan diri-Nya melalui Kristus. Melalui pekerjaan Kristus kita mengetahui pikiran dan kehendak Allah. Kita dibenarkan melalui iman kepada Kristus. Konsekuensi mengikuti Kristus adalah dengan hidup kudus di hadapan Tuhan karena Kristus hidup di dalam diri kita. . . namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Gal 2:20).

Tidak mudah untuk hidup kudus dihadapan Tuhan. Paulus pun bergumul dalam dirinya sebagaimana diungkapkannya dalam Roma 7:19-20, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.”

Karena Yesus Kristus adalah sumber kebenaran maka apapun situasinya, kita harus hidup dalam kebenaran itu sendiri. Kita harus berpaling dari dosa melalui pertobatan dan memperbarui diri kita. Yang penting kita harus datang kepada Tuhan mengakui kelemahan kita dan meminta kekuatan dari Tuhan untuk melepaskan kita dari perbuatan yang tidak berkenan kepada-Nya. Jika Tuhan sanggup untuk mengubah Saul menjadi Paulus. Dia pun akan sanggup mengubah kita. Kalau tidak apa perlunya Juruselamat dunia, Sumber kebenaran dan hidup bagi kita?

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 kor. 5:17). Harus ada perubahan dalam diri kita jika kita ingin hidup di dalam kebenaran. Yang lama harus berlalu. Sebagai penutup tulisan ini, saya kutipkan pertanyaan Pdt. Eka Darmaputera yang relevan untuk kita renungkan. “Jadi, pertanyaannya sekarang ialah, apakah Yesus mempunyai arti bagi Anda dan saya? Kelahiran-Nya, kehidupanNya, kematian-Nya, juga kebangkitan-Nya? Do they have any real significance to us?”

 

Dafar Pustaka

  • BPMS GKI. 2009. Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Indonesia. PT. Adhitya Andrebina Agung, Jakarta.
  • Darmaputera, Eka. 2004. Identitas GKI dalam Hodos, No.45 – 2004. Kelompok Kerja Pembinaan GKI Jabar, GKI Bekasi Timur, Jakarta.
  • Darmaputera, Eka. 2005. Tatkala Allah Melawat Umat-Nya. PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta Ratzinger, Joseph. 2007. Jesus of Nazareth. Bloomsbury, Great Britain.