[ Penulis: Benedictus Leonardus. Editor: David Tobing ]

Setiap orang, apakah dia sadar atau tidak mempunyai cara pandang tersendiri dalam menginterpretasikan realitas/dunia ini. Cara pandang ini akan mempengaruhi kehidupannya dalam  melakukan segala sesuatu. Cara pandang bagaimana dia melihat segala sesuatu (Tuhan, manusia, alam semesta), yang juga merupakan persepsinya yang komprehensif terhadap dunia disebut wawasan dunia atau pandangan dunia (worldview).

Worldview merupakan istilah yang diterjemahkan dari bahasa Jerman, yaitu “weltanschauung” yang diperkenalkan pertama kali oleh filsuf Emmanuel Kant dalam bukunya Critique of Judgment (1790). Menurut Kant, manusia menggunakan akal budi untuk mencapai pemahaman tentang makna dunia serta peran manusia di dalamnya. . . an understanding of meaning of the world and of our place within it (Gohen and Bartholomew, 2011, 11).

Michael W Goheen dan Graig G. Bartholomew dalam bukunya Living at the Crossroad: An Introduction to Christian Worldview sependapat dengan Scheeling bahwa worldview is comprehensive and cohesive understanding of the world and one’s place in it (Gohen and Bartholomew, 2011, 13). Worldview merupakan pemahaman makna (kerangka) terpadu terhadap dunia secara menyeluruh serta peran manusia di dalamnya.


Christian Worldview

Saya sendiri mengenal istilah dan belajar Christian worldview satu dekade yang lalu dari Pdt. Joshua Lie yang sekarang bermukim dan melayani di Kanada. Fondasi Christian Worldview bertumpu pada Alkitab. Alkitab mempengaruhi cara kita melihat segala sesuatu secara komprehensif dan utuh dari sudut pandang Allah. Perspekif Kristen kita harus memiliki dasar yang dibangun dan dibentuk oleh Alkitab. Christian worldview harus alkitabiah. A person with a biblical worldview experiences, interprets, and responds to reality in light of the Bible’s principles (Kinnaman dan Lyons, 2007, 75).

Christian Worldview memberikan arah kepada kita bagaimana seharusnya melihat dan mengekspresikan keyakinan secara menyeluruh dan utuh berdasarkan drama Alkitab yang melaluinya kita  mengenal Tuhan, umat manusia dan dunia. Christian Worldview is about abstracting and expressing the most comprehensive beliefs embedded in the biblical drama, through which we understand God, humanity and world (Gohen and Bartholomew, 2011, 26).

Christian worldview bersumber dari narasi besar yang terdapat dalam Alkitab mengenai penciptaan (creation), fall (kejatuhan) dan pemulihan (restorasi). Melalui Alkitab yang merupakan wahyu Tuhan, kita mengenal sejarah keberadaan (eksistensi) dunia ini. Narasi inti dalam Alkitab menceritakan bagaimana Tuhan memulihkan ciptaan-Nya yang telah rusak karena dosa. Proses pemulihan ini, didahului oleh penciptaan, yang diikuti oleh kejatuhan manusia dalam dosa dan diakhiri dengan pemulihan ciptaan-Nya. For the biblical story is chiefly about the restoration of creation: God is restoring his good creation to live again under his gracious rule (Gohen and Bartholomew, 2011, 33). Alkitab menceritakan misi Allah untuk memulihkan ciptaan-Nya.


Penciptaan (Creation), Kejatuhan (Fall), Pemulihan (Restoration)

Mungkin saja ada orang yang mangaku beragama Kristen tetapi worldviewnya tidak bernuansa Kristen. Worldview-nya diwaranai oleh berbagai isme-isme seperti liberalisme, postmodernisme dan isme yang lainnya. Christian worldview mengakui bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan. Eksistensi dunia ini bukan melalui sebuah proses evolusi, seperti diyakini oleh sebagian orang yang mengaku Kristen. Tanpa mengakui dan memahami penciptaan (creation) dari sudut pandang Alkitab maka pemahaman akan dosa (sin) dan penebusan (redemption) akan terdistorsi. Indeed, without an understanding of the biblical view of creation our understanding of both sin and redemption will inevitably be distorted (Walsh and Middleton, 2010, 44).

Jika kita meyakini Alkitab adalah Firman Tuhan, maka Alkitab harus menjadi dasar bagi worldview kita. Pemahaman terhadap Allah yang menciptakan dunia ini didahului dengan pengakuan terhadap Allah Tritunggal (Trinitarian Biblical Worldview). A faithful biblical worldview begins with this Trinitarian confession – there is one God in three person – centered in Jesus Christ (Gohen and Bartholomew, 2011, 32). Kita mulai dengan sebuah pengakuan bahwa Yesus itu adalah Tuhan (Roma 10:9, 1 Kor 12:3). Mengakui Yesus adalah Tuhan berarti Yesus bersama Bapa dan Roh Kudus menciptakan segala sesuatu dan menopangnya. Dia memulihkan dan memperbaharui segala sesuatu dan pada akhirnya Dia akan menghakimi segala sesuatu. Jesus is Creator, Redeemer, and Lord. Kita mengakui ketuhanan Kristus atas alam semesta. Jesus Christ’s lordship over all life.

Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel pada pasal pertamanya “Kami percaya kepada satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta Langit dan bumi, segala yang kelihatan dan tidak kelihatan.” Pengakuan ini bersumber dari Kitab kejadian 1, yang berisi kisah penciptaan dimana setiap selesai menciptakan, Allah melihat ciptaan-Nya dan menyatakan bahwa semuanya baik.Semua ciptaan yang baik ini menjadi rusak ketika manusia memberontak terhadap Allah. Sebagai ciptaan, manusia seharusnya tunduk sepenuhnya kepada Allah. Sejak kejatuhan manusia dalam dosa,  tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang tidak berdosa. Allah sendiri telah menebus dunia ini melalui pengorbanan AnakNya, Yesus Kristus di kayu salib. Dan pada suatu hari kelak Tuhan akan memulihkan ciptaan kepada keadaan yang sempurna. Goheen dan Bartholomew melukiskan hal ini sebagai drama of Scriputure (Gohen and Bartholomew, 2011, 32).

  1. God (in Christ and by the Spirit) creates the world.
  2. sin cripples, twist, and thwart that creation
  3. God acts to heal, straighten, and restore
  4. God finally reconciles the entire cosmos to himself

Restorasi Menyeluruh Melalui Kematian dan Kebangkitan Kristus

Kematian Yesus pertanda kekalahan dari semua yang melawan dan memberontak terhadap kekuasaan/kedaulatan Allah. Dan pemulihan bertujuan agar segala ciptaan memperoleh kehidupan kembali dibawah kekuasan/pemerintahan Tuhan. Melalui salib kuasa kegelapan dikalahkan. Salib menunjukkan kemenangan Kristus melawan dosa dan membebaskan seluruh kehidupan manusia dari cengkeraman dosa.

A Christian worldview recognizes that everyone has a fallen nature (Whetstone, 2003, 60). Ya, hanya karya penebusan Kristus di kayu salib yang membebaskan manusia yang telah jatuh dalam dosa. In the death of Jesus, God acts to accomplish the salvation of the entire creation: Jesus dies for the world (Bartholomew and Gohen, 2004, 164). Pdt. Eka Damaputera meyakini keselamatan melalui Kristus. Beliau mengungkapkan dengan kalimat berikut,

Menurut keyakinan saya, inti dari soteriologi Kristen, adalah :

  1. bahwa semua orang, tanpa terkecuali, berdosa dan oleh karena itu hanya layak untuk memperoleh hukuman dan dibinasakan;
  2. bahwa semua orang, tanpa terkecuali tidak mampu menyelamatkan diri sendiri; dan
  3. bahwa semua orang, tanpa terkecuali, dikaruniai kemungkinan menerima anugerah keselamatan dari Allah, melalui iman kepada Karya penebusan Tuhan Yesus Kristus (Darmaputera, 1996, 178).

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Dosa telah menyelewengkan segala ciptaan menjauh dari tujuan penciptaan semula yang Allah tetapkan. Karya Allah yang menyelamatkan dan membaharui akan mengarahkan kembali segala ciptaan kepada tujuan Nya dan kemualian-Nya. Sin, a spiritual power, misdirects every aspect of the creation away from its rightful Lord, its healthy functioning, and its intended goal. God’s work of renewal is, by his own spiritual power, to redirect that whole creation back to himself, to its healthy functioning, to its intended goal, and to its place in the creation order (Gohen and Bartholomew, 2011, 64).

Kematian Yesus Kristus sebagai anak domba Allah yang menggantikan kita yang seharusnya dikutuk dan dibinasakan. Dosa kita ditanggung-Nya dikayu salib. Karena kematian Yesus untuk kita maka kita tidak lagi hidup dibawah kutuk. Jesus adalah korban terakhir untuk menebus dosa kita. Melalui kematian dan kebangkitanNya, kita diberkati dalam persekutuan abadi dengan Tuhan. Semua ini merupakan karya Tuhan yang menyelamatkan. Yang perlu kita lakukan adalah bertobat dan mengaku dosa kita dan berbalik kepada Yesus di dalam iman.

The victory of God’s kingdom, however, required the death of Jesus Christ as the Lamb of God, who suffered the covenant curse for our sins. The full covenantal judgment of God for all the sins of the world fell on Jesus as he hung on the cross, forsaken by Father. Because he suffered that abandonment, we are no longer cursed for our disobedience. Jesus became the final, ultimate sacrifice for sins, and by his death and triumphal resurrection we are offered the free covenant blessing of abundant and eternal life in fellowship with God. The work is all God’s. We have merely to repent of our sins and turn to Christ in faith (Walsh and Middleton, 2010, 81).

Sejauh ini kita sudah dapat melihat keterpautan yang terdapat dalam narasi Alkitab yang berfokus pada creation (penciptaan), sin (dosa) dan restoration (pemulihan). Ada relasi diantara ketiganya yaitu dosa telah merusak ciptaan Allah yang baik dan karya penyelamatan dari Allah memulihkannya. Relationship among these three: sin corrupts God’s good creation, and God’s salvation restores it (Gohen and Bartholomew, 2011, 61). Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan kemenangan bagi kerajaan Allah yang akan memulihkan ciptaan Allah yang baik.


Keseluruhan Ciptaan Yang Dipulihkan

Alkitab dimulai tentang Allah, eksistensi Allah. Our worldview journey begins with God. Allah yang menciptakan segala sesuatu. Allah yang menciptakan alam semesta inilah yang menjadi dasar pembahasan Christian worldview. Pada umumnya pemahaman kita terhadap penciptaan hanya berkaitan dengan alam dan manusia. Jika ditelaah lebih jauh penciptaan menurut Alkitab lebih luas. Adam dan Hawa diberikan tugas oleh Tuhan melaksanakan mandat budaya untuk menaklukkan bumi dan berkuasa atas ciptaan lainnya serta beranak cucu. Hal ini berarti melakukan segala aktivitas untuk mengelola alam termasuk membangun budaya untuk kehidupan manusia. Penciptaan menyangkut semua aspek kehidupan manusia – personal, sosial, kultural. “Creation” had a much broader scope of meaning for Old Testament Israel than it does for us today. Creation includes the cultural and social endeavors of human being and thus covers the whole of human life – personal, social, cultural (Gohen and Bartholomew, 2011, 39).

Semua ciptaan itu baik. Dosa telah merusak semuanya. Melalui karya penebusan Kristus, semuanya akan diperbaharui. Pemulihan ini meliputi seluruh aspek kehidupan manusia termasuk juga akal budi dan juga ciptaan lainnya diluar manusia. God’s renewal is across the whole range of human life but also extends to the nonhuman creation (Gohen and Bartholomew, 2011, 54).

Pemulihan komprehensif tercantum dalam Kisah Para Rasul 3:21, “Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantara nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.” Tuhan sendiri yang memproklamirkan, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (Wahyu 21: 5).


Rekan Sekerja Allah

Manusia harus menghargai dunia yang diciptakan oleh Allah. Kejatuhan manusia dalam dosa telah merusak segala sesuatu. Walaupun demikian ciptaan Nya masih cukup baik dan Allah menopang ciptaanNya sehingga tidak binasa. Melalui anugrah umum (common grace) Tuhan memberdayakan manusia sebagai pelayanNya untuk mengelola, menguasai dan memajukan peradaban. People are to honor the world because it is God’s creation. The fall has corrupted all created things, but His creation is still good. By His common grace, God sustain His creation and constrains the full effects of the fall, assigning and enabling humans to cultivate, rule, and advance civilization as His steward (Whetstone, J. Thomas, 2013, 66)..

Sebagai pengikut Kristus kita dipanggil menjadi rekan sekerja Allah untuk ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah dalam pemulihan seluruh ciptaaNya, dengan menjadi saksi Kristus dalam seluruh aspek kehidupan publik kita – business, akademisi, politik, keluarga, peradilan pidana, media, seni dan setiap lini yang bersangkut paut dengan pengalaman manusia. Since the gospel is about God’s rule over all creation, all nations, and all of human life, the mission of Jesus’ followers is as wide as creation itself. They have been commissioned to witness to the gospel in all of public life – business, scholarship, politics, family, criminal justice, art media-and every other corner of human experience (Gohen and Bartholomew, 2011, 6). Kerajaan Allah akan dipulihkan secara menyeluruh dan utuh. Seluruh kehidupan manusia dan ciptaan lainnya akan dipulihkan untuk melayani Tuhan sebagaimana rencana awal penciptaan. Inilah tujuan dari narasi Alkitab.


Christian Worldview di GKI

Karya penyelamatan Allah melalui Kristus secara eksplisit tercantum dalam mukadimah dan penjelasan tentang mukadimah di Tata Gereja GKI. Karya penyelamatan Allah bersifat universal dan meliputi segala sesuatu. Kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus – Tuhan dan Juru Selamat dunia – yang dengan kuasa Roh Kudus di panggil dan diutus Allah untuk berperan serta dalam mengerjakan misi Allah yaitu karya penyelamatan Allah di dunia.

Karya penyelamatan ini melibatkan umat manusia dan dunia. Karya penyelamatan Allah itu membebaskan dunia dan manusia dari dosa dan membawa dunia serta menusia kepada kehidupan baru. Dalam kerangka sejarah penyelamatan Allah di dunia, misi Allah dinyatakan juga melalui misi gereja, dan dengan demikian misi gereja bersumber dari dan melayani misi Allah. Restorasi ciptaan Allah meliputi keseluruhan dan keutuhan ciptaan. “Keutuhan ciptaan” adalah bahwa seluruh ciptaan Allah saling terkait di dalam satu sistem kehidupan yang integral, di mana semua yang ada di dalamnya saling bergantung dan saling membutuhkan satu sama lain.

Jelas Christian Worldview yang bersumber dari narasi Alkitab mengenai penciptaan – kejatuhan – pemulihan tergambarkan dalam mukadimah dan penjelasan tentang mukadimah Tata Gereja GKI. Jemaat GKI turut serta sebagai rekan sekerja Allah untuk berperan serta dalam mengerjakan misi Allah yaitu karya penyelamatan Allah dalam memulihkan seluruh ciptaan Allah (human dan non human creation). Berikut beberapa alinea dan penjelasan mukadimah yang dikutip dari Tata Gereja GKI.

Secara universal, gereja bersumber pada Allah yang menyelamatkan melalui karya-Nya di dalam dan sepanjang sejarah. Karya penyelamatan Allah – yang mencapai puncaknya dalam Tuhan Yesus Kristus – dilakukan secara menyeluruh dan meliputi segala sesuatu menuju pemenuhan Kerajaan Allah. Dalam karya penyelamatan itu, melalui perjanjian-Nya, Allah menghimpun umat pilihan-Nya yang dimulai dari umat Israel dan dilanjutkan dengan umat Allah yang baru dalam Tuhan Yesus Kristus melalui kuasa Roh Kudus, yaitu gereja. Keesaan gereja itu adalah keesaan dalam kepelbagaian. Dengan demikian, gereja adalah persekutuan yang esa dari orang-orang beriman kepada Yesus Kristus – Tuhan dan Juru Selamat dunia – yang dengan kuasa Roh Kudus di panggil dan diutus Allah untuk berperan serta dalam mengerjakan misi Allah yaitu karya penyelamatan Allah di dunia (Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, Mukadimah, Alinea 2, 2009, 5)

Sumber keberadaan gereja di dunia bukan dari dirinya sendiri dan bukan dari dunia ini, melainkan dari Allah yang melakukan karya penyelamatan-Nya di dalam dan sepanjang sejarah. Ungkapan “di dalam dan sepanjang sejarah” menunjuk pada karya penyelamatan Allah yang melingkupi seluruh waktu dan peristiwa dalam dunia ini sejak manusia jatuh ke dalam dosa sampai akhir zaman. Karya penyelamatan ini melibatkan umat manusia dan dunia (Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, Penjelasan Tentang Mukadimah, Alinea 2.1, 2009, 9)

Karya penyelamatan Allah itu membebaskan dunia dan manusia dari dosa dan membawa dunia serta menusia kepada kehidupan baru yang sesungguhnya dalam relasi yang benar dengan Allah dengan sesama, dan seluruh ciptaan (Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, Penjelasan Tentang Mukadimah, Alinea 2.2, 2009, 9)

. . . Sejarah keselamatan itu dimulai dari sejarah tindakan Allah melalui umat Israel, lalu sejarah tindakan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus, dan dilanjutkan dengan sejarah karya Allah melalui gereja-Nya (Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, Penjelasan Tentang Mukadimah, Alinea 2.4, 2009, 9)

Karya penyelamatan Allah yang universal dan meliputi segala sesuatu disebut misi Allah. Pada hakikatnya Allah sendiri yang menjalankan misi-Nya. Namun gereja mendapat tempat dan panggilan untuk turut berperan serta dalam pemberlakuan misi Allah itu melalui pelaksanaan misinya sendiri. Misi Allah tidak dapat dibatasi hanya pada misi gereja. Dalam kerangka sejarah penyelamatan Allah di dunia, misi Allah dinyatakan juga melalui misi gereja, dan dengan demikian misi gereja bersumber dari dan melayani misi Allah (Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, Penjelasan Tentang Mukadimah, Alinea 3.1, 2009, 11)

Yang dimaksud dengan “keutuhan ciptaanadalah bahwa seluruh ciptaan Allah saling terkait di dalam satu sistem kehidupan yang integral, di mana semua yang ada di dalamnya saling bergantung dan saling membutuhkan satu sama lain. Punahnya atau rusaknya satu unsur akan mengganggu keutuhan seluruh sistem. Pada gilirannya ini akan membahayakan semua unsur di dalam sistem yang bersangkutan (Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, Penjelasan Tentang Mukadimah, Alinea 10.3, 2009, 15)


Daftar Pustaka

  1. Bartholomew, Craig G and Gohen, Michael W. 2004. The Drama of Scripture: Finding Our Place in the Biblical Story. Baker Academic, Grand Rapids.
  2. BPMS GKI. 2009. Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Indonesia. PT. Adhitya Andrebina Agung, Jakarta.
  3. Darmaputera, Eka, 1996. Boleh Diperbandingkan, Jangan Dipertandingkan: Refleksi tentang Ajaran Kristen di tengah-tengah Ajaran-Ajaran lain di dalam Penuntun – Jurnal Teologi dan Gereja Vol.2, No.6, Januari – Maret 1996. Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat, Jakarta.
  4. Gohen, Michael W. and Bartholomew, Craig G, 2008. Living at the Crossroads: An Intriduction to Christian Worldview. Baker Academic, Grand Rapids.
  5. Kinnaman, David and Lyons, Gabe. 2007. UnChristian: What a New Generation Really Thinks about Christianity . . . and Why It Matters. BakerBooks, Grand Rapids, Michigan, USA.
  6. Whetstone, J. Thomas. 2013. Leadership Ethics & Spirituality: A Christian Perspective. WestBow Press, USA.
  7. Walsh, Brian J and Middleton, J. Richard. 2010. The Transforming Vision: Shaping a Christian Worldview. IVP Academic, USA.